Hillary Clinton mengecam gagasan paspor ramah sesama jenis
Hillary Clinton telah lama dalam posisi yang menentang hak-hak kaum gay sampai pada perubahan pendiriannya baru-baru ini – yang sebenarnya muncul lagi dalam email yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri pada hari Rabu.
Empat tahun yang lalu, ketika Clinton masih menjabat sekretaris negara, ia meledak-ledak kepada para staf di email nya mengenai usulan untuk mengganti istilah “ibu” dan “ayah” pada paspor dengan “orang tua satu” dan “orang tua dua” untuk mewakili keluarga-keluarga tanpa pernikahan tradisional.
“Saya tidak membela keputusan itu, yang saya tidak setuju akan dan tidak mengetahui tentang di depan Kongres ini,” tulisnya. “Saya bisa bertahan dengan membiarkan orang-orang dalam keluarga non-tradisional untuk memilih deskripsi lain selama kita mempertahankan istilah ibu dan ayah. Kita perlu untuk mengatasi masalah ini sesegera mungkin atau kita akan menghadapi gelombang media yang dihasilkan oleh Fox yang dipimpin oleh Sarah Palin dkk.”
Email tersebut dikirim kepada ajudan Cheryl Mills dan Jake Sullivan dan cepat ditanggapi oleh Mills, yang berjanji bahwa ia akan “menjangkau orang-orang untuk mencari tahu.”
Hari kemudian, label yang netral dengan jenis kelamin itu dihapus dari semua formulir paspor.
Clinton sebelumnya telah menerima kritik atas oposisi intens nya terhadap pernikahan sesama jenis sampai pada tahun 2013, ketika saat itu pandangannya tiba-tiba berubah.
Baru-baru ini, Taylor Branch teman dekat Bill Clinton menceritakan sebuah percakapan di mana sang mantan presiden menjelaskan bahwa istrinya mengalami ketidaknyamanan untuk berada di sekitar orang-orang gay.
Branch ingat Bill Clinton pernah mengatakan bahwa “Hillary tidak merasa nyaman berada di sekitar orang-orang gay yang bertingkah atau yang mendorong batas kesabarannya. Ia memiliki ketidaknyamanan akan hal itu.”
Branch juga ingat Bill Clinton pernah menjelaskan bahwa pelopor Demokrat 2016 memiliki ‘ketidaknyamanan” dengan isu-isu hak orang gay dan benar-benar merasa tertanggu dengan beberapa hal ini.”
Sebaliknya, pesaing nomor dua Bernie Sanders memiliki sejarah panjang yang membela hak-hak orang gay, bahkan mendeklarasikan hari kebanggaan orang-orang gay selama waktu ia menjabat sebagai walikota Burlington di Vermont pada tahun 1983 – 32 tahun sebelum SCOTUS membuat keputusan federal tentang pernikahan sesama jenis.
Ia juga memilih menentang Pertahanan UU Perkawinan tahun 1996 yang mendefinisikan pernikahan sebagai “persatuan hukum antara seorang pria dan seorang wanita,” dan memberi negara hak untuk menolak mengakui pernikahan sesama jenis yang dilakukan di negara-negara lain. “Pada tahun 1996, ini adalah pemilihan suara yang sulit,” kata Sanders kepada The Hill. “Tidak banyak orang menentangnya, tapi saya menentangnya.”
- Source : sputniknews.com