Terungkap: Pelapor yang membelot, melawan pemalsuan laporan-laporan mengenai ISIS
Salah satu analis pertahanan CENTCOM (Komando Pusat) yang telah memoles laporan-laporan tentang kampanye melawan ISIS telah diketahui, bersama degan dua pejabat yang ia tunjuk sebagai biang keladinya. Dewan Perwakilan Rakyat AS dan komite Senat telah mengambil minat dalam penyelidikan kasus tersebut.
Gregory Hooker, seorang analis yang sama dimana satu dekade lalu mengkritik rencana invasi Irak pada tahun 2003 sebagai langkah yang “amatiran dan tidak realistis” dan disebut oleh New York Times sebagai salah satu pencetus keluhan terhadap Komando Pusat AS (CENTCOM). Keluhan yang diajukan oleh Hooker dan para analis lain didukung oleh 50 rekan-rekan mereka, Daily Beast mengungkapkannya pada awal bulan ini.
CENTCOM mempekerjakan sekitar 1.500 analis intelijen yang terdiri atas pegawai sipil, anggota-anggota militer dan kontraktor-kontraktor di pangkalan udara MacDill di Tampa, Florida. Keluhan tersebut menuduh dua pejabat senior di CENTCOM, Mayjen Steven Grove dan wakil sipilnya Gregory Ryckman atas perubahan rancangan intelijen pada serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, menurut New York Tmes.
Para mantan pejabat dan yang masih menjabat di CENTCOM yang berbicara memiliki pendapat-pendapat yang berbeda tentang apa yang mungkin telah mendorong perubahan penilaian intelijen tersebut. Beberapa analis berspekulasi bahwa para pemimpin CENTCOM takut bahwa berita yang buruk akan memancing kemarahan di Gedung Putih, sementara yang lain berbicara berat sebelah kedalam lembaga kemiliteran.
Salah satu contoh terperinci yang diberikan kepada keluhan tersebut bahwa para analis harus mengutip beberapa sumber untuk mengkonfirmasikan berita buruk, sementara berita baik tidak memerlukan verifikasi yang terperinci. Para pejabat senior mengirimkan email-email yang memperingatkan terhadap penggunaan frase-frase pesimis, menurut salah seorang pejabat. Dalam beberapa kasus, kesimpulan pada laporan-laporan benar-benar berubah.
Pada akhirnya, sengketa tersebut adalah tentang apakah pihak militer bersikap jujur tentang situasi politik dan agama di Irak dan apakah sebuah kampanye pengeboman dapat mengubahnya, menurut The New York Times.
“Apa tujuan dari strategi ini? Tidak ada. Ini adalah peperangan yang tak ada habisnya,” kata David Faulkner, mantan direktur di CENTCOM yang bekerja dengan para analis pembangkang.
Seorang mantan kepala CENTCOM Joint Intelligence Center, pensiunan Kolonel Marinir Stephen Robb percaya bahwa para analis mungkin sedang merencanakan sesuatu. “Jika mereka mengatakan ada asap, mulailah mencari pemadam kebakaran,” katanya.
Sementara inspektur jendral Pentagon sedang menyelidiki keluhan tersebut, para staf Komite Pemilih Senat pada Intelijen dan Komite Senat Angkatan Bersenjata sudah bertemu dengan Hooker.
“Kami sedang memulai proses untuk mengumpulkan ingormasi tentang hal ini, dan kami bekerja sama dengan semua komite yurisdiksi untuk memiliki sebuah upaya yang terkoordinasi,” ketua House Permanent Select Committee on Intelligence, David Nunes mengatakan kepada Bloomberg.
Karena menandatangani sebuah keluhan dari pelapor dapat mengancam jabatan, komunitas para analis mengawasi penyelidikan ini dengan teliti, seorang mantan kepala Badan Intelijen Pertahanan David Shedd menulis di kolom Defense One minggu ini.
“Para analis intelijen ada untuk memberikan penilaian-penilaian yang berisi dan apa adanya kepada para pengambil keputusan. Penilaian tersebut harus selalu berdasarkan fakta-fakta dan alasan yang nyata, bahkan jika penilaian tersebut melawan narasi-narasi politik tertentu,” tulis Shedd. “Setiap analisa yang menyimpang memiliki potensi untuk menyebabkan keputusan kebijakan yang cacat dan kebijakan yang gagal dalam jangka panjangnya.”
Koalisi yang dipimpin oleh AS secara resmi melancarkan sebuah kampanye pemboman melawan ISIS pada bulan September 2014, terbang diatas 50.000 orang dan meluncurkan 6,700 serangan udara dengan biaya sebesar $4 miliar. Meskipun para pejabat AS telah menegaskan bahwa kampanye tersebut “melemahkan” ISIS, kelompok ini telah membuat keuntungan-keuntungan baik di Irak dan Suriah.
Dikabarkan kesal dan frustasi dengan perkembangan kampanye pemboman tersebut, Presiden Utusan Khusus untuk Koalisi Global Kontra ISIS mengumumkan akan mengundurkan diri pada bulan November. Bagaimanapun juga mantan Marinir Jenderal John Allen mengatakan kekhawatirannya atas kesehatan istrinya yang buruk.
- Source : www.rt.com