1 dari 3 anak-anak dan remaja Amerika memakan makanan cepat saji setiap hari
Sebuah laporan pemerintahan baru menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga dari anak-anak dan remaja di AS memakan makanan cepat saji setiap hari. Lebih dari 12 persen diperoleh dari makanan sehari-hari mereke yang memakan makanan cepat saji, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit/Centers for Disease Control and Prevention.
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya terkejut akan hal ini,” kata Cheryl Fryar (salah satu penulis penelitian tersebut) kepada Guardian.
Di setiap harinya, 34,3 persen anak-anak dan remaja Amerika antara usia 2 dan 19 memakan pizza, ayam goreng, Taco atau hidangan lainnya yang disiapkan di restoran cepat saji, menurut data yang dikumpulkan oleh CDC dan diterbitkan pada hari Selasa.
Dari kelompok tersebut, 10,7 persen anak-anak dan remaja mendapatkan asupan kalori harian sebesar 25-40 persen dari makanan cepat saji – dan 12,1 persen mendapatkan lebih dari 40 persen. Laporan ini menunjukkan hasi yang sama antara laki-laki dan perempuan, dan memotong tingkat pendapatan. Sekitar 11,5 persen dari mereka yang disurvei sangat dekat dengan tingkat kemiskinan dan 13 persen lainnya berasal dari tingkatan ekonomi yang lebih tinggi.
Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association pada tahun 2013 menemukan bahwa makanan cepat saji yang lebih murah memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Makalah ni juga menemukan bahwa restoran-restoran cepat saji berkumpul di sekitar sekolah, khususnya sekolah-sekolah di lingkungan yang berpenghasilan rendah.
Satu perbedaan signifikan dalam laporan tersebut berhubungan dengan usia. Secara keseluruhan, anak-anak antara usia 2 dan 11 tahun lebih jarang memakan makanan cepat saji jik dibandingkan dengan remaja umur 12 dan 19. Pada hari-hari biasa, 8,7 persen dari anak-anak muda memakan makanan cepat saji, dibandingkan dengan 16,9 persen dari anak-anak yang lebih tua. Pola tersebut dilihat tanpa adanya kategori jenis kelamin, ras atau etnis, status berat badan atau pendapatan keluarga.
Sementara laporan ini menemukan perbedaan tipis antara anak-anak perempuan dan laki-laki, para peneliti menyadari sebuah perbedaan pada tingkat konsumsi makanan cepat saji menurut ras dan etnis. Anak-anak Asia-Amerika lebih jarang memakan makanan cepat saji dibandingkan dengan teman-teman mereka – hanya 8 persen yang mengkonsumsinya di setiap hari. Angka tersebut kemudian dibandingkan dengan 11,2 persen dari anak-anak Latino, 13,1 persen dari anak-anak kulit putih dan 13,9 persen dari anak-anak Afrika-Amerika.
Para peneliti berspekulasi bahwa makanan cepat saji tidak banyak dikonsumsi di rumah tangga orang-orang Asia-Amerika karena keluarga tersebut tidak berasimilasi/berbaur dengan gaya hidup AS, termasuk kebiasaan makan nya. 27,4 persen dari anak-anak Asia di AS lahir di luar negeri, dibandingkan dengan 19,7 persen anak-anak Latino, 2,5 persen kulit putih dan 1,9 persen dari kulit hitam.
Menurut CDC, obesitas dini pada anak-anak telah meningkat dua kali lipat dan empat kali lipat pada remaja dalam 30 tahun terakhir,” dan konsumsi makanan cepat saji telah dikaitkan dengan kenaikan berat badan pada orang dewasa. Makanan cepat saji telah dikaitkan dengan asupan kalori yang tinggi namun kualitas diet yang buruk.
Laporan baru tersebut juga menemukan bahwa 65,7 persen anak-anak dan remaja tidak mengkonsumsi makanan cepat saji di setiap harinya.
Untuk mengumpulkan bagi penelitian tersebut, CDC men-survei sekitar 3.100 anak-anak – atau orang tua mereka – untuk mengetahui apa yang mereka makan sepanjang tahun 2011 dan 2012.
- Source : www.rt.com