Pengadilan Perancis menguatkan putusan bersalah dalam kasus peracunan Monsanto
Sebuah pengadilan di Perancis telah menguatkan putusan tahun 2012 terhadap biotek raksasa Amerika, Monsanto, yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bersalah atas peracunan. Seorang petani lokal mengatakan bahwa ia menderita penyakit kerusakan saraf akibat menghirup Lasso, cairan pembunuh rumput mereka.
Monsanto bertanggung jawab atas peracunan yang disebabkan oleh cairan pembunuh gulma, pengadilan menekankan. Perusahaan tersebut telah diperintahkan unuk memberikan kompensasi kepada Paul Francois, seorang petani sereal (sang penggugat).
Petani tersebut mengaku senang dengan hasilnya dan menambahkan: “David dapat menang melawan Goliath…. Dan raksasa seperti Monsanto tidaklah berada diatas hukum.”
Perusahaan raksasa Amerika tersebut masih berencana untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan, sementara tetap bersikeras bahwa produknya aman untuk digunakan.
“Keputusan ini sangat mengejutkan mengingat ketidakakuratan dan kesalahan yang menyorot bukti dari Paul Francois,” kata pengacara perusahaan Monsanto, Daniel Bretzner. “Namun ini hanyalah langkah lainnya dan diskusi serta pertarungan ini akan terus berlanjut,” tambahnya.
Bretzner yakin bahwa kompensasinya akan sangat kecil. “Kita membicarakan tentang jumlah uang yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Ia sudah menerima ganti rugi (oleh asuransi) dan ada aturan yang mendasar bahwa seseorang tidak bisa mendapatkan ganti rugi untuk kedua kalinya,” kata Bretzner.
Kasus ini didengar oleh pengadilan banding di kota tetangga Lyon. Kasus seperti ini adalah yang pertama kali diadakan di Perancis.
Menurut Francois, kesehatannya memburuk pada tahun 2004 setelah ia menghirup asap dari pembunuh gulma tersebut saat menggunakan produk Monsanto pada tanaman jagungnya. Ia mengatakan bahwa ia menderita karena gejala-gejala seperti kehilangan memory, sakit kepala dan gagap.
Sepanjang kasus, Francois menyatakan bahwa Monsanto sudah mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh Lasso bahkan sebelum menarik produknya dari pasar Perancis pada tahun 2007.
Cairan pembunuh ini mengandung monochlorobenzene tingkat tinggi yang sangat beracun. Produk ini ditarik dari Kanada pada tahun 1985 dan kemudian dilarang di Belgia dan Inggris pada tahun 1992. Monsanto bahkan secara sukarela menarik produknya di AS beberapa tahun lalu , dengan alasan-alasan yang komersil.
Produk lain yang dihasilkan Monsanto juga telah dianggap berbahaya, termasuk Roundup, menurut Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), yang merupakan bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Roundup Mosanto mengandung glisofat, yang “mungkin karsinogenik bagi manusia,” penelitian IARC menyabutkan.
Monsanto segera menuntut pencabutan, dan menganggap tim peneliti IARC “ilmu sampah”.
- Source : www.rt.com