Pemimpin tertinggi Iran: Tidak akan ada Israel lagi dalam 25 tahun
Israel tidak akan ada lagi dalam seperempat abad, Ayatollah Ali Khemenei pemimpin tertinggi di Iran mengatakan hal ini dalam pidatonya pada pekan lalu di Teheran dan dilaporkan oleh media pemerintah.
“Saya mengatakan (kepada Israel) bahwa mereka tidak akan melihat akhir 25 tahun dari sekarang,” Islamic Republic News Agency mengutip ucapan Khamenei pada hari Rabu di Masjid Imam Khomeini.
Khamenei mengangkat isu tersebut saat membahas kesepakatan nuklir baru-baru ini dengan yang disebut P5+1 – Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Cina dan Rusia – yang dimana, diantara hal lainnya Iran setuju untuk memangkas stok dan sentrifugal pengayaan uranium untuk pertukarannya dengan pencabutan sanksi-sanksi Barat terhadap Iran.
Perjanjian ini memungkinkan Badan Energi Atom Internasional untuk mengakses fasilitas Iran dan memverifikasinya. Namun, pemerintahan Obama telah menghadapi kecaman sengit atas kesepakatan dari kedua sisi tersebut, terutama dari Partai Republik yang telah berjanji untuk menjegal kesepakatan meskipun fakta dari sang Presiden yang dikabarkan memiliki dukungan yang cukup untuk melarang setiap tindakan tersebut.
Pidato Khamenei menjanjikan untuk membuat kesepakatan yang lebih tajam dan akan menjadi perdebatan.
Beberapa tindakan perjanjian ini akan tetap berlangsung selama 25 tahun. Menangkap rentang waktu tersebut, Khamenei mencatat beberapa pengamat yang mengatakan bahwa hal ini seharusnya meredakan kekhawatiran Israel tentang senjata nuklir Iran selama rentang waktu tersebut.
“Insya Allah, tidak akan ada lagi rezim Zionis dalam 25 tahun. Sampai pada waktunya, moral jihad dan heroik serta perjuangan tidak akan memberikan ketenangan bagi para Zionis,” katanya, menurut IRNA.
London, dimana ia bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil kesempatan ini untuk menegaskan kembali pertentangannya terhadap kesepakatan nuklir tersebut, dan mengatakan bahwa kata-kata Khamenei tidak memberikan pendukungnya “ruang untuk berilusi”.
“Ia telah membuat jelas bahwa AS adalah Setan yang sebenarnya dan Iran berniat untuk menghancurkan negara Israel. Ini tidak akan terjadi. Israel adalah negara yang kuat,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan. “Namun, kesimpulan yang muncul dari pernyataan dari tiran di Teheran ini adalah bahwa semua negara yang bertanggung jawab harus bekerja sama untuk menghentikan terorisme dan agresi Iran yang saya sesalkan, hanya akan meningkatkan ketegangan sebagai akibat dari perjanjian tersebut.”
Khamenei mengatakan dalam sambutannya bahwa perundingan nuklir tersebut akan menjadi transaksi terakhir antara Iran dan Amerika Serikat. Ia menuduh Washington bahwa mereka mengadakan negosiasi dengan Iran hanya untuk mempengaruhi negaranya dan memaksakan tuntutannya, ia mengatakan menurut Press TV yang dikelola negara.
“Kami sepakat untuk mengadakan pembicaraan dengan Amerika hanya pada masalah nuklir dan untuk alasan tertentu, dan alhamdulillah, para negosiator kami melakukan pekerjaannya dengan baik,” tambahnya.
Amerika mengambil sebuah langkah pendekatan yang munafik terhadap Iran, pemimpin tertinggi Iran itu menduga dan mengatakan, “Salah satu (pejabat AS) tersenyum sementara yang lainnya menyusun tagihan-tagihan terhadap Iran.”
Almarhum Ayatollah Ruhollah Khomeini yang diteruskan oleh Khamenei pada tahun 1989, selalu menggambarkan Amerika Serikat sebagai “Setan yang sesungguhnya”, kata Khamenei. (Khomeini, seorang pemimpin oposisi yang dipaksa ke pengasingan pada tahun 1963, pada masa pemerintahan Mohammad Reza Syah Pahlevi yang didukung oleh AS, mengambil alih kekuasaan pada tahun 1979 setelah Pahlevi dipaksa pergi ke pengasingan).
“Beberapa orang bersikeras menyamarkan Setan yang sesungguhnya ini sebagai malaikat penyelamat. Namun, bangsa kita telah mengusir setan ini dari negaranya; Kita harus menjaganya, ketika kita mengusirnya lewat pintu, ia bisa kembali melewati jendela dan mendapatkan pengaruhnya kembali,” katanya.
- Source : edition.cnn.com