NASA berencana untuk mendarat disebuah bulan satelit Jupiter, Europa, untuk mencari kehidupan
NASA dapat meluncurkan roket peneliti untuk mengeksplorasi bulan dari planet Jupiter yang disebut Europa yang merupakan kandidat planet yang paling memungkinkan untuk menyokong kehidupan di tata surya setelah Bumi, para ilmuwan NASA mengumumkannya selama konferensi Space.
Misi ruang angkasa NASA yang akan datang dapat memberikan penjelasan pada salah satu tempat paling menarik yang relatif dekat dengan planet kita, dan dengan menggunakan roket riset, kita mampu untuk memeriksa permukaan es di tubuh orbitalnya secara dekat yang menyembunyikan lautan luas yang dapat menopang kehidupan, Space.com melaporkan.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dunia es ini memiliki permukaan lautan yang besar dibawahnya dan kedalamannya melebihi dua kali lipat kedalaman laut terdalam di Bumi. Bulan ini telah ada selama miliaran tahun, yang hampir setua Tata Surya kita. Selain itu, bulan tersebut terhubung dengan mantel yang berbatu, yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia dan dapat menimbulkan konsepsi dari kehidupan.
Kondisi-kondisi di Europa telah lama menarik perhatian para ilmuwan, sehingga bulan es tersebut menjadi tujuan utama bagi para ahli astrobiologi.
Sekarang NASA semakin dekat untuk memuaskan rasa penasaran ini, karena berencana untuk menambah roket risetnya pada misi ruang angkasa Europa, yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2020-an. Fokus utama dari misi ini akan mempelajari bulan ini dari orbitnya, namun NASA juga mengincar eksplorasi permukaannya juga.
“Kami secara aktif mengejar kemungkinan-kemungkinan pendaratan disana,” Robert Pappalardo mengatakan dalam sebuah diskusi di konferensi Space 2015 awal bulan ini (seorang ilmuwan untuk proyek Europa NASA di divisi Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California).
NASA kini sedang menganalisis kemungkinan biaya penambahan jika menambahkan modul permukaan untuk misinya.
“Nasa telah meminta kami untuk menyelidiki: Apa yang harus dilakukan? Beberapa biaya yang dibutuhkan? Bisakah kita menaruh sebuah paket kecil dipermukaan Europa dengan misi ini?” Kata Robert Pappalardo.
Badan antariksa Amerika tersebut juga telah menghubungi rekan-rekan mereka di Eropa dengan sebuah proposal untuk mengambil bagian dalam misi ini dan berkontribusi untuk pendaratannya, alat penembus es, atau aspek lain mengenai permukaan dalam misi ini, Spaceflight Now melaporkan pada bulan April.
Misi Europa itu sendiri sudah didalam buku agenda lembaga ruang angkasa Amerika, dan dapat diluncurkan pada awal 2022, Space.com melaporkan.
Ide awal dari misi NASA ini adalah untuk mempelajari secara ekstensif bulan es Jovian ini dari atas. Sebuah pesawat ruang angkasa robot akan mencapai orbit Europa dan melakukan pengelilingan sebanyak 45 kali selama sekitar dua setengah tahun.
Pesawat ruang angkasa tersebut akan menggunakan sebanyak sembilan alat yang berbeda untuk mempelajari Europa, termasuk kamera beresolusi tinggi, pendeteksi panas dan radar penembus es. Para ilmuwan percaya ini akan memberi mereka banyak data baru tentang komposisi Europa, sifat dari lautan bawah tanahnya, serta kemampuannya untuk menyokong kehidupan, Space.com melaporkan dengan menguti para pejabat NASA.
Misi ini juga diharapkan untuk melayani misi pengintaian untuk memfasalitasi pendaratan di masa depan, karena untuk sampai ke dunia es ini akan benar-benar menjadi tantangan besar, menurut para spesialis di NASA.
“Kami benar-benar tidak mengetahui seperti apa permukaan Europa pada skala tabel ini, pada skala pendarat – apakah datarannya halus, sangat kasar atau penuh dengan ujung-ujung yang runcing,” Curt Neibur, ilmuwan program Europa di NASA Washington, mengatakan dalam konferensi pers mengumumkan misi ini.
“Tanpa mengetahui bentuk dari permukaannya, kita akan sulit untuk merancak sebuah pendarat yang bisa bertahan,” tambahnya.
Namun, sebagai biaya dari sebuah roket riset hanyalah sebagian dari total biaya misi ini, NASA bisa saja mengambil resiko ini. Keputusan akhirnya diharapkan untuk diumumkan pada akhir 2015, kata Robert Pappalardo.
- Source : www.rt.com