www.zejournal.mobi
Minggu, 22 Desember 2024

Pejabat militer senior AS mengatakan, Turki 'membutuhkan kail' dan menipu kami dalam hal ISIS

Penulis : Raziel | Editor : Admin | Selasa, 18 Agustus 2015 08:37

Seorang pejabat senior AS menuduh Turki telah menarik umpan dan mengalihkan dengan menggunakan perjanjian anti-ISIS baru-baru ini dengan AS sebagai “kail” untuk menyerang PKK (Partiya Karkeren Kurdistane/Partai Pekerja Kurdistan) Kurdi di Irak utara, Wall Street Journal melaporkan.

“Sudah jelas bahwa ISIS adalah kail tersebut,” pejabat senior militer mengatakan kepada Wall Street Journal, mengacu pada ISIS (alias ISIL, Daesh).

“Turki ingin bergerak melawan PKK, tetapi mereka membutuhkan sebuah kail.”

Pada hari Selasa kemarin, sebuah sumber militer Amerika mengatakan pada Fox News bahwa para pemimpin militer AS “marah” ketika Turki memulai kampanye pengeboman dan menempatkan pasukan khusus AS di Irak Utara dan hampir tak ada peringatan sebelum pesawat jet Turki mulai menyerang di pegunungan.

“Seorang perwira Turki memasuki markas sekutu dalam perang udara melawan ISIS dan mengumumkan bahwa penyerangan akan dimulai dalam waktu 10 menit dan ia memberikan perintah agar semua pesawat jet sekutu yang berada diatas Irak untuk segera pindah ke Mosul selatan,” kata sumber tersebut. “Kami marah pada saat itu.”

Konfrontasi tersebut menyoroti bertumbuhnya ketegangan antara AS dan Turki, yang enggan menjadi sekutu dalam memerangi ISIS setelah bertahun-tahun menutup mata pada kegiatan-kegiatan terlarang militan di sepanjang perbatasan selatan selama perang Suriah.

Ankara telah secara resmi bergabung dalam perjuangan melawan koalisi ISIS pada 24 Juli dan menyerang ISIS untuk pertama kalinya pada hari yang sama. Namun sejak itu, Turki telah meluncurkan serangan sekitar 100 kali lebih banyak terhadap PKK, menurut data yang dikumpulkan oleh berita IRIN.

Hampir400 gerilyawan Kurdi telah tewas dibandingkan dengan 9 militan ISIS, IRIN melaporkan.

Ketika ditanya tentang komitmen Turki untuk memerangi ISIS, seorang pejabat pertahanan senior menjawab bahwa “masih ada banyak tanda Tanya diluar sana. Orang-orang kami sangat bersemangat untuk mengujinya.”

Kabar kampanye pengeboman yang sedang berlangsung terhadap PKK di benteng-benteng Irak utara datang sebagai kejutan, tapi mungkin seharusnya tidak: Turki telah menganggap PKK – sebuah organisasi teroris yang melancarkan pemberontakkan selama tiga dekade di Turki – sebagai ancaman yang lebih nyata daripada ISIS, yang menahan diri untuk melancarkan serangan di Turki walaupun militan-militan ISIS hidup dan beroperasi di sepanjang perbatasan Turki.

“PKK adalah ancaman besar bagi kami, karena mereka aktif di dalam negeri,” kata seorang pejabat Turki kepada Wall Street Journal. “Mereka melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan kami setiap hari, di banyak kota. ISIS lebih aktif di Suriah dan itu bukanlah hal yang mendesak.”

Terlebih lagi, kampanye pengebomam presiden Erdrogan – memanfaatkan para nasionalis yang sentiment terhadap orang-orang Kurdi yang terus berkembang di Turki – bisa membantunya mendapatkan kembali mayoritas mutlak partai AKPnya (Adalet Ve Kalkinma Partisi/Partai Keadilan dan Pembangunan) jika pembicaraan koalisi gagal dan pemilu baru harus diadakan.

Wakil presiden untuk penelitian di Yayasan Pertahanan Demokrasi, Jonathan Schanzer mengatakan bulan lalu, “AKP membutuhkan sisi Kurdi untuk menjual peperangan kepada para ultranasionalis di Turki,” dimana prioritas utamanya adalah untuk mengekang keuntungan territorial Kurdi disepanjang perbatasan selatan.

Namun pertaruhan Presiden Erdrogan memiliki harga: hampir 40 petugas polisi Turki dan pejabat militer diserang dan terbunuh oleh militan PKK sejak perang dimulai, dan jumlah tersebut terus meningkat setiap hari.

Presiden Erdrogan juga telah membuat hubungan partainya dengan Washington menjadi rumit: Sementara Gedung Putih merasa lega ketika Turki mengumumkan akan memungkinkan AS untuk meluncurkan serangan udara terhadap ISIS dari pangkalan udara Incirlik bagian tenggara, PKK merupakan target politik yang kontroversial.

Para milisi bekerja dengan pejuang Kurdi yang didukung oleh AS untuk mengusir ISIS dari Irak utara dan juga terkait dengan milisi Kurdi YPG (Yekineyen Parastina Gel/Unit Pelindung Masyarakat) yang didukung oleh serangan udara AS dan ini telah terbukti menjadi kekuatan yang paling efektif dalam memerangi ISIS di daratan di Suriah utara.

Saat ini AS dilaporkan akan merangkul habis-habisan kemitraan dengan YPG untuk menebus kegagalan program pelatihan dan perlengkapan Suriah sebesar $ 500 juta – sebuah langkah yang akan mebuat Ankara kecewa dan mengobarkan ketegangan lebih jauh.

“Merangkul kekuatan Kurdi akan memperumit satu strategi yang sudah rapuh, dua strategi pertahanan, pejabat AS menyimpulkan,” Nancy Youseff dari The Daily Beast melaporkan.

“Orang-orang Turki maupun sekutu-sekutu Amerika berkebangsaan Arab tidak akan menyambut pasukan Kurdi yang telah diperkokoh di perbatasan selatan. Mereka telah terancam oleh gerakan kedaulatan Kurdi.”


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar