www.zejournal.mobi
Kamis, 26 Desember 2024

Brutal! Robot Trading Fahrenheit Habisi Uang Member 5T Secara Live!

Penulis : Manuel | Editor : Anty | Selasa, 15 Maret 2022 09:00

Robot trading yang dianggap kalah atau margin call seperti yang terjadi pada beberapa produk robot trading yang saat dulunya sering mengkoar soal keamanan dana, bisa jadi tidak benar-benar kalah. Kita tahu bahwa settingan robot yang awalnya diset, untuk melakukan trading adalah untuk menjaga emosi dari para trader, agar mengurangi resiko margin call.

Para penggiat MLM itu justru menawarkan kepada Para investor ataupun calon trader untuk menggunakan robot ini agar mereka bisa lebih mengontrol kekalahan. Sehingga pada akhirnya mereka bisa mendapatkan profit yang konsisten.

Tapi setelah kementerian perdagangan yang nggak becus urus minyak itu turun tangan untuk ngurusin robot, mendadak para pegiat robot itu ketakutan. Beberapa masih melakukan halusinasi dan memberitahu informasi kepada member-member mereka bahwa tenang saja enggak usah takut.

Tapi pada akhirnya mereka-mereka yang ibaratnya jualan pil obat penenang demi ketenangan member, itu justru akhirnya harus mendapatkan sebuah hukuman. Sebetulnya mereka itu panik karena memang duitnya enggak pernah ada di broker dan sama sekali tidak ditradingkan.

Sebetulnya mereka itu juga kelihatannya hanya ingin menahan dana yang begitu besar untuk kepentingan para foundernya. Inilah yang amat sangat disayangkan oleh saya. Saya yang adalah salah satu mantan pengguna robot trading. Dan saya sudah tahu resiko ini dari awal.

Dan saya harus meneliti robot mana yang benar-benar robot atau robot mana yang hanya merupakan kedok money game yang diduga kuat menjadi upaya cuci uang dari para koruptor yang ada di Indonesia. Saya kira tidak bisa kita lepaskan peranan para politisi busuk dengan robot trading ini.

Pertanyaannya adalah kenapa robot trading yang baru-baru ini muncul selama dua atau tiga tahun kemarin bisa tetap bertahan sampai pada akhirnya meresahkan dan harus disetop? Pasti ada permainan politik dari keberlangsungan robot trading palsu ini.

Margin call itu kalau kita lakukan secara manual ko mah pasti nggak mungkin langsung satu kali atau satu hari. Karena saya sebagai trader abal-abal, pernah mengalami margin call. Uang sekitar 1000 dolar alias 14 juta ya hilang bukan karena saya hilangkan tapi saya kalah trading berkali-kali dan berhari-hari.

Seharusnya robot tidak mungkin bisa margin call, karena mereka punya metode alias security system untuk cut loss pada posisi-posisi tertentu. Kekalahan robot trading yang udah beberapa kali terjadi dalam waktu yang berdekatan ini, membuat saya curiga bahwa memang ada politisi atau para koruptor yang menjadikan instrumen ini untuk mencuci uang mereka.

Para politisi ini diduga mencuci uang sekitar 6 sampai 7 triliun yang merupakan nominal besar sebesar korupsi e-KTP. Uang mereka sebetulnya nggak habis tapi kelihatannya dibuat habis. Bagaimana bisa? Ya karena grafik memang palsu bukan asli.

Jadi mereka melakukan open posisi dengan lot yang besar, dan bukanya berkali-kali untuk memastikan kekalahan itu 100%. Jadi ada jawaban “legit” kenapa kalah. Sehingga, itu bisa dibuat saja di grafik padahal yang terjadi sebenarnya adalah uang itu tetap aman di dana para koruptor yang dikelola oleh monyet-monyet yang bersembunyi di balik founder robot trading.

Memang mereka disiapkan untuk menerima resiko terbesar yaitu masuk penjara saja. Karena di Indonesia mereka mudah sekali dijamin kesejahteraan keluarganya oleh para koruptor itu. Koruptor itu siapa?

Mereka adalah orang-orang yang bisa saja masih bersembunyi di rumah mewah mereka, tapi bisa juga mereka yang masih ada di penjara statusnya. Kok dipenjara bisa ngatur-ngatur duit? Ya bisalah! Di Indonesia apa sih yang gak bisa? Bandar narkoba aja geraknya dari penjara bukan?

Apalagi mereka-mereka ini yang punya uang yang banyak apalagi bisa sampai mengkorupsi uang senilai triliunan. Saya mulai curiga bahwa ada peranan politisi busuk ini karena ada politisi jujur lainnya yang melakukan postingan di IG story nya.

Indra Kenz gak ada apa-apanya! Kerugian kasus Binomo oleh Indra Kenz hanya 26 miliar. Kecil dibandingkan dengan Fahrenheit yang ownernya adalah Hendry Susanto yang habisi uang membernya yang ditaksir total 5 Triliun, dalam waktu satu hari dan berkali-kali open posisi.

Tapi polisi kok diam saja? Apakah karena mereka dapat pesanan? Karena kemungkinan besar memang uang sebesar itu bisa dimainkan dan tidak ketahuan oleh pengawas keuangan PPATK, jika dan hanya jika ada keterlibatan politisi untuk aktif menutup-nutupi aliran dana itu. Hayo siapa politisinya?

Dalih mereka ada di broker luar negeri, tapi Indonesia masih tolol itu untuk tidak urus uang di broker luar negeri?

Apalagi kan broker luar negeri untuk kirim ke sana juga ada orang-orang yang dianggap sebagai penyalur dana nya alias exchanger. Seharusnya mereka semua dipanggil satu persatu dan founder perusahaan robot palsu itu bisa di dihukum seberat-beratnya. Perlu saya tekankan bahwa tidak semua robot palsu.


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar