www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Kemarin Pasang Baliho, Sekarang Sembako Bergambar Puan, Besok Apa Lagi?

Penulis : Xhardy | Editor : Anty | Rabu, 29 Desember 2021 09:00

Tampaknya PDIP dan Puan masih belum belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Sekarang, hampir semua orang yakin kalau Puan Maharani akan diorbitkan sebagai calon presiden di pilpres 2024. Dari semua partai politik, hanya PDIP sendiri yang berhak mencalonkan calon presiden karena lolos ambang batas PT 20 persen. Sisanya, harus berkoalisi untuk mencapai target PT.

Puan sebenarnya berusaha dilejitkan sebagai calon pemimpin, tapi hingga saat ini keberuntungan masih belum berpihak padanya. Menurut saya, Puan direncanakan dijadikan wapres mendampingi Jokowi sejak pilpres 2014. Tapi sayang, suara PDIP kurang untuk mencalonkan kader sendiri. Terpaksa harus koalisi yang menyebabkan Puan tersingkir.

Di tahun 2024, Puan kembali berusaha. Kali ini lebih masif. Dimulai dari baliho di seluruh penjuru tanah air, dengan tagline Kepak Sayap Kebhinnekaan. Hasil survei pun memberikan hasil yang tidak memuaskan. Baliho tidak jauh bedanya dengan hiasan ala kadarnya yang tidak terlalu dipedulikan masyarakat.

Kemudian ada pula baliho Puan yang bertebaran di wilayah pengungsian korban erupsi Gunung Semeru dengan tulisan “Tangismu, Tangisku, Ceriamu, Ceriaku, Saatnya Bangkit Menatap Masa Depan.” Pada bagian pojok atas sendiri terdapat logo dengan tulisan "Relawan Puan Maharani".

Ternyata, ada kabar kalau baliho tersebut tidak memiliki izin sehingga harus dicopot. Ini adalah double serangan balik yang merusak citra politik Puan. Memasang baliho di tengah situasi duka adalah tindakan yang tak bijak. Tak ada izin pula. Bukan simpati yang akan diraih, tapi hujatan.

Yang terbaru adalah pembagian sembako menggunakan tas bergambar Puan Maharani.

Saya hanya bisa menghela napas membayangkan betapa konyolnya mereka ini. Cara ini biasanya dilakukan pada masa kampanye. Maaf saja, cara ini malah bikin masyarakat makin muak. Ini sama saja menunjukkan kepada mereka kalau Puan ini terlalu bernafsu dan tak tahu waktu yang tepat untuk mempromosikan dirinya.

Mungkin niatnya ingin mendongkrak popularitas Puan. Ini bisa berhasil, tapi cuma secuil. Yang ada malah tidak dapat simpati. Masyarakat boleh saja mengenal Puan, tapi kalau mendukung dan bersimpati? Eittss, tunggu dulu.

Dikasih hadiah? Warga bakal berterima kasih dan pasti terima. Barang gratis kok ditolak. Tapi kalau disuruh mendukung, belum tentu.

Cara yang dilakukan PDIP ini terlalu berlebihan dan bakal menjadi senjata makan tuan. PDIP yang selama ini langganan partai papan atas, seolah menjadi ngawur. Entah ini cuma test the water atau memang niat banget mendorong Puan.

Padahal Puan menjadi ketua DPR RI, harusnya memiliki banyak cara lain yang lebih baik untuk mengambil simpati warga. Malah pakai cara tradisional yang sudah basi dan bikin warga bosen. Terlihat jelas kalau PDIP sangat ngarep dan putus asa untuk melejitkan Puan.

Warga sekarang udah pada pintar-pintar. Hari gini masih pakai cara nyumbang dan baksos dengan foto wajah terpampang besar-besar?

Saya sendiri prediksi, Puan tidak akan sanggup bertahan hingga 2024. Elektabilitasnya takkan meroket drastis mengalahkan calon papan atas lainnya. Naik pun hanya sedikit. Terlalu bernafsu mengusung Puan sama saja bikin PDIP terlempar dari persaingan politik 2024.

Jangan lupa, ada Anies yang menjadi kandidat kuat, yang menurut survei hanya bisa dikalahkan oleh Ganjar Pranowo. Kalau PDIP memaksakan Puan, jangankan kalah pilpres, bisa-bisa pada pileg nanti juga bakal merosot jumlah suaranya.

Apalagi ada kabar Puan mau dipasangkan dengan Prabowo, yang bakal mudah dikalahkan oleh paslon seperti Anies-AHY atau Anies-Ridwan Kamil.

Semua ada di tangan PDIP. Apakah masih mau menjaga tradisi berkuasa dengan pemikiran logis atau memaksakan sesuatu yang bisa dikatakan sebagai kartu mati. Apalagi kita tahu bagaimana kinerja Anies selama ini. Dan sekarang perjalanannya ke 2024 termasuk mulus dan terbuka lebar. Hanya PDIP yang bisa menghentikannya, itu pun dengan syarat berpikir logis.

PDIP boleh berusaha meyakinkan masyarakat agar membuka hati mendukung Puan. Tapi sampai sejauh ini, tidak berhasil. Semakin ngotot, bakal makin blunder. Ibarat saya dijejali sesuatu yang tidak disukai. Sekali dua kali, masih oke. Berkali-kali dijejali, bakal bikin muak. Lama-lama jadi tidak bersimpati dan berakhir jadi benci.

Bagaimana menurut Anda?

https://m.tribunnews.com/nasional/2021/12/27/formappi-strategi-bagi-bagi-sembako-dengan-foto-puan-sulit-mendapatkan-simpati


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar