www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Menakar Kekuatan Prabowo-Puan Pada Pilpres 2024

Penulis : Argo Javirez | Editor : Anty | Senin, 27 Desember 2021 10:49

Meski telah gagal berkali-kali dalam berbagai Pilpres, elektabilitas Prabowo Subianto saat ini paling tinggi. Ia dikabarkan akan maju lagi di Pilpres 2024 nanti. Sementara, meski belum diputuskan, PDIP dikabarkan akan mengusung Puan Maharani.

Sejarah mencatat Perjanjian Batu tulis jilid II adalah fakta sahih mesranya hubungan Prabowo dan Megawati yang diprediksi akan berujung pada koalisi. Apalagi keduanya memiliki sejarah pertemanan yang erat, meski sempat renggang sejenak karena salah satu pihak dianggap melanggar kesepakatan.

Keputusan Megawati yang mengusung Jokowi pada Pilpres 2014 dinilai mencederai Perjanjian Batu Tulis. Dalam perjanjian yang diteken pada bulan Mei 2009 itu tertulis, Megawati akan mendukung pencalonan Prabowo sebagai capres pada Pilpres 2014. Namun fakta bicara lain. Yang namanya politik tak dapat diprediksi.

Kini Prabowo seolah telah berdamai dengan PDIP demi kursi RI 1 dengan menggandeng Puan sebagai RI 2. Dua partai raksasa PDIP dan Gerindra akan berkoalisi dan bergandengan tangan dengan mesra menuju Pilpres 2024.

Bergabungnya Gerindra dan PDIP menjadi satu koalisi adalah dua kekuatan yang luar biasa kuat dan tak bisa diremehkan begitu saja, sekalipun partai-partai lain, termasuk para parpol koalisi, tidak setuju.

Gerindra dan PDIP sepertinya telah sepakat untuk menyatukan persepsi dan menyamakan figur demi kepentingan mereka yang lebih besar. Prabowo juga telah mendapat kehormatan dan kepercayaan besar untuk menduduki jabatan Menteri di pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.

Apalagi berdasarkan UU Pemilu No 7/2017, Presidential Threshold atau syarat parpol/gabungan parpol bisa mengusung capres adalah memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional dalam pemilu periode sebelumnya.

Maka dengan bergabungnya dua partai raksasa Gerindra dengan PDIP sudah punya modal yang lebih untuk mengusung Prabowo dan Puan menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Fakta mencatat Partai Gerindra memiliki tokoh yang elektabilitasnya paling tinggi dari sejumlah calon Presiden saat ini, bahkan elektabilitasnya pun jauh melampaui Ganjar Pranowo.

Jika melihat perlawanan di Pilpres 2024, Prabowo lebih berpeluang di dalam nuansa kontestasi dibandingkan calon lainnya. Prabowo belum masuk dalam tahapan yang political fatigue. Jadi orang belum lelah memilih Prabowo, sekalipun selalu kalah dalam beberapa Pilpres.

Bursa calon presiden 2024 masih memunculkan nama Prabowo Subianto. Pasca kekalahannya di Pilpres 2019, Prabowo justru semakin memperkuat cengkramannya dengan menggandeng PDIP.

Selain itu, kekuatan Puan Maharani juga tak bisa diremehkan begitu saja. Berbagai Baliho kampanye Puan Maharani sebagai penerus tahta PDIP telah bertebaran sejak dulu, termasuk di lokasi bencana. PDIP sebagai parpol tua yang sudah kenyang akan asam dan garam dunia persilatan perpolitikan regional dalam negeri jeli melihat peluang ini.

Mereka pandai bermain di akar rumput, berbarengan dengan gebrakan politik mereka melalui media online, dalam hal ini media sosial guna mendongkrak elektabilitas Puan Maharani.

Fakta mencatat iklan kampanye dalam bentuk Baliho adalah salah satu sarana kampanye yang paling efektif untuk mendapatkan citra positif dari golongan masyarakat akar rumput untuk mengenalkan Puan Maharani.

Gambaran yang saya paparkan dalam tulisan ini untuk menakar kekuatan Prabowo dan Puan pada Pilpres 2024 adalah gambaran yang deskriptif kualitatif yang melukiskan secara sistematik karateristik khusus dari populasi tertentu untuk mendukung Prabowo dan Puan pada Pilpres 2024 mendatang.

Saya lebih memfokuskan pada opini publik tentang pencitraan calon presiden dan calon wakil presiden melalui pesan kampanye iklan melalui Baliho untuk menimbulkan perspektif masyarakat yang sebelumnya negatif terhadap Puan yang dianggap sosok yang pasif dan tak bisa kerja menjadi opini yang berbeda dengan perspektif yang positif dari masyarakat terhadap Puan Maharani.

Sebab, elektabilitas seseorang bersifat abstrak dan tak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian yang baik maupun buruk dari masyarakat luas pada umumnya.

Elektabilitas Puan Maharani lambat laun terdongkrak dengan sendirinya melalui berbagai kegiatan periklanan kampanye melalui Baliho yang eye-catching yang menarik perhatian di alam bawah sadar masyarakat, khususnya masyarakat akar rumput yang tidak mengenal media sosial.

Lantas, bagaimana dengan Ganjar Pranowo yang saat ini digadang-gadang sebagai capres terkuat? Entahlah. Saya kok ragu Ganjar Pranowo akan diusung PDIP.

Sebab, pertarungan pada pilpres 2024 mendatang ibaratnya pertarungan gajah melawan gajah, sedangkan Ganjar Pranowo levelnya masih diibaratkan semut jika disandingkan dengan level Prabowo Subianto yang punya parpol sendiri maupun Puan yang adalah cucu Proklamator dan pewaris tunggal partai raksasa PDIP.

Oleh karena itu, untuk sementara lupakan dulu Ganjar Pranowo, kecuali Megawati berubah pikiran. Sudah itu saja.


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar