www.zejournal.mobi
Rabu, 20 November 2024

ILC Bakalan Rehat Selamanya Karena Karni Fokus Pada Kasus Hukum yang Menjerat Dirinya?

Penulis : Manuel | Editor : Anty | Rabu, 16 Desember 2020 13:06

Kejahatan tidak pernah akan bertahan, jika orang-orang baik masih bersuara. ILC adalah sebuah acara yang dimoderasi oleh Karni Ilyas, yang memberikan ruang lebar-lebar kepada provokator untuk berceramah tanpa boleh dipotong. Waktu yang diberikan sangat panjang.

Felix Siauw pernah jadi sales khilafah di acara ILC. Fadli Zon jadi pengisi materi yang isinya menjelek-jelekkan pemerintah, Haikal Hassan juga rutin berbicara di sana untuk bikin gaduh. Anies Baswedan diberikan waktu untuk membual. Rocky Gerung dikasih waktu untuk mendungu-dungukan pemerintah.

Sehingga orang-orang baik di sana, tidak mendapatkan tempat. Karena di dalam dunia ini, porsi kebaikan dan kejahatan itu tidak bisa berimbang. Seharusnya kebaikan lah yang menjadi mayoritas, dan mengisi waktu terbanyak di dalamnya. Seharusnya kebaikan yang diberikan waktu.

Kalau kejahatan diberikan waktu yang seimbang, di sana mereka harus direhatkan selamanya. Kenapa harus direhatkan selamanya? Ada beberapa alasan yang bisa saya bagikan di sini.

Pertama, materi yang dibawakan selalu berseberangan dengan pemerintah. Sebagai media yang seharusnya membawa jurnalistik netral, ILC malah memilih untuk berseberangan. Bersembunyi di balik kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, mereka dengan asyiknya dan tingkah polah untuk menyudutkan pemerintah.

Tapi di sisi lain, ketika kasus-kasus seperti Lapindo, ILC tidak membawanya. Sudah jelas bahwa materinya digiring sedemikian rupa agar memberikan pandangan kepada publik, soal Jokowi. Berpihak boleh, tapi kalau sampai terus menerus menyudutkan pemerintah, itu tidak baik.

Kedua masalah pemateri. Pemateri yang dibawa, sangat bermasalah. Beberapa di antaranya adalah Jonru Ginting, Ahmad Dhani dan berbagai sosok yang malah bermasalah dengan hukum. Ada juga sales Khilafah, Felix Siauw yang anti dengan NKRI, tidak mau cium bendera.

Pemateri yang diundang adalah mereka-mereka yang tidak bisa memberikan pandangan agar masyarakat lebih mencintai negara ini. Orang-orang baik yang diundang juga tidak diberikan kesempatan untuk membawakan materi dengan lugas.

Ketiga, masalah Karni Ilyas. Orang ini sepertinya terlalu berat sebelah. Dia memang kelihatannya tidak bisa berbuat banyak terkait kejahatan yang diendorse oleh orang-orang yang menjadi narasumber. ILC ini membawa lebih banyak mudharat daripada manfaat. Acara ini tidak lebih dari sebuah pagelaran kejahatan, yang dimoderasi langsung oleh Karni Ilyas.

Dulunya, acara ini memang diisi oleh para pengamat yang memiliki pandangan tajam terkait satu sisi. Oposisi dihadirkan dengan diskursus yang sangat mantap. Saya tidak benci dengan oposisi. Tapi saya benci dengan oposisi yang tidak menawarkan solusi. Dan oposisi macam ini yang dihadirkan.

Lihat saja Fadli Zon, tokoh oposisi yang dihadirkan, hanya sibuk mencari-cari kesalahan tanpa adanya solusi. Bagaimana demokrasi bisa sehat, jika publik dibiarkan melihat orang-orang semacam ini? Tidak menawarkan solusi, hanya memberikan masalah?

Waktu dingomongin begitu, mereka dengan asyiknya juga malah ngomong “Oposisi memang tugasnya mengkritik, dan pemerintah tugasnya menyelesaikan”. Bisakah oposisi semacam ini kita sebut dengan sampah masyarakat?

Akhirnya, Karni Ilyas mengatakan dan memberikan kode bahwa ILC akan membawakan episode terakhir di tahun ini, dan menandakan bahwa akan ada libur panjang. Saya jadi curiga, apakah orang ini sedang ingin fokus ke kasus hukum yang menjeratnya soal tanah di daerah Nusa Tenggara? Nggak tahu juga.

Sebelumnya seperti dilansir dari tribunnews.com, kasus pengalihan aset negara ini bermula pada tahun 1997 silam. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebelum Kabupaten Manggarai Barat terbentuk, dua kepala suku menyerahkan tanah untuk menjadi aset negara (Pemda) seluas 30 hektar.

Alih alih menjadi aset milik pemerintah kabupaten, tanah tersebut malah jatuh ke dalam penguasaan pribadi beberapa orang penting baik pejabat negara, pejabat daerah maupun pengusaha. Dalam kasus yang diduga merugikan negara sekira Rp 3 Triliun itu, pihak penyidik Kejati NTT telah memeriksa lebih dari 40 saksi termasuk para pejabat pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat.

Referensi: 

https://kupang.tribunnews.com/2020/12/02/ada-apa-karni-ilyas-gories-mere-dipanggil-diperiksa-kejati-ntt-hari-ini-kasusnya-di-manggarai

https://www.kompas.tv/article/130097/goris-mere-dan-karni-ilyas-diperiksa-penyidik-kejati-ntt

https://seword.com/umum/modyar-presenter-ilc-karni-ilyas-terseret-kasus-Wtg03a3qgo


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar