www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Aktivis Lingkungan Wanita Tanpa Busana Disiram Zat Hitam Kental dalam Protes Anti-Minyak di Ibu Kota Norwegia (Bagian 1)

Penulis : Igor Kuznetsov | Editor : Anty | Rabu, 23 September 2020 14:09

Norwegia adalah salah satu pengekspor energi terkemuka dunia, mencakup sekitar 2 persen dari permintaan minyak dunia dan 3 persen dari permintaan global untuk gas alam.

Hal itu mendapat banyak kontra dari para aktivis lingkungan untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas yang memungkinkan negara untuk membangun dana kekayaan kedaulatan terbesar di dunia, senilai lebih dari $1 triliun.

40 aktivis lingkungan yang mewakili organisasi terkenal Extinction Rebellion telah ditangkap setelah serangkaian protes terhadap cabang minyak Norwegia dan pemerintah yang dianggap gagal mengatasi krisis iklim dengan benar.

Protes tersebut dilatarbelakangi oleh perusahaan Wintershall DEA, yang aktif di landas kontinen Norwegia, mengumumkan bahwa mereka menyewa rig pengeboran dari perusahaan Norwegia Odfjell Drilling untuk eksplorasi minyak lebih lanjut di Laut Norwegia dan bagian Laut Utara.

Dalam serangkaian demonstrasi, para pengunjuk rasa memblokir persimpangan yang sibuk di puncak Jalan Karl Johan, salah satu arteri utama Oslo, dan kemudian berkumpul di luar dua kementerian pemerintah, memegang spanduk bertuliskan “Zaman Minyak Sudah Berakhir” dan menuntut “memulai kembali penghijauan” dalam upaya untuk menjauhkan Norwegia dari bahan bakar fosil.

Para aktivis menulis "plus empat derajat" dengan tanda seru di salah satu jendela Kementerian Energi.

Dalam demonstrasi lainnya, para aktivis berkumpul di luar Kementerian Perdagangan dan Perikanan, mengenakan kostum ikan dan menempelkan tangan mereka ke dinding.

Menurut pemimpin operasi polisi Vidar Pedersen, mereka menuntut pemerintah untuk mengakui “pemanasan global dan kerusakan biosfer”.

Para aktivis kemudian mengikat diri mereka sendiri dan tidak melakukan perlawanan ketika polisi berusaha untuk menyingkirkan mereka.

Namun, salah satu titik fokus dari demonstrasi tersebut adalah seorang wanita muda berlutut topless yang disiram dengan zat hitam kental menyerupai minyak oleh seorang rekan demonstran yang mengenakan setelan jas.

“Saya ingin menunjukkan kerentanan umat manusia dengan telanjang. Kami rentan terhadap krisis iklim yang kami hadapi,”Sara van der Moer, 31 tahun, mengatakan kepada penyiar nasional NRK.

Menurutnya, petisi tidak berhasil, jadi dia memutuskan untuk menggunakan tubuhnya sebagai simbol yang lebih kuat.

Lanjut ke bagian 2 ...


Berita Lainnya :


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar