Bobroknya Birokrasi Pemkot Tangsel Ditangan Airin dan Benyamin
Pemkot Tangsel ini mirip seperti Pemprov DKI Jakarta, pendapatannya besar tapi kinerja tidak maksimal.
Memang pendapatannya tidak sebesar Kota Metropolitan, tapi dengan pendapatan daerah rata-rata 2 triliun itu cukup besar untuk membangun daerah seukuran Tangsel.
APBD Kota Tangsel tahun 2020 sekitar 4 Triliun sementara pendapatan daerahnya sekitar 2 Triliun.
Alhasil minus! Anggaran belanjanya terlalu besar tidak sesuai dengan pendapatannya.
Sebetulnya, kalau Airin dan Benyamin memiliki skill management yang baik seharusnya Tangsel sudah maju, apalagi dengan pendapatan sebesar itu ditambah lagi bantuan dari pemerintah pusat sekitar 900 Milyar.
Tapi faktanya APBD Tangsel tiap tahun mengalami defisit. Memang banyak dugaan APBD Tangsel mengalami defisit karena selama hampir 10 tahun Airin dan Benyamin menjabat banyak praktek korupsi di Tangsel.
Yang baru ketahuan sih korupsi alat kesehatan dan pembangunan rumah sakit di seluruh provinsi Banten, termasuk di Tangsel, lain lagi dugaan korupsi orang-orang kepercayaan Atut di bawah.
Benyamin dalam hal ini juga pasti tahu bagaimana kiprah keluarga Atut menguasai Tangsel. Makanya dia mengajak Pilar Saga kemenakan Atut ikut Pilkada kali ini supaya dapat dukungan dan melanjutkan cara-cara dinasti itu berkuasa di Tangsel.
Sementara di Tangsel itu banyak pengembang sedang investasi besar-besaran di bidang properti dan tidak sedikit juga dugaan adanya perampasan tanah warga setempat dengan cara kongkalikong dengan Pemkot.
Birokrasi Pemkot Tangsel akan lebih memihak kepada yang lebih menguntungkan ketimbang warga tentunya. Karena kalau memberikan akses tol kepada pengembang Airin dan Benyamin bisa cincai.
Dan cara-cara begitu sudah biasa jadi pembicaraan warga Tangsel selama ini.
Kota Tangsel itu seksi, banyak yang melirik, khususnya para pengembang sejak ada pemekaran, semua orang kaya ingin investasi di Tangsel. Hanya sayang, Tangsel diurus dengan tidak benar.
Salah satu bukti nyata bobroknya birokrasi di bawah kepemimpinan Airin dan Benyamin Tangsel tidak punya jalan umum yang bagus. Banyak jalan rusak di Tangsel yang juga menyebabkan kemacetan. Apalagi ruas jalan yang mengakses ke permukiman, masih banyak yang tidak diaspal.
Bahkan Jalan Siliwangi Pamulang dan Jalan Raya Serpong di Tangsel ini jadi jalanan horor. Karena saking seringnya terjadi kecelakaan dan meninggal dunia akibat jalan rusak.
Mestinya kalau Airin dan Benyamin cakap dalam memimpin dan memihak ke warganya bisa saja memanfaatkan para pengembang untuk memperbaiki jalan di Tangsel. Tapi justru banyak dugaan bahwa dana itu dimakan sendiri.
Padahal negara mengatur mengenai pembangunan perumahan dan permukiman. Pengembang wajib untuk membangun sarana, prasarana dan utilitas umum termasuk ruang jalanan untuk umum.
Di dalam UU No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman sudah jelas diatur apa saja kewajiban para pengembang terkait itu, termasuk membuka dan perbaikan jalan.
Bisa saja kan Airin dan Benyamin pakai aturan itu untuk meminta para pengembang membangun jalan tanpa keluarkan dana dari APBD Tangsel. Namun sampai sekarang masih banyak jalan rusak tapi pembangunan perumahan, mall dan perkantoran terus berjalan.
Jadi sebenarnya hal-hal seperti itu bukan Airin dan Benyamin tidak tahu, dan desas-desus adanya dugaan baru, bahwa Airin masih tetap berkomunikasi dengan suaminya Wawan untuk melanjutkan proyek-proyek di Tangsel yang ditanganinya dari dalam penjara.
Dan tidak menutup kemungkinan Wawan juga mendukung Benyamin maju ke Pilkada Tangsel untuk menjaga aset-aset dinasti itu bersama Pilar Saga kemenakannya sendiri.
Kita sendiri tidak habis pikir, kalau seorang yang sudah ada di dalam penjara tapi masih tetap bisa memimpin proyek-proyek pembangunan yang ada di Tangsel. Termasuk bagaimana caranya dinastinya tetap terpilih nanti di Tangsel.
Keluarga Atut memang hebat luar biasa kalau soal beginian, bahkan banyak dugaan prakter-praktek suap gaya Orde Baru untuk melicinkan semua urusan masih dipakai di sana. Keren sekali, kalau ternyata tradisi Orde Baru itu masih jadi budaya disana?!!
Jadi ada kemungkinan juga kalau ada seorang Camat, Lurah, RT/RW dan Kadis-Kadis minta uang pelicin karena mengikuti apa yang didugakan terhadap pemimpinnya.
Sepertinya mereka soal itu memang sudah tahu sama tahu dan bisa jadi memang saling menutupi kebobrokannya satu sama lain.
Sudah seperti kanker, yang sudah harus segera diamputasi agar tidak semakin membesar dan merusak organ yang lain.
Yang dikhawatirkan nanti saat menghadapi Pilkada Tangsel 2020 kali ini, akan ada serangan fajar dari pihak Benyamin dan Pilar Saga untuk menumbangkan lawan-lawan politiknya.
Makanya, saya berharap nanti dari Tim Pemenangan Pasangan Muhamad - Saraswati sudah bisa antisipasi mengenai kecurangan-kecurangan yang akan terjadi nanti.
Tapi apa yang saya katakan diatas mengenai birokrat di Tangsel tidak semuanya begitu. Ini hanya sebagian dari hasil terawangan saya setelah banyak aduan dan cerita dari warga Tangsel terkait birokrasi di jaman Airin dan Benyamin.
- Source : seword.com