Jejak Kaki Manusia dan Hewan Purba Berusia 120.000 Tahun Ditemukan di Arab Saudi
Para peneliti telah mengumumkan penemuan jejak kaki manusia dan hewan purba yang berusia lebih dari 120.000 tahun di Gurun Nefud di Arab Saudi utara.
Menurut AFP, jejak kaki itu ditemukan di lokasi yang dulunya adalah danau di tempat yang sekarang dikenal sebagai Gurun Nefud, tempat yang merupakan pintu gerbang penting antara Afrika dan Eurasia lebih dari 100.000 tahun yang lalu.
In our latest research, published in Science Advances and lead by @StewieStewart13, we describe ~120,000 year old fossilised footprints embedded in an ancient lake deposit in Saudi Arabia. THREAD (1/n) pic.twitter.com/p5N35gtoVT
— Richard Clark-Wilson (@rclarkwilson199) September 17, 2020
Mathew Stewart dari Institut Max Planck Jerman untuk Ekologi Kimia, yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada AFP bahwa jejak kaki itu ditemukan selama kerja lapangan tahun 2017 setelah erosi sedimen di atasnya di lokasi danau.
Jejak kaki diberi tanggal menggunakan teknik yang disebut pendaran terstimulasi optik, yang melibatkan penyinaran cahaya pada butiran kuarsa dan kemudian mengukur jumlah cahaya yang dipancarkan darinya.
"Jejak kaki adalah bentuk unik dari bukti fosil yang memberikan gambaran singkat dalam waktu, biasanya mewakili beberapa jam atau hari, resolusi yang cenderung tidak kita dapatkan dari catatan lain," jelas Stewart.
Tujuh dari ratusan cetakan yang ditemukan diyakini dibuat oleh manusia modern secara anatomis dan bukan oleh Neanderthal.
Selain jejak kaki manusia, para peneliti juga menemukan 233 fosil dan 369 jejak kaki hewan, termasuk 44 jejak kaki gajah dan 107 jejak kaki unta, yang menunjukkan bahwa danau tersebut adalah kubangan air yang populer.
"Kami tahu bahwa manusia mengunjungi danau ini pada saat yang sama dengan hewan-hewan ini, dan, luar biasa di daerah tersebut, tidak ada perkakas batu," jelas Stewart.
“Nampaknya orang-orang ini mengunjungi danau untuk sumber air dan hanya untuk mencari makan pada saat bersamaan dengan hewan,” tambahnya.
Keberadaan jejak kaki gajah menunjukkan adanya sumber air tawar dan tanaman hijau di sekitar danau dan bahwa Jazirah Arab tidak selalu bercirikan gurun yang gersang.
"Kehadiran hewan besar seperti gajah dan kuda nil, bersama dengan padang rumput terbuka dan sumber daya air yang besar, mungkin telah membuat Arabia utara menjadi tempat yang sangat menarik bagi manusia yang bergerak antara Afrika dan Eurasia," Michael Petraglia dari Institut Max Planck untuk Ilmu Pengetahuan Human History, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada AFP.
Penelitian tersebut dipublikasikan Rabu di jurnal Science Advances, menurut AFP.
- Source : sputniknews.com