Menteri Kesehatan Selandia Baru Mengundurkan Diri di Tengah COVID-19
David Clark mengundurkan diri sebagai Menteri Kesehatan setelah menghadapi serangan balasan karena melanggar peraturan karantina Tingkat 4. Baru-baru ini dia ditekan untuk mengundurkan diri, karena lebih dari 2.000 warga Selandia Baru menandatangani petisi yang menyerukan agar dia dipecat.
Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark, mundur dari posisinya, dengan Perdana Menteri Jacinda Ardern yang awalnya enggan memecatnya atas upaya kesinambungan dalam tanggapan COVID-19, kini menerima pengunduran dirinya. Dia diturunkan ke peringkat bawah Kabinet, menurut Newshub, dan dilucuti dari portofolio Keuangan Rekanannya.
Menurut laporan NZ Herald, Ardern mengatakan bahwa dia menunjuk Chris Hipkins sebagai Menteri Kesehatan sampai adanya pemilihan.
Clark mengatakan bahwa itu adalah "hak istimewa yang luar biasa", yang telah dia berikan. Tetapi menurutnya, berusaha mempertahankan posisinya akan mengalihkan perhatian dari tanggapan COVID-19 pemerintah.
"Saya ingin mencatat lagi bahwa merupakan suatu kehormatan untuk bekerja bersama dengan direktur jenderal kesehatan Ashley Bloomfield. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyerahkan kendali", katanya, mencatat bahwa sistem kesehatan masyarakat "perlu dibangun kembali".
Clark ditekan untuk meninggalkan jabatannya karena pelanggaran aturan karantina yang ketat, ketika dia memilih untuk pindah rumah dan sering terlihat berjalan. Dia juga menyalahkan direktur jenderal kesehatan untuk negara, Ashley Bloomfield, untuk apa yang dia gambarkan sebagai pengujian pemerintah COVID-19 yang merusak.
Pemimpin Partai Nasional Todd Muller mengatakan bahwa Clark "tidak memenuhi standar yang kami harapkan, baik melalui lockdown atau manajemen perbatasan dalam beberapa pekan terakhir yang benar-benar kacau".
We did it! More than 2,800 New Zealanders signed our petition calling for the sacking of David Clark. https://t.co/Qbj33s66VB
— Taxpayers' Union (@TaxpayersUnion) July 1, 2020
Petisi yang menyerukan pengunduran dirinya ditandatangani oleh lebih dari 2.000 warga Selandia Baru, dan Clark sangat dikritik karena "berulang kali melanggar pedomannya sendiri dengan melakukan perjalanan yang tidak perlu, bersepeda gunung ketika itu dilarang, dan pindah rumah dan kantornya pada waktu dimana semua orang diharuskan untuk tinggal di rumah dan bekerja dari rumah".
Saat ini, Kementerian Kesehatan Selandia Baru telah melaporkan 1.178 kasus positif COVID-19 dengan 22 kasus kematian.
- Source : sputniknews.com