Benarkah Golongan Darah A Lebih Rentan Terhadap Covid-19?
Sebuah penelitian besar pertama, telah mengungkapkan hubungan antara golongan darah tertentu dan kemungkinan kegagalan pernafasan sebagai reaksi terhadap infeksi coronavirus. Jadi, genetika bisa memainkan peran.
Penelitian yang berjudul ‘Lokus golongan darah ABO dan gugus gen 3 kromosom yang berasosiasi dengan kegagalan pernapasan SARS-CoV-2 di Italia dan Spanyol ', adalah merupakan genome-wide association study (GWAS) atau studi asosiasi genom.
GWAS mencari korelasi antara penanda DNA (mutasi kecil yang tersebar di seluruh genom seseorang) dan sifat fisik atau mental jenis tertentu. Dalam hal ini, sifat itu adalah kerentanan ekstrim terhadap Covid-19, yang diwakili oleh kegagalan pernapasan.
Seperti yang mungkin sudah Anda duga, ketika GWAS terlibat, 'korelasi' adalah kata kunci. GWAS tidak mencari penyebab, dan oleh karena itu hanya langkah pertama dalam suatu proses untuk menemukan faktor-faktor bawaan di balik sifat fisik, mental, atau perilaku.
Selain itu, makalah ini telah diterbitkan sebelum ditinjau oleh rekan pada server pra-cetak medRxiv, yang berarti temuannya harus diambil dengan sebutir garam.
Namun demikian, ini adalah indikasi kuat pertama dari faktor genetik yang berperan sebagai reaksi terhadap Covid-19.
Golongan darah mana yang terbaik?
Studi ini menganalisis lebih dari delapan setengah juta mutasi, 1.725 orang Spanyol dan 2.090 orang Italia dari tujuh hotspot coronavirus (Milan, Monza, Madrid, San Sebastian, dan Barcelona) dilibatkan dalam penelitian ini.
Para peneliti melakukan upaya untuk mengecualikan orang-orang dari etnis asing agar dapat mempertahankan homogenitas sebanyak mungkin dalam database.
Studi ini menemukan bahwa orang dengan darah tipe A-positif berisiko lebih tinggi mengalami gagal pernapasan karena Covid-19.
Selain itu, mereka yang memiliki darah tipe O lebih terlindungi dari virus. Ini berlaku untuk kelompok secara keseluruhan, juga untuk kelompok ketika dibagi menjadi hanya Spanyol dan Italia saja.
Banyak kalangan meminta penelitian serupa dilakukan di populasi Eropa yang lebih luas untuk melihat apakah korelasinya bertahan di antara lebih banyak negara atau tidak.
- Source : www.rt.com