“Tingkat Kematian Dibawah 0,2%” Studi Stanford Buktikan Berita Pandemi Covid-19 Terlalu Dibesar-Besarkan Bagian 3
Lalu, mengapa Majalah MIT Tech Review, yang dimiliki kampus kenamaan Massachusetts Insitute of Technology, justru menyudutkan tim ilmuwan Stanford? Mengapa mereka tidak melakukan studi serupa dengan memeriksa sampel komunitas lokalnya untuk nantinya dibandingkan dengan temuan studi para ilmuwan Stanford?
Bukankah itu yang seharusnya dilakukan seorang ilmuwan sesungguhnya?
Dan pada akhirnya, MIT Tech Review menutup artikelnya terkait studi para ilmuwan Stanford hanya dengan menegaskan bahwa berita terkait Covid-19 saat ini memang ditujukan untuk memicu kepanikan di kalangan masyarakat dan mengatakan:
“Pada akhirnya, ada lebih dari 30.000 kematian akibat Covid-19 di AS. Jumlah ini lebih banyak dari negara lainnya. Jika memang studi yang dilakukan ilmuwan Stanford di Santa Clara akurat dan tingkat kematiannya lebih rendah dari yang diperkirakan, Covid-19 tetap akan memakan korban jiwa dalam jumlah signifikan. Dan itulah mengapa, kebijakan untuk tetap tinggal di rumah diberlakukan di sebagian besar negara sejak bulan Maret.”
Jadi, berdasarkan hasil temuan studi Stanford yang juga didukung artikel dari kantor berita RT maupun The Guardian, ketahuilah tidak akan ada peningkatan korban jiwa Covid-19 yang signifikan kecuali berita terkait Covid-19 yang disampaikan media sengaja ditujukan untuk membuat panik publik yang selama ini minim informasi.
Kedepannya, berbagai studi lainnya akan terus bermunculan untuk membuktikan bahwa ancaman Covid-19 tidak semengerikan seperti yang selama ini diberitakan.
Diharapkan juga nantinya pemerintah, politisi, para pakar, lembaga dan perusahaan yang selama ini kerap membesar-besarkan pandemi Covid-19 hingga mengakibatkan kerugian dalam sektor sosial ekonomi akan berhenti menebar ketakutan dan kepanikan terkait Covid-19 di masyarakat.
- Source : www.globalresearch.ca