Gara-Gara Pernyatan Renang Picu Hamil, Gaji Anggota KPAI Melorot dari 21 Juta ke UMR?
Publik sedang dihebohkan oleh pernyataan dari salah satu tokoh dari organisasi ternama. Setelah sukses menjungkalkan Djarum atas tuduhan ekploitasi anak, kini anggota KPAI sukses membuat tuduhan baru. Temuan perempuan di kolam renang bisa hamil memicu reaksi keras dari netizen.
Hingga kini ada 11 ribu lebih tagar di dunia maya yang meminta untuk memecat anggota KPAI tersebut. Apakah ini karma telah menyudutkan Djarum? Bagaimana nasib gaji 21 per bulan yang diterima setelah kasus ini mencuat?
Sebelumnya dilansir keepo.me, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty baru saja mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial dan menuai banyak kritikan. Dia mengatakan bahwa berenang di kolam renang bersama pria dapat membuat perempuan hamil.
Ketika dimintai penjelasan mengenai pernyataan tersebut, Hikma hanya mengatakan bahwa dia baru saja membaca dari sebuah referensi dari luar negeri.
"Saya dapat referensi dari jurnal luar negeri. Nanti saya kirim jurnalnya," ucap Hikma saat dihubungi TribunJakarta.com pada Sabtu (22/2/2020) siang.
Sitti menjelaskan bagaimana berenang bisa menyebabkan kehamilan jika di kolam renang yang sama ada laki-laki. Dia menjelaskan bahwa berada di kolam renang yang sama sebagai contoh dari sentuhan fisik tidak langsung.
"Walaupun tidak terjadi penetrasi, tapi ada pria terangsang dan mengeluarkan sperma, dapat berindikasi hamil. Kalau perempuannya sedang fase subur, itu bisa saja terjadi. Kan tidak ada yang tahu bagaimana pria-pria di kolam renang kalau lihat perempuan," jelasnya.
"Pertemuan yang tidak langsung, misalnya, ada sebuah mediasi di kolam renang. Ada jenis sperma tertentu yang sangat kuat. Walaupun tidak terjadi penetrasi, tapi ada pria terangsang dan mengeluarkan sperma, dapat berindikasi hamil. Kalau perempuannya sedang fase subur, itu bisa saja terjadi. Kan tidak ada yang tahu bagaimana pria-pria di kolam renang kalau lihat perempuan," lanjut Sitti.
Namun dokter spesialis anak, Kriston Silitonga, seperti dikutip dari Tribunnews, mengaku bahwa dirinya belum pernah mendengar tentang wanita bisa hamil karena berenang dengan pria. Bahkan Kriston mengatakan bahwa kumungkinan seperti itu tidak ada.
"Sebab, sel telur dengan sperma harus bertemu dulu," sambung dokter Kriston yang praktik di Rumah Sakit Hermina Depok ini.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kehamilan terjadi ketika ada penetrasi sperma dengan rahim perempuan.
"Ada penetrasi sperma masuk ke dalam vagina atau sampai ke indung telur. Sedangkan berenang, kan masih memakai pakaian. Bagaimana sperma bisa masuk ke dalam vaginanya," tutur Kriston.
Karena pernyataannya begitu kontroversial, akhirnya Sitti pun menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasi.
"Iya. Bu Hikmah sampaikan (maaf) di group komisioner," kata Ketua KPAI Susanto kepada detikcom, Minggu (23/2/2020).
Ada tiga poin penting yang disampaikan Sitti dalam klarifikasinya. Satu poin yang pasti adalah, dia meminta maaf karena telah menyebarkan pernyataan yang tidak tepat.
Kedua, Hikma mengatakan bahwa pernyataan tersebut ia lontarkan sebaga pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan KPAI. Terakhir, dia meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan pernyataan tersebut.
Menyusul fenomena kontroversial tersebut, mungkin banyak orang yang penasaran tentang berapa yang dihasilkan Sitti Hikmawatty sebagai Komisioner KPAI.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 85 Tahun 2019 tentang Hak Keuangan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 26 Desember 2019. Pengesahan tersebut dengan pertimbangan peningkatan mutu, prestasi, pengabdian, dan kinerja bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KPAI.
Menurut Perpres ini, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia diberikan hak keuangan setiap bulan. Melansir laman Setkab, Liputan6.com, Minggu (5/1/2019) melaporkan bahwa besaran hak keuangan sebagaimana dimaksud:
Keputusan ini pun menuai tanggapan yang menyedihkan dari para netizen. Banyak di antara mereka yang merasa bahwa Sitti tidak pantas mendapatkan gaji sebesar itu, terlebih setelah terlihat tidak memiliki kredibilitas karena pernyataan kontroversialnya tersebut.
Orang seperti Sitti yang mendapat gaji hampir 7 kali lipat UMR seharusnya bisa melakukan pekerjaan dengan maksimal. Mengingat saat ini banyak pegawai dengan gaji UMR dituntut serba bisa. Bukannya menyehahterakan anak-anak yang masih membutuhkan pertolongan, Sitti malah menuangkan pernyataan kontroversial.
Dengan segala pertimbangan yang ada, pemerintah harus gerak cepat menangani KPAI. Sebelum negara buntung dengan menggaji fantastis tapi miskin intelektual, KPAI selayaknya dibubarkan. Kalau dianggap masih diperlukan, cukuplah menggaji orang-orang seperti Sitti dan anggota KPAI lainnya di kisaran UMR. Kalau mereka mendemo maka masyarakat sendiri yang akan membuat demo tandingan dengan massa lebih banyak.
Referensi:
- Source : seword.com