Warga Segel Toko Miras Gara-Gara Dianggap Sebagai Penyebab Banjir
Ada sebuah berita yang buat saya sangat bodoh sekali dari penduduk negara berflower ini. Diambil dari Liputan6dotcom :
Sebuah toko yang menjual minuman keras (miras) di Perumahan Mutiara Gading Timur, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, ditutup paksa dan disegel beramai-ramai oleh warga setempat, Sabtu (11/1/2020) dini hari. Warga menuding toko miras tersebut menjadi biang kerok bencana banjir yang menimpa permukiman mereka di awal tahun kemarin.
"Dampaknya kami diturunkan azab dari Allah, saya katakan azab. Diturunkan bencana banjir sebegitu dahsyatnya," kata Endo Kurniawan, warga setempat di lokasi, Sabtu (11/1/2020).
Toko yang sudah beroperasi selama kurang lebih 6 tahun itu, kata dia, awalnya mengantongi izin usaha berjualan sembako. Namun, seiring waktu, toko tersebut disebutkan menjual miras secara blak-blakan dan buka hingga lewat tengah malam. Bahkan, Endo menyebut banyak dari para pelanggan toko yang masih di bawah umur.
"Kalau benar-benar murni toko sembako, kira-kira tutup jam berapa. Ini sudah tidak normal lagi. Apalagi kalau malam-malam libur, itu yang beli antre," ujarnya.
"Sudah lokasinya di tengah-tengah permukiman warga, berdekatan dengan tempat pendidikan. Bayangkan kalau siswa sekolah, siangnya minum miras. Bagaimana generasi yang akan datang. Kemudian dekat tempat ibadah, karena tak menutup kemungkinan orang soleh bisa terjerumus,"
Jadi begini, oke kalau masalahnya toko itu menyalahgunakan ijin. Silahkan laporkan ke pihak yang berwenang karena memang untuk berjualan alkohol butuh ijin khusus. Khawatir anak-anak sekolah minum miras, itu juga masih wajar. Kalau memang ditemukan praktek mereka menjual miras ke anak-anak sekolah, silahkan laporkan ke pihak berwajib.
Tapi ya lucu dong kalau alasannya karena dekat tempat beribadah takutnya orang sholeh akan terjerumus. Ya kalau dia terjerumus itu artinya belum sholeh, Bambang!
Gini aja kok gagal paham. Kalau imannya kuat, meskipun di depannya ada orang jualan miras ya nggak akan dilirik. Tapi kalau memang sudah niat mengonsumsi ya mau jauh mau dekat pasti akan didatangi untuk dibeli.
Apalagi kemudian menghubungkan toko miras ini sebagai penyebab mereka diazab kena banjir besar di awal tahun baru kemarin. Ya Allah! Ini kan konyol banget. Ya pantas saja kita ini mudah dihasut dengan isu-isu SARA dan mudah diprovokatori ulama-ulama yang menebar radikalisme, lha cara berpikirnya saja sedangkal itu.
Coba warga Bekasi ini diminta dulu buat introspeksi diri. Sudahkah mereka menjaga lingkungannya dengan baik. Misalnya apakah mereka buang sampah sembarangan atau tidak. Juga apakah sungai di sekitar mereka kotor atau tidak. Ingat lho, kebersihan itu sebagian dari iman. Mungkin banjir bukan karena azab toko jualan miras tapi azab mereka lalai tidak menjaga lingkungannya tetap bersih dan sehat.
Cek juga apakah ada penyempitan badan sungai atau tidak misalnya dengan kehadiran rumah-rumah liar di bantaran kali atau tumpukan sampah di pinggir sungai misalnya. Adakah pendangkalan sungai misalnya karena banyak endapan lumpur di dalamnya. Adakah drainase yang tersumbat dan tidak pernah dicek? Bagaimana resapan di sekitar mereka, sudah memadaikah? Atau semuanya sudah berubah disemen untuk kepentingan manusia? Apakah mereka selama ini perhatian dengan lingkungannya? Sudahkah mereka giat menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan kerja bakti misalnya.
Cek juga bagaimana dengan kepala daerahnya di Bekasi. Apakah dari lingkungan RT, RW, lurah, camat, dan walikotanya sudah pro aktif ata u belum. Hak masyarakat lho untuk mendesak mereka bekerja maksimal mencegah terjadinya banjir. Jadi kalau ada banjir datang jangan cuma dianggap sebagai ujian apalagi azab dan menyalahkan pihak lain.
Ya kalau kebodohan begini ini melibatkan beberapa orang berarti bukan hanya jadi persoalan individu. Bisa jadi kebodohan begini sudah cukup sistemik di masyarakat kita. Padahal tingkat pendidikan orang jaman sekarang juga lebih tinggi daripada orang-orang jaman dulu tapi kenyataannya mereka tetap bisa saja berpikir dan bertindak bodoh mengesampingkan akal sehat.
- Source : seword.com