www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Buya Syafii & Quraish Shihab 'Sleding' MUI Jatim yang Larang Ucapkan Selamat Natal

Penulis : Fery Padli | Editor : Indie | Senin, 23 Desember 2019 12:24

Lagi, MUI Jatim bikin masalah.

Sebelumnya, lembaga yang bergerak di bidang keagamaan yang berpusat di Surabaya itu menghimbau agar para pejabat tidak menggunakan salam pembuka semua agama, seperti yang sering dilafalkan oleh Presiden Jokowi, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang/pagi/sore/malam, salam sejahtera bagi kita semua, om swastiastu namo buddhaya, salam kebajikan”.

Menurut MUI Jatim, mengucapkan salam semua agama itu merupakan sesuatu yang bid’ah, mengandung nilai syuhbat dan patut dihindari oleh umat Islam.

Himbauan itu pun langsung mendapat penolakan yang keras dari walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Karena menurut Risma, mengucapkan salam lintas agama itu sebagai bentuk penghormatan terhadap pemeluk agama lain.

Lagian pula, warga Surabaya itu beragam, dan memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda.

Bahkan, walikota terbaik dunia itu juga sering diundang oleh warganya untuk menghadiri acara di gereja-gereja dan tempat ibadah agama lainnya.

"Kalau misalkan itu enggak bisa, kalau misalkan aku diundang di gereja, aku piye? Dadi (jadi) wali kota kan yo angel (sulit), yo opo terusan (lalu bagaimana)?," ujar Risma.

Karena himbauan itu unfaedah banget dan terkesan sangat intoleran, tidak dituruti oleh masyarakat banyak. Bahkan, gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyentil, himbauan itu hanya berlaku di Jatim saja, sedangkan di Jateng tidak.

Teranyar, peraturan unfadah lainnya yang diterbitkan oleh MUI Jatim adalah melarang umat muslim mengucapkan selamat Natal, kecuali Wapres, Kyai Haji Maruf Amin. Menurut Sekretaris MUI Jatim, Mochammad Yunus, mengucapkan selamat Natal atau selamat hari besar agama lain bisa merusak akidah Islam.

"Jadi mengenai ucapan Natal karena ini masuk wilayah akidah, ketika kita mengucapkan selamat kepada peringatan itu. Ini berpotensi merusak akidah kita," ujar Yunus merasa dirinya dan MUI Jatim yang paling benar, (20/12).

Yunus pun mengungkapkan, mengucapkan selamat Natal berarti membenarkan ajaran agama lain.

"Ucapan Natal itu kan perayaan lahirnya anak Tuhan, karena itu masuk wilayah akidah. Ketika kita mengucapkan selamat kepada peringatan itu sama saja kita memberi selamat atas lahirnya putra Tuhan," tambahnya.

Lucu juga, yang lain haram hukumnya ngucapin selamat Natal, kecuali Wapres, Ma'ruf Amin.

Apakah karena beliau merupakan ketua MUI?

Terlihat banget kalau MUI Jatim ini gak adil perlakuannya terhadap sesama umat Muslim di Indonesia. Ketua MUI boleh ngucapin selamat Natal. Sementara masyarakat yang bukan anggota MUI tidak boleh.

Beda banget dengan pandangan cendikiawan muslim dalam ilmu-ilmu Alquran, Prof Quraish Shihab. Menurut penulis buku ‘Tafsir Al-Mishbah’ itu, mengucapkan selamat Natal tidak serta-merta menjadikan seseorang yang mengucapkannya mengakui apa yang dipercayai umat Nasrani.

Menurutnya, ini adalah ‘basa-basi’ dalam konteks kerukunan antar umat beragama.

Lagian pula, persoalan boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal dan tahun baru hanya ada di Indonesia dan Malaysia saja, sedangkan di negara Timur Tengah sana, tidak ada yang mempersoalkan hal itu.

Ini, Elon Musk sudah sibuk mempersiapkan pariwisata ke luar angkasa, MUI Jatim masih sibuk dengan fatwanya yang unfaedah bagi umat dan kemajuan bangsa.

Hal ini juga yang kemudian membuat eks Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii maarif turut berkomentar. Pendiri Maarif Institute itu menyebut, hanya kelompok sumbu pendek saja yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal dan tahun baru terhadap pemeluk agama lain.

Buya menjelaskan, ucapan selamat Natal itu sah-sah saja dilihat dari sisi agama, karena tidak akan merusak akidah seorang umat muslim.

"Itu (larangan ucapan Natal) pandangan sempit, kalau istilah medsos itu kelompok sumbu pendek. Apa keberatannya mengucapkannya? Selamat Natal, Idul Fitri, apa keberatannya? Di sisi apa? Tidak akan salah itu," ujar peraih penghargaan Ramon Magsaysay Award itu, (18/12).


Berita Lainnya :

Menurut Buya, mengucapkan selamat Natal dan tahun baru kepada pemeluk agama lain itu merupakan bentuk dari sikap saling menghormati antar umat beragama.

Anggota Dewan Pengarah BPIP itu pun menilai, kelompok pemeluk agama Islam yang keras melarang mengucapkan selamat Natal merupakan orang-orang yang kurang mendalami Islam, sehingga dengan mudahnya menghakimi suatu hal dengan pikiran negatif.

"Saya sering katakan, berbeda dalam persaudaraan, bersaudara dalam perbedaan sangat mungkin dan itu harus. Dunia yang akan datang tergantung mau tidak pegang prinsip itu. Kalau tidak, kan perang melulu," ujarnya.

Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191112000438-20-447489/risma-sulit-penuhi-imbauan-mui-jatim-soal-salam-agama-lain

https://www.nu.or.id/post/read/100760/kata-prof-quraish-shihab-soal-muslim-ucapkan-selamat-natal

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191218193053-20-458153/buya-syafii-soal-larangan-ucapan-natal-kelompok-sumbu-pendek


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar