Yuk Intip Suasana & Tradisi Ramadan Di Sejumlah Negara Arab!
Ramadan di Indonesia sudah dimulai sejak tanggal 6 Mei dan akan berakhir pada tanggal 5 Juni mendatang. Tak cuma Muslim di Indonesia yang memiliki tradisi khas bulan Ramadan, umat Muslim di negara Arab seperti Mesir, Maroko, Bahrain, Arab Saudi, Irak dan Libya ternyata juga punya tradisi unik selama bulan Ramadan. Yuk simak!
Ramadan yang merupakan bulan ke sembilan dalam kalender hijriyah dianggap sebagai bulan tersuci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa dan melatih menahan hawa nafsunya.
Di Indonesia sendiri untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan, berbagai daerah kerap melakukan tradisi Ramadan khas daerahnya masing-masing. Tapi, tahukah kamu? Tradisi Ramadan semacam ini tidak hanya ada di Indonesia, tapi juga di negara-negara Arab!
Mesir
Di malam Ramadan, ribuan lentera terpasang tradisional berisi lilin atau obor listrik menghiasai jalanan kota Mesir. Saat malam tiba, masyarakat Mesir kerap menghabiskan waktu di café atau sekedar membeli jus, kacang, buah-buahan dan makanan tradisional manis.
Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang mengutamakan berbuka dengan keluarga, masyarakat Mesir ternyata suka berbuka bersama tetangganya lho! Selain itu, warga setempat juga memiliki tradisi membagikan makanan gratis selama bulan Ramadan. Free meal everywhere guys!
Maroko
Aktivis asal Maroko, Maryam Hanin, mengatakan “semua pub dan bar di Maroko ditutup selama bulan Ramadan.
“Sebagai gantinya, masyarakat ramai-ramai memasak sup harira untuk dibagikan dan dinikmati bersama,” ungkapnya. “Sup kaya rasa ini telah menjadi simbol Ramadan di Maroko,” tambahnya.
Oh ya, untuk berbuka puasa masyarakat Maroko terbiasa minum segelas kopi dicampur susu sambil ditemani semangkung sup harira, kurma dan “shabakiyah” semacam biskuit untuk makanan pencuci mulutnya.
Bahrain
Mirip di Indonesia, jurnalis asal Bahrain Samar al Abiuki mengatakan saat waktu buka puasa tiba, masyarakat di Bahrain akan berkumpul bersama keluarganya untuk menyantap hidangan bersama.
“Selalu ada sepiring ‘harees’ di meja,” tambahnya.
“Harees itu bubur tradisional Bahrain yang terbuat dari gandum, daging dan mentega. Tekstur buburnya sendiri bisa kering atau berkuah.”
Selama bulan Ramadan, anak-anak di Bahrain akan mengenakan baju tradisional dan menyanyikan lagu tradisional Arab bersama-sama. Tak lupa, para tetangga akan memberikan kacang dan cemilan manis. Sementara orang dewasa biasanya memainkan alat musik sambil berdansa. Tradisi ini disebut Karka atau Gergaoon.
Arab Saudi
“Tradisi kami selama Ramadan meliputi buka puasa bersama keluarga dan menghias rumah serta jalanan,” ujar Mariam al Harbi seorang pemandu wisata.
“Tradisi lainnya, sehabis solat Taraweh biasanya orang-orang saling bertamu dan berkumpul bersama di meja. Tradisi ini kita sebut dengan ‘Garakat’” tambahnya.
Irak
“Di minggu pertama puasa, biasanya masyarakat Irak pulang ke rumah orang tuanya untuk berkumpul bersama. Selain itu, mereka terbiasa saling berkirim makanan ke tetangganya,” ujar jurnalis Irak, Wafa al Fatlawi.
Lebih lanjut Wafa al Flatlawi menambahkan, selama Ramadan pria di Irak kerap pergi ke café untuk bermain ‘mheibes’. Fyi, selama Ramadan, mheibes merupakan permainan terpopuler di kalangan masyarakat Irak.
Libya
Dari dulu, Libya dikenal dengan “pesta mewah” yang digelar di jalanan kota selama bulan Ramadan. Meja-meja disusun sedemikian rupa hingga menyerupai “prasmanan” berisi berbagai macam hidangan yang dapat dinikmati saat buka puasa.
Namun, setelah Gaddafi digulingkan pada tahun 2011, “pesta” Ramadan ini digelar lebih sederhana. Tak jarang, warga lebih memilih untuk berbuka puasa di rumah dengan alasan keamanan.
- Source : sputniknews.com