Rumah Sakit Ini Sembuhkan Penyakit Pasien Menggunakan Virtual Reality
Rumah sakit Calgary menjadi rumah sakit pertama di Kanada yang memiliki cara unik mengobati pasiennya dengan menggunakan teknologi virtual reality. Teknologi ini terbukti mengurangi 75 persen rasa sakit ketika prosedur menyakitkan tengah dilakukan dokter pada pasien.
Graydon Cuthbertson, seorang pasien di Rockyview General Hospital, hampir kehilangan kedua kakinya akibat menderita sindrom kompartemen. Setelah melakukan serangkaian operasi di bagian otot betisnya, pria berusia 47 tahun tersebut merasakan sakit yang luar biasa saat petugas rumah sakit tengah mengganti perbannya.
Cuthbertson beranggapan penggunaan teknologi VR sangat membantunya mengalihkan rasa sakit tersebut. Pemakaian teknologi ini juga membuatnya merasa jauh lebih tenang karena dalam penglihatannya, ia sedang berada di tepi danau yang menyenangkan.
Tak hanya tepi danau, ia juga bisa memilih gambaran lainnya seperti lautan yang menenangkan dengan ditemani lumba-lumba yang berenang.
The Rockyview General Hospital achieves a national first with its virtual reality program for wound care patients. The technology has been proven to significantly reduce pain and anxiety levels, and it’s being trialed at other sites in the Calgary Zone. pic.twitter.com/b7PRMPXcYF
— AHS_CalgaryZone (@AHS_YYCZone) August 30, 2018
“Teknologi ini merupakan hadiah dari tuhan,” ujarnya. “Bahkan meski saya telah menggunakan obat penawar rasa sakit, pertama kalinya petugas rumah sakit mengganti perban luka operasi saya, rasanya begitu menyakitkan,” ujar Cuthbertson.
“Namun dengan teknologi virtual reality ini, saya bisa lebih tenang saat para petugas mengganti perban karena ditemani berbagai efek gambar dan suara yang disediakan VR. Selama prosedur dilakukan, saya hanya fokus pada apa yang saya lihat dan dengar. Saya sama sekali tak memikirkan sakit yang saya rasakan. Prosedurnya menjadi tidak berasa dan tiba-tiba sudah selesai. Alat ini menakjubkan,” tambahnya.
Untuk diketahui, Rumah Sakit Rockyview merupakan rumah sakit pertama di Kanada yang menggunakan teknologi VR untuk membantu meringankan rasa sakit dan gelisah pasien. Pasien bisa memilih satu dari 12 efek gambar dan suara yang disediakan teknologi virtual reality ini.
Menurut pihak rumah sakit, penggunaan teknologi VR terbukti membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien hingga 75 persen.
Begitu efektifnya kinerja alat ini, sampai-sampai ada seorang donor yang tak ingin disebutkan namanya, menyumbangkan dua headset Samsung Gear untuk rumah sakit agar bisa digunakan oleh pasien yang selama ini ketergantungan obat penghilang rasa sakit.
Diketahui, teknologi VR ini tidak memberikan efek samping apapun terhadap pasien melainkan hanya sebagai terapi untuk mengurangi ketergantungan obat penenang dan penghilang rasa sakit pada pasien.
“Efek penggunaan teknologi ini bisa langsung Anda lihat dari bahasa tubuh pasien dan dari cara mereka bernafas. Tubuh mereka tampak lebih santai,” ujar seorang fisioterapis Jaclyn Frank.
“Mereka bernafas lebih teratur dan Anda bisa melihat bahwa mereka seolah-olah sedang berada di tempat lain, bukan di ruangan ini menahan sakit saat kami sedang melakukan prosedurnya,” tambahnya.
Replacing painkillers or sedatives with virtual reality experiences. Great results from tests with wound care, intensive care and cardiac care patients. Amazing opportunity in healthcare and clearly highlights the potential of immersive #VR experiences https://t.co/wPHnWhKQGl
— Ben Smith (@benasmith) August 31, 2018
Teknologi ini sediri sedang diuji coba di bagian perawatan intensif dan jantung. Nantinya, hasil uji coba ini akan dibagikan dengan seluruh rumah sakit yang ada di Kanada.
“Kami berharapa penggunaan teknologi ini akan meluas karena efeknya yang sangat bermanfaat,” ujar Scout Windsor, teknisi tele-kesehatan di rumah sakit Rockyview.
Sementara itu, studi terbaru yang dilakukan oleh rumah sakit Cedars-Sinai, Los Angeles yang turut melibatkan 100 pasiennya menemukan fakta bahwa mereka yang menonton video menenangkan di VR dilaporkan rasa sakitnya berkurang hingga 24 persen.
- Source : www.rt.com