Inggris Segera Legalkan Penggunaan Ganja Untuk Keperluan Pengobatan
Penasehat medis terbaik Inggris mengatakan ada cukup bukti yang menunjukkan manfaat terapeutik ganja untuk mengobati beberpa penyakit tertentu. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah Inggris memberikan lampu hijau
Kesimpulan yang dilontarkan Profesor Dame Sally Davies membuat komisi pimpinan Sajid Javid melakukan tinjauan lebih lanjut terkait manfaat ganja untuk kepentingan pengobatan.
Jika disetujui, pemerintah akan mengklasifikasikan ulang zat ganja dalam waktu beberapa minggu ke depan.
“Ada bukti nyata dari sejumlah institusi terpercaya bahwa beberapa obat berbahan dasar ganja memiliki manfaat terapeutik untuk mengobati beberapa penyakit tertentu,” ujar Profesor Dame Sally dalam laporannya.
BREAKING NEWS Professor Dame Sally Davies concludes that #cannabis-based medicinal products should be moved out of a Schedule 1 classification. #EndOurPain #drugspolicy https://t.co/yzN7ZhBacH pic.twitter.com/zApcw2liH6
— Cannabis Law Reform (@CLEARUK) July 3, 2018
Di Inggris, obat-obatan berbahan dasar ganja masuk ke dalam kategori obat-obatab Schedule 1, artinya untuk saat ini, penggunaan obat-obatan berbahan dasar ganja masih belum bisa diterima pemerintah karena dianggap berbahaya.
Namun jika pemerintah memutuskan untuk menangguhkan kategori tersebut, dokter akan diijinkan memberikan resep berbahan dasar ganja kepada pasien pengidap penyakit tertentu dibawah pengawasan ketat.
BREAKING NEWS Professor Dame Sally Davies concludes that #cannabis-based medicinal products should be moved out of a Schedule 1 classification. #EndOurPain #drugspolicy https://t.co/yzN7ZhBacH pic.twitter.com/zApcw2liH6
— Cannabis Law Reform (@CLEARUK) July 3, 2018
Menurut sejumlah penelitian, ada bukti tak terelakkan yang menunjukkan ganja dapat mengobati penderita penyakit kronis dan mereka yang menderita gangguan tidur berat (sleep apnea), fibromyalgia (nyeri tulang dan otot) dan multiple sceloris.
Prof Dame Sally Davies @CMO_England review https://t.co/FoQbxrnuuk "My recommendation is that cannabis based medicinal products are moved out of Schedule 1 of the Misuse of Drugs Regulations 2001." #Synthetic #cannabinoids
— Wai Liu (@Wai_Liu) July 3, 2018
Diskusi mengenai klasifikasi ulang ganja kembali diangkat setelah seorang ibu yang baru saja kembali dari Kanada ketahuan membawa obat-obatan berbahan dasar ganja di Bandara Heathrow, Inggris.
Padahal, obat itu akan dia gunakan untuk mengobati penyakit anaknya. Sayangnya, petugas Bandara Heathrow keburu menyita obat-obatan tersebut sebelum sempat diberikan pada sang anak.
Charlotte Caldwell told me she was heart-broken when medicinal cannabis she’d tried to bring into Britain to treat her 12-year-old son Billy’s severe epilepsy was confiscated at Heathrow this morning.
— Lauren Clarke (@rensyclarke) June 11, 2018
She’s in the Home Office now demanding its return.pic.twitter.com/vvFnqaVX0o
Buntutnya, kejadian ini menimbulkan perdebatan nasional dan peninjauan ulang terkait peraturan penggunaan ganja kembali dilakukan.
Lebih lanjut, diketahui bahwa sang ibu pergi ke Kanada demi mendapatkan obat-obatan epilepsi berbahan dasar ganja untuk mengobati putranya yang saat ini berusia 12 tahun.
A mother plans to protest UK drug laws by smuggling cannabis oil into Heathrow, claiming it saved her son's life. Should we relax laws around medicinal marijuana like other countries have? pic.twitter.com/l4visgAPrU
— LBC (@LBC) June 10, 2018
Dewan Penasehat Penyalahgunaan Narkoba mulai saat ini akan mempertimbangkan usulan kepala penasehat medis Inggris sebelum memutuskan apakah ganja dapat diklasifikasikan ulang untuk keperluan pengobatan atau tidak.
“Posisi ganja saat ini sangat tidak menguntungkan, baik untuk para orang tua, dokter dan bahkan untuk saya,” ujar Sajid Javid di depan seluruh anggota parlemen Inggris.
“Oleh karenanya, saya memutuskan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kembali meninjau klasifikasi ganja,” tambahnya.
- Source : sputniknews.com