Sering Keliru, Yuk Kepoin Asal Usul Cadar Dari Sharing Ilmu Para Tokoh!
Anggota parlemen Mesir, Amna Nosseir, yang juga seorang profesor di bidang ilmu hukum perbandingan, mengungkapkan, cadar yang menutupi wajah perempuan bukan tradisi Islam dan tak juga diperintahkan dalam Al Quran. Cadar juga bukan budaya Arab karena tidak ada satu pun baju tradisional Arab yang menggunakan cadar.
Cadar tidak ada hubungannya dengan terorisme, radikalisme dan fanatisme. Itu pemikiran yang keliru yang sesat. Ratusan tahun sebelum agama Islam ada, cadar sudah banyak digunakan oleh para wanita Yahudi untuk menutupi wajah mereka dari terpaan pasir dan angin kencang.
Cadar banyak digunakan di negara yang memiliki banyak gurun pasir karena suhu udaranya yang sangat ekstrim. Panas menyengat di kala siang namun dingin merasuk ke tulang di saat malam.
Pada zaman itu, banyak wanita Yahudi yang terkena stroke panas karena tidak tahan dengan suhu udara ekstrim di tengah gurun. Akhirnya wanita-wanita Yahudi ini berinisitaif membuat cadar untuk menanggulangi masalah suhu ekstrim tersebut.
Cadar memang akhirnya terbukti sangat berguna untuk melindungi panas terik matahari yang sangat menyengat. Di kemudian hari, cadar kemudian dimasukkan dalam ajaran tradisi agama Yahudi sebagai penutup aurat. Setelah ribuan tahun berlalu, agama Yahudi banyak mengalami perkembangan dan tradisi cadar pun mulai ditinggalkan karena sudah semakin banyak wanita Yahudi yang tinggal di perkotaan dan sudah tidak tinggal lagi di tengah gurun pasir.
Banyak penganut agama abal-abal yang tidak paham sejarah justru mempermalukan dirinya sendiri dengan hanya ikut-ikutan menggunakan cadar namun tak paham akar kebudayaannya. Banyak kemiripin antara ajaran Yahudi dengan ajaran Islam karena mereka memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang orang Arab adalah orang Yahudi.
Mayoritas wanita muslim di Mesir memang memakai jilbab yang menutupi rambut dan seluruh tubuh mereka. Namun sangat jarang yang memakai cadar karena memang cadar adalah tradisi agama Yahudi.
Meski begitu, jumlah wanita muslim yang memakai cadar mengalami peningkatan besar dalam 10 hingga 20 tahun terakhir. Untuk menghambat peningkatan ini, sebagian pihak di Mesir telah menerapkan larangan memakai cadar di tempat publik.
Pada Oktober tahun lalu, Universitas Kairo juga sudah melarang semua dosen wanitanya memakai cadar karena hal itu menghambat penyampaian kuliah kepada para mahasiswa, terutama untuk mata kuliah bahasa. Para wanita yang memakai cadar diperintahkan membuka cadar mereka jika ingin memberi suara karena mereka harus diidentifikasi dengan jelas. Selama ini cadar banyak disalahgunakan untuk melakukan voting ganda karena identitas pemilih tidak bisa dikenali dengan jelas.
Memang benar bahwa cadar bukan ajaran Islam. Cadar juga bukan budaya Arab karena tidak ada satu pun baju tradisional Arab yang menggunakan cadar. Cadar adalah tradisi agama Yahudi. Demi keamanan, cadar juga sudah dilarang di beberapa negara.
Menurut dosen Universitas NU Indonesia (UNUSIA) Jakarta, Muhammad Idris Masudi, pada dasarnya cadar sudah mulai digunakan sebelum Islam lahir. Saat itu, cadar merupakan jenis pakaian yang digunakan oleh perempuan di wilayah "gurun pasir" pada waktu itu. "Iya sebelum Islam ada, sudah ada cadar. Itu tradisi di sana, Bahkan di Yahudi juga itu ada cadar," ujar Idris Masudi
Setelah Islam datang, penggunaan cadar ini terus berlangsung. Meski begitu, Nabi Muhammad pada saat itu tidak mempermasalahkan model pakaian tersebut. Atau dengan kata lain, tidak ada aturan untuk perempuan muslim menggunakan cadar. Jadi, cadar diartikan hanya sebatas jenis pakaian yang dikenal dan dipakai oleh sebagian perempuan gurun.
Sumber referensi:
https://dunia.tempo.co/read/752249/anggota-dpr-mesir-menyebut-cadar-tradisi-yahudi-bukan-islam
https://kumparan.com/@kumparannews/sejarah-penggunaan-cada
- Source : seword.com