‘Aku ingin mengubah identitas biologisku’: Kenapa beberapa perempuan ingin menjadi laki-laki
Dengan adanya pernyataan atas pendekatan gender netral yang saat ini semakin jelas keberadaannya di semua lapisan masyarakat, Radio Sputnik telah bertanya pada Gina Rippon, seorang neuroscientist dan Profesor Emeritus tentang neurologis neuroimaging di Universitas Aston di Birmingham, memintanya untuk menjelaskan mengapa banyak orang yang mencoba memerangi stereotip gender.
“Banyak anak laki-laki dan perempuan di berbagai usia mencari tahu tentang siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukan, dalam gender merupakan tanda yang penting dalam seluruh budaya. Gagasanny adalah seseorang yang tidak begitu menghargai budaya tertentu, merasa sangat rentan, “kata Professir Rippon.
Dengan adanya masalah penggambaran tubuh dan banyaknya bullying yang terjadi di jaringan sosial, mungkin ini alasan munculnya keseluruhan gagasan tentang kenetralan gender.
“Saya pikir salah satu cara untuk mengatasi intimidasi adalah dengan bersikap tahan banting, dengan cara seseorang menghapus perasaan yang merasa dirinya tak berharga atau rasa kurang percaya diri, Rippon mengatakan.
Telah ada lonjakan besar dalam jumlah remaja yang mengatakan bahwa mereka mengidentifikasi diri mereka berseberangan dengan gender yang mereka miliki.
“Saya pikir gagasan tentang identitas gender sudahada sejak lama. Kita tahu bahwa masyarakat tertarik dengan gender yang mereka punya. Masyarakat selalu menghubungkan masalah gender dalam kehidupan sosial dengan jenis kelamin yang dimiliki. Selalu ada tanggapan bahwa jika seseorang dilahirkan sebagai seorang perempuan, maka mereka harus berperilaku yang sejalan dengan jenis kelaminnya tersebut yang mana perilaku tersebut berbeda dengan anak laki-laki. Dan saat ini ada tekanan kuat dari masyarakat untuk mengkarakterisasi jenis kelamin dengan cara tertentu, seperti bagaimana Anda harus berpenampilan dan hal apa yang seharusnya Anda minati. Oleh karena itu, anak-anak mulai merasa tidak nyaman dan berpikir bahwa ada yang salah dengan jenis kelaminnya. Sehingga mereka ingin mengubahnya. ‘Saya tidak merasa sebagai seorang perempuan. Mungkin Saya memang bukan seorang perempuan, jadi Saya perlu merubah tubuh Saya,” Rippon melanjutkan.
Dia menambahkan hal ini juga mendorong beberapa anak laki-laki memandang perempuan dengan cara pandang yang berbeda dan memperlakukan mereka dengan setara.
“Telah terjadi perubahan dalam beberapa perilaku anak lelaki terhadap anak perempuan (yang telah berdampak pada meningkatnya rasa percaya diri para anak perempuan),” Gina Rippon megatakan.
- Source : sputniknews.com