Dokter bedah China memperjuangkan transplantasi kepala ‘pertama di dunia’
Seorang dokter bedah China memimpin transplantasi kepala manusia yang pertama di dunia yang dilakukan pada sebuah mayat di China telah memperjuangkan operasi yang kontroversial tersebut.
Prosedur transplantasinya dilakukan oleh sebuah tim pimpinan Dr. Xiaoping Ren dari Universitas Kedokteran Harbin di Timur Laut China, menurut profesor dari Italia Sergio Canavero.
“Dalam operasi yang berlangsung selama 18 jam tersebut, para ahli berhasil menghubungkan kembali tulang belakang, saraf dan pembuluh darah dari kepala yang terpenggal itu,” ujar Ren, menambahkan bahwa sebuah keseluruhan laporan tentang prosedur dan jangka waktu timnya untuk melaksanakan transplantasinya diharapkan selesai dalam beberapa hari ke depan.
“Tidak pernah ada prosedur semacam itu sebelumnya dalam operasi. Kami menyelesaikan rancangan operasi tersebut, termasuk bagaimana memotong dan menangani saraf, pembuluh darah dan otot. Semua itu adalah pencapaian kami,” Ren mengatakan.
Uji coba yang dilakukan tersebut membantu para dokter menjelajahi berbagai pilihan teknis terkait operasinya dan cara untuk memperbaiki jaringannya, sang dokter menambahkan.
Namun berbagai kritik dalam komunitas kedokteran mengatakan terlalu dini untuk melakukan transplantasi semacam itu terhadap manusia dan uji coba yang dilakukan pada mayat tak memiliki jaminan keberhasilan.
Hu Yongsheng, seorang profesor di Xuanwu Hospital Capital Medical University di Beijing, mengatakan operasi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sebuah operasi secara teknis, karena operasi yang dilakukan Ren pada mayat dimaksudkan unuk menambah pemahaman terhadap anatomi.
Dia mengatakan bahwa para ilmuwan secara penuh menguji coba prosedur seperti itu pada binatang sebelum melakukannya terhadap manusia yang masih hidup. “Transplantasi kepala mungkin bisa menjadi nyata, namun bukan untuk saat ini.”
Operasi tersebut dapat dipandang sebagai praktek tingkat awal dari pengalaman nyata akan transplantasi kepala, Hu mengatakan. “Operasi ini merupakan langkah awal ke depan menuju jarak yang sangat panjang.”
Ren mempertahankan operasi tersebut dengan mengatakan bahwa semua kemajuan dalam bidang kedokteran dicapai ditengah-tengah perdebatan, mengutip bahwa serangan serupa telah terjadi menentang transplantasi ginjal saat dilakukan pertama kali lebih dari 60 tahun yang lalu.
“Ketika sesuatu yang baru muncul, kita harus mengikuti dan mendiskusikannya, bukan malah menghentikannya, karena sejarah telah membuktikan bahwa hal-hal baru tidak dapat dihentikan,” ujar Ren.
- Source : sputniknews.com