www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Arab Saudi Pecat Ribuan Imam Radikal, Kalau Di Sini Disebut Kriminalisasi Ulama

Penulis : Akhmad Reza | Editor : Indie | Minggu, 05 November 2017 14:34

Akhir-akhir ini berhembus angin segar dari Arab Saudi. Negara Mbah-nya Wahhabi ini sedang berubah. Tentu ini merupakan perubahan positif. Dan Imbasnya diharapkan menular kepada negara-negara muslim lain yang masih menganggap Saudi sebagai Patron.

Perubahan di Arab Saudi memang berjalan layaknya siput. Pelan tapi pasti. Penghambat perubahan di sana tak lain tak bukan adalah ideologi dan paham yang mereka pegang sekarang, wahhabisme. Bisa dikatakan negara ini selama puluhan tahun “disandera” olehnya. Apa sesungguhnya Wahhabisme ? Dan bagaimana pengaruhnya kepada negara-negara muslim lainnya ? Ini yang perlu dan penting dibahas.

Membicarakan Wahhabisme tidak bisa dilepaskan dengan gerakan fundamentalisme hingga aksi-aksi teror yang terjadi di berbagai belahan dunia. Pasalnya, terorisme selalu menisbahkan diri mereka pada ajaran ini, meski mereka tidak mengakuinya secara langsung. Penyebutan awal Wahhabi berasal dari Kekaisaran Turki Utsmani (Ottoman) untuk pengikut fanatik abad ke-18, yaitu Muhammad ibnAbd al-Wahhab (wafat 1792 masehi). Gagasan utama Abl al-Wahhab adalah bahwa umat Islam telah melakukan kesalahan dengan menyimpang dari jalan yang lurus, dan hanya dengan kembali ke satu-satunya agama yang benar mereka akan diterima dan mendapat ridha dari Allah.

Ironisnya, yang disebut “pemurnian” Islam versi Wahhabi adalah berarti penghancuran terhadap warisan-warisan Islam dan bahkan pembunuhan terhadap ulama, cendekiawan yang tak sejalan dengannya. Seperti diungkap Khaled Abou El-Fadl-Guru BesarHukum Islam- Wahhabis mememerlihatkan kebencian yang luar biasa terhadap semua bentuk intelektualisme, mistisisme, dan sektarianisme dalam Islam, dengan memandang semua itu sebagai inovasi yang menyimpang yang telah masuk ke dalam Islam karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar Islam (2006:62).

Wahhabisme sendiri mengutuk pengaruh-pengaruh dari luar Islam, sembari bahu-membahu dengan Inggris merongrong imperium Utsmani Turki. Kebangkitan Wahhabisme pada mulanya berhasil dihancurkan oleh Kekaisaran Utsmani. Tokoh yang dikirim Kekaisaran Utsmaniuntukmenumpas Wahhabi adalah Muhammad Ali Pasha, Gubernur Mesir. Tugasnya berhasil dilaksanakan dengan baik. Tokoh-tokoh utama Wahhabi berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati di Istanbul. Namun, gerakan Wahhabi tidak lantas tenggelam. Di abad ke-20, gerakan ini menemukan momentumnya dan bangkit kembali hingga kini menjelma menjadi sebuah negara bernama Saudi.

Parahnya, Saudi dengan kekayaan minyak buminya berupaya mengekspor ideologi Wahhabi ke negara-negara muslim lainnya. Hal ini dikonfirmasi dalam bukunya Stephen Sulaiman Schwartz yang berjudul “Dua Wajah Islam, Moderatisme vs Fundamentalisme dalam Wacana Global.”

“Dengan menggunakan kekuasaan finansial yang diperoleh dari sumber-sumber minyak yang luar biasa banyak, para penguasa Saudi mengekspor Wahhabisme ke belahan dunia lain, dari Pakistan dan India hingga ke Balkan, Filipina, Eropa Barat danAmerika sendiri.”

Lalu, perubahan seperti apa yang sedang terjadi di Arab Saudi ? Adalah Putra Mahkota Arab Saudi yang banyak melakukan terobosan terhadap kejumudan paham wahhabi. Seperti dikutip dari laman kompas.com, tak hanya mengizinkan perempuan untuk mengemudi mobil, Arab Saudi juga bakal memperbolehkan perempuan untuk menyaksikan pertandingan olahraga di stadion pada tahun depan. Kerajaan yang memiliki aturan keras bagi perempuan ini, telah lama melarang perempuan berada di arena olahraga. Aturan ketat itu merupakan bagian dari pemisahan jenis kelamin di masyarakat.

Kebijakan yang diumumkan pada Minggu (29/10/2017) waktu setempat, sejalan dengan ambisi kuat dari putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman untuk mereformasi kerajaan.

Tapi yang lebih menghebohkan dan membuat geger adalah berita teranyar dari negara konservatif itu. Dilansir dari tempo.co, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, mengatakan pemerintah telah memecat beberapa ribu imam berpaham radikal dari kegiatan masjid karena menyebarkan ekstremisme.

Tentu ini adalah sebuah langkah maju dari Saudi. Setelah sekian lama dikungkung oleh Wahhabi, sudah saatnya Arab Saudi lebih moderat dan membuka diri. Dan yang lebih penting dari itu, Arab Saudi cepat-cepat melepaskan diri dari kekakuan dan kekerasan paham Wahhabi.


Berita Lainnya :

Langkah tegas Saudi jika di Indonesia akan dianggap sebagai kriminalisasi ulama. Pemerintah mengeluarkan Perpu Ormas saja sudah dianggap memberangus dan mendzholimi umat Islam. Pertanyaannya, umat Islam yang mana ? Kelompok intoleran yang sesungguhnya minoritas di negeri ini selalu mengatasnamakan umat. Dan nampaknya Arab Saudi gerah menghadapi kelompok-kelompok seperti itu, jadi langkah pemerintah Indonesia sudah tepat. Kita tidak boleh diam dan membiarkan kelompok intoleran menafsirkan serta mengklaim bahwa versi Islam merekalah yang benar, sementara yang lain dianggap salah


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar