Teruskan Melamun: Bukti Baru Menunjukkan Pikiran Yang Berkelana Ternyata Lebih Cerdas
Sebuah studi baru menambah dukungan pada sebuah hipotesis yang mengakar dalam kecenderungan Albert Einstein untuk melamun: bahwa orang-orang yang melamun cenderung lebih kreatif dan cerdas.
Peneliti dari Teknologi Psikologi Georgia, studi baru milik Eric Schumacher mengatakan bahwa orang-orang yang mampu melamun saat mengerjakan tugas, bukanlah berpikiran kosog, atau menyendiri, seperti kelihatannya. “Orang-orang cenderung berpikir bahwa melamun itu merupakan hal yang buruk. Anda mencoba untuk memperhatikan namun tidak bisa. Data kami tetap pada gagasan bahwa hal ini tidaklah selalu benar. Beberapa orang memiliki otak yang lebih efisien,” ucap Schumacher dalam sebuar artikel yang dimasukkan ke dalam situs universitas tersebut pada tanggal 24 Oktober.
Studi tersebut, “konektivitas fungsional dalam dan diantara jaringan otak dasar yang berkorelasi dengan melamun,” diterbitkan dalam jurnal Neurosychologia. Subyek penelitian diletakkan dalam sebuah mesin MRI dan dibuat menatap sebuah titik tetap selama lima menit, memberikan data terhadap bagaimana “bagian-bagian di otak berkorelasi, bekerja bersama-sama dalam keadaan istirahat secara sadar.” Schumacher menjelaskan
Berikutnya, para peneliti menyilangkan data referensi mereka dengan berbagai tes yang mengukur kecerdasan dan kreatifitas para partisipan. Orang-orang yang dikatakan lebih banyak melamun, memiliki otak yang lebih efisien, menurut data MRI.
“Penemuan tersebut mengingatkan pada profesor saya yang sering melamun. Seseorang yang brilian, namun asyik di dalam dunia nya sendiri, terkadang terlihat sangat jelas bagi lingkungan sekelilingnya,” ucap sang akademisi, “atau para pelajar yang terlalu cerdas di kelasnya. Yang mana dibutuhkan waktu lima menit bagi teman mereka untuk belajar sesuatu yang baru, namun mereka hanya memerlukan waktu semenit untuk memahaminya dan kemudian mulai melamun.”
Melamun membiarkan orang-orang untuk menjelajahi beragam gagasan, membayangkan bagaimana situasi dapat dimainkan dan bahkan pandangan yang lebih baik terkait seperti apa masa depan mereka. Semua faktor yang berkontribusi terkait kesuksesan. Scott Kaufman, Ph.D menulis dalam artikel Psychology Today pada tahun 2014.
Penelitian empiris yang diterbitkan pada tahun 2012 mendukung beberapa klaim anekdot yang mengaitkan mental dengan kecerdasan. “Data menunjukka bahwa terlibat dalam berbagai tugas luar yang sederhana yang mengizinkan pikiran untuk berkelana dapat mendukung kecerdasan dalam menyelesaikan masalah.” Menurut studi dari Universiity of California-Santa Barbara.
- Source : sputniknews.com