www.zejournal.mobi
Selasa, 24 Desember 2024

Sperma Ayam Yang Dimodifikasi Secara Genetik, Kunci Untuk Mencipatakan Telur Ayam Yang Dapat Memerangi Kanker

Penulis : RT | Editor : Indie | Selasa, 10 Oktober 2017 13:44

Sebuah tim para peneliti Jepang telah memodifikasi sperma ayam secara genetic dengan tujuan untuk menciptakan generasi ayam betina yang menelurkan telur yang dapat memerangi sel kanker.

Tim ilmuwan dari Institut Nasional Industri dan Teknologi Canggih Sains (AIST) di wilayah Kansai di Jepang menggunakan genom yang diubah pada DNA ayam dengan mengenalkan gen yang menghasilkan beta interferon ke dalam precursor sperma ayam.

Beta interferon merupakan jenis protein yang digunakan dalam penanganan terhadap banyak penyakit termasuk multiple sclerosis, beberapa jenis kanker dan bahkan hepatitis.

“Hasil nya kami harapkan dapat mengacu pada pengembangan pengobatan yang murah.” Ucap Profesor Hironobu Hojo di Universitas Osaka seperti yang dikutip oleh The Yomiuri Shimbun.


Berita Lainnya :

Sebagai referensi, beberapa microgram interferon beta dapat mencapai harga 100.000 yen, namun tim tersebut berharap dapat menciptakan sampai 100 miligram interferon beta hanya dari satu telur.

“Di masa depan, perlu dikaji secara cermat karakteristik zat yang terdapat dalam telur dan menetukan keamanannya sebagai produk farmasi.” Hojo menambahkan.

Untuk saat ini, para ilmuwan memiliki jumlah tiga ekor ayam betina yang memproduksi “senjata” telur ini tiap harinya.

Para peneliti berencana untuk menjual protein interferon beta pada perusahan-perusahaan farmasi yang dilaporkan akan memotong biaya penelitian dan pengembangan mereka menjadi setengahnya. Sebagai hasilnya, setidaknya secara teori, dapat semembuat banyak pasien dan rumah sakit di seluruh dunia berhemat saat sebuah pengobatan generasi kanker berikutnya lolos uji coba kesehatan.

Tim tersebut berharap, terobosan ini akan memangkas harga protein interferon beta sekitar 10 persen dari harganya saat ini.

Namun, para pengguna obat-obatan di Jepan masih harus menunggun, dikarenakan negara tersebut sangat ketat dalam proses pengaturan terkait pengembangan obat-obatan farmasi baru.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar