Manusia mungkin akan berevolusi dengan cepat di Mars, klaim ahli biologi
Seorang ahli biologi evolusi menyatakan bahwa koloni manusia di Mars bisa mengalami evolusi yang cepat, dan pada akhirnya menjadi sebuah spesies manusia yang baru.
Scott Solomon, ahli biologi di Rice University dan penulis dari “Future Humans: Inside the Science of Our Continuing Evolution”, menulis di Nautilus bahwa manusia di Mars kana terkena “founder effect”, sebuah fenomena di mana spesies yang memasuki lingkungan baru beradaptasi dengan cepat.
“Founder effect” ini terjadi sebagai akibat dari populasi baru yang sangat kecil, yang berarti bahwa bentuk dan keragaman genetik secara radikal diturunkan. Fenomena ini sering ditemukan di pulau-pulau dan daerah terpencil lainnya. “Hal ini terjadi secara rutin bagi hewan dan tanaman yang terisolasi di pulau-pulau-seperti burung pipit Darwin. Tapi sementara spesiasi di pulau-pulau ini dapat memakan waktu ribuan tahun, tingkat mutasi di Mars dan kontras yang mencolok antara kondisi Mars dan Bumi, kemungkinan akan mempercepat proses ini,” tulis Solomon.
“Founder effect” ini dapat mengarah apda penciptaan spesies baru, dan Solomon berpendapat bahwa atmosfer Mars akan mempercepat proses itu. “Cepat” adalah relatif, karena proses evolusi membutuhkan jutaan tahun untuk menciptakan spesies baru. Solomon mengklaim bahwa “hanya beberapa ratus generasi, mungkin sesedikit 6.000 tahun” kehidupan manusia di Mars akan memicu spesies baru untuk dikembangkan.
Misalnya, gravitasi yang lemah di Mars dapat mengurangi kepadatan tulang dengan cepat, yang akan mengakibatkan kerusakan tulang dengan tingkat lebih besar. Menanggapi tekanan ini, Solomon mengklaim bahwa “setelah banyak generasi, manusia Mars bisa memiliki tulang yang lebih tebal secara alami, memberikan penampilan yang lebih kuat.”
Mars juga memiliki tingkat radiasi permukaan yang lebih tinggi, yang dapat memicu banyak penyakit tetapi juga bisa mempercepat evolusi dengan meningkatkan vaiasi genetik. “Setelah 500 hari, seseorang yang hidup di permukaan Mars akan terkena dosis radiasi yang setara dengan enam kali jumlah tahunan yang diizinkan bagi karyawan Departemen Energi AS,” tulis Solomon.
Ia menyarankan dua kemungkinan hasilnya. Yang pertama akan menunjukkan bahwa tubuh manusia Mars akan memiliki produksi melanin yang meningkat, yang melindungi terhadap radiasi, tetapi juga menggelapkan kulit, yang mengarah bahwa manusia Mars akan berkulit lebih gelap daripada manusia Bumi. Kemungkinan lainnya adalah radiasi mendukung pigmen yang lebih jelas, seperti karotenoid, senyawa yang membuat wortel berwarna oranye.
Bahkan beberapa generasi pertama akan eprlu untuk beradaptasi secara signifikan terhadap lingkungan Mars. Tubuh manusia sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan yang seperti Bumi, dan gravitasi yang lemah, radiasi tinggi dan kurangnya mikroba hidup di Mars akan memperkenalkan berbagai tekanan lingkungan yang harus diadaptasikan oleh manusia, atau mati.
Beberapa ilmuwan telah membantah kesimpulan Solomon, seperti Philipp Mitterrocker, seorang ahli biologis teoritis di Universitas Wina. “Spesiasi adalah proses jangka lama yang biasanya membutuhkan isolasi reproduksi selama jutaan tahun,” katanya kepada MACH. “Beberapa populasi manusia telah terisolasi selama ribuan tahun dan masih jauh menjadi sebuah spesies yang berbeda. Dengan demikian tidak mungkin bahwa manusia yang telah tinggal di Mars akan menjadi sebuah spesies yang terpisah/berbeda.”
- Source : sputniknews.com