Para ilmuwan mengungkapkan bagaimana Pluto dapat memiliki bentuk hati yang misterius
Setahun setelah pesawat antariksa New Horizon NASA mengambil sebuah foto menakjubkan gambar hati pada permukaan Pluto, para ilmuwan dapat mengungkapkan apa yang menyebabkan simbol cinta tersebut tampak terpampang di permukaan planet kerdil ini.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Nature memecahkan misteri bagaimana gletser nitrogen dapat membentuk bentuk hati yang dikenal sebagai Sputnik Planum, terletak di wilayah Tombaugh Regio, yang terbentuk di planet ini dan membuktikan bahwa teori sebelumnya salah.
Para ilmuwan Perancis menggunakan data dan pengamatan yang dikumpulkan selama New Horizon terbang melintasinya tahun lalu untuk membuat sebuah simulasi komputer atas atmosfer Pluto selama 50.000 tahun terakhir.
Simulasi tersebut menunjukkan penyebaran nitrogen, karbon monoksida dan es metana dengan ketebalan beberapa milimeter di seluruh planet tersebut dan memungkinkan para ilmuwan untuk memperkirakan berbagai skenario “iklim” yang dapat menjelaskan penyebaran es di Pluto.
“Permukaan Pluto adalah pencampuran dari berbagai jenis es yang secara alami tidak ada di bumi: nitrogen, metana dan karbon monoksida,” menurut penulis utama Tanguy Bertrand dari Universite Pierre et Marie Curie di Perancis yang mengatakan kepada ResearchGate bahwa jawaban untuk apa yang dapat menyebabkan gletser berbentuk hati terletak pada iklim Pluto.
“Kami menemukan bahw bentuk hati tersebut sampai beberapa tingkat terbentuk oleh es nitrogen volatil yang terakumulasi dalam cekungan dan membentuk sebuah reservoir es permanen, seperti yang diamati oleh New Hoeizons,” ia mengatakan.
“Ini terjadi karena keseimbangan dari gas solid nitrogen ini. Di bawah cekungan, tekanan atmosfer lebih tinggi, sehingga suhu beku lebih tinggi dari luar.
Akibatnya, nitrogen lebih memilih untuk berkondensasi menjadi es di sana. Es karbon monoksida,” tambahnya.
Para peneliti juga menggunakan model simulasi tersebut untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada es Pluto dalam waktu dekat, memprediksikan bahwa tekanan atmosfer saat ini berada pada puncak musiman nya dan akan jatuh selama beberapa dekade ke depan, sementara itu salju metana musiman akan menghilang.
Sebagai catatan, satu tahun di Pluto adalah setara dengan 248 tahun di Bumi sehingga perubahan ini tidak akan segera terjadi dan tidak berarti akhir dari bentuk hati Pluto.
“Gletser hati setengah yang berada di dalam adalah gletser yang benar-benar besar, yang tidak terpengaruh oleh perubahan musiman. Mungkin ini terbentuk ketika cekungannya juga terbentuk, dan akan tetap berada di sana di masa depan,” Bertrand mengatakan kepada Gizmodo.
“Namun, ini mungkin mengalir dan menjadi pendek sepanjang beberapa ratus kilometer dengan waktu, mengikis dan membentuk pegunungan di sekitarnya.”
- Source : www.rt.com