Kebocoran tritium di Indian Point 80% lebih parah daripada laporan sebelumnya
Ukuran-ukuran baru di pembangkit listrik tenaga nuklir Indian Point di New York menunjukkan tinkat radioaktif tritium adalah 80% lebih tinggi dari yang dilaporkan pekan lalu. Operator fasilitas ini menegaskan bahwa tumpahan ini tidak berbahaya, sementara para pejabat negara menyerukan sebuah penyelidikan keamanan.
Entergy, yang mengoperasikan fasilitas ini 40 km sebelah utara dari Kota New York, mengatakan bahwa peningkatan tingkat tritium ini merupakan “fluktuasi yang dapat diperkirakan ketika materi ini bermigrasi.”
“Bahkan dengan interpretasi baru, tidak ada dampak negatif terhadap kesehatan atau keselamatan masyarakat, dan meskipun kadar ini tetap kurang dari sepersepuluh dari satu persen dalam pedoman pelaporan federal,” kata Entergy dalam sebuah pernyataan.
Gubernur New York, Andrew Cuomo menyalakan sebuah tanda bahaya hari Sabtu kemarin atas laporan-laporan mengenai pencemaran air bawah tanah di Indian Point., mencatat bahwa perusahaan tersebut melaporkan “tingkat radioaktivitas yang mengkhawatirkan” di tiga sumur pengawasan, dengan “radioaktivitas yang meningkat hampir sebanyak 65.000%” dalam salah satu sumur ini.
Sumur-sumur air tanah tidak berhubungan dengna persediaan air minum, dan tumpahan ini akan menghilang sebelum mencapai Sungai Hudson, seorang eksekutif senior Entergy berpendapat pada hari Selasa, menunjukkan peningkatan pengawasan didorong oleh keputusan perusahaan untuk menutup pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya.
“Ada sejumlah pemegang saham, termasuk gubernur, yang tidak menyukai bahwa kami harus menutup Fitzpatrick,” kata Michael Twomey, wakil presiden Entergy untuk urusan eksternal, dalam penampilannya di ‘The Capital Pressroom’, sebuah acara dalam WCNY radio publik.
Pembangkit listrik James A. Fitzpatrick terletak di bagian selatan Danau Ontario, dekat Oswego, New York. Entergy mengatakan bahwa pihaknya bermaksud untuk menutup pembangkit ini setelah bahan bakarnya habis tahun ini, mengutip bahwa melanjutkan operasional dari pembangkit ini tidak menguntungkan.
“Kami tidak puas dengan kejadian ini. Ini bukanlah yang kami perkirakan sebelumnya,” kata Twomey, menambahkan bahwa tumpahan Indian Point ini harus dilihat dalam konteks.
Meskipun pihaknya belum pernah melaporkan masalah pada reaktornya, fasilitas Indian Point ini telah diganggu oleh masalah transformer, sistem pendingin dan komponen elektrik lainnya selama bertahun-tahun. Saat ini perusahaan tersebut mengoperasikan dua rekator, yang keduanya dimulai pada tahun 1970-an.
Pada bulan Desember, Komisi Pengaturan Nuklir federal memperbolehkan Entergy untuk melanjutkan pengoperasian kedua reaktor tersebut, menunda perpanjangan izin. Izin 40 tahun fasilitas tersebut ditetapkan berakhir pada tanggal 12 Desember tahun lalu, namun para regulatorny dilaporkan lebih condong untuk merekomendasikan perpanjangan 20 tahun.
Sebaliknya, Reaktor 4 di Chernobyl Nuclear Power Plant di Pripyat, Ukraina hanya baru berusia tiga tahun ketika fasilitas ini meledak pada bulan April 1986. Sampai hari ini, area seluas 1.000 mil persegi di sekitar fasilitas tersebut tetap sebagai “zona eksklusi”, di mana hunian manusia dilarang.
Kebocoran tritium ini di Indian Point kemungkinan besar terjadi pada bulan Januari, selama persiapan untuk menutup Reaktor 2 untuk pengisian bahan bakar, menurut Entergy. Air yang mengandung isotop hidrogen tingkat tinggi dilaporkan telah memenuhi saluran air dan tumpah ke tanah.
Menurut Entergy, tritium adalah “radionuklida yang memiliki tingkat bahaya yang rendah, yang tidak menembus kulit.” Orang-orang dapat terkena dampaknya hanya melalui paparan internal yang disebabkan oleh air minum dengan tingkat tritium yang tinggi selama bertahun-tahun,” tulis sebuah lembaran fakta Entergy.
Namun, para kritikus lingkungan tidak diyakinkan dengan fakta ini.
“Fasilitas ini tidak aman lagi,” Paul Gallay, presiden dari kelompok pengawas lingkungan Riverkeeper mengatakan kepada New York Daily News. “Semua orang mengetahuinya dan hanya Entergy dan Komisi Pengaturan Nuklir menolak untuk mengakuinya.”
- Source : www.rt.com