www.zejournal.mobi
Jumat, 27 Desember 2024

Krisis Pengungsi: “Merkel Telah Kehilangan Kesadaran Akan Realita”

Penulis : Sputnik News | Editor : Samus | Rabu, 10 Februari 2016 16:36

Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi tekanan yang meningkat ketika para pemilih suara ragu bahwa pemerintahnya mampu mengatasi krisis pengungsi.

Menurut Dr. Hubertus Hoffmann, pendiri globalo.com majalah politik online, Merkel selalu populer karena pendekatan langkah demi langkah nya dan sifta pragmatis nya.

Namun sekarang “ia kehilangan kontak dengan realita. Dan ini selalu menjadi suatu hal yang berbahaya,” Hoffmann mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Radio Sputnik. “Siapa pun yang berani untuk berbicara secara berbeda sedang disingkirkan.”

“Pada dasarnya ini adalah sebuah kesalahan khas dari orang-orang yang terlalu memegang kekuasaan,” kata ahli tersebut.

Menurut statistik resmi, lebih dari 1,1 juta imigran dan pengungsi tiba di Jerman pada tahun 2015. Selain itu, ada sekitar 400.000 migran yang belum terdaftar  dan tinggal di negara tersebut secara ilegal.

“Jumlahnya sudah terlalu banyak. Saya rasa Jerman dapat menerima sekitar 200.000-250.000 setiap tahunnya.” Tapi ini jumlah maksimumnya, sang ahli mengatakan, menambahkan bahwa perumahan dan pekerjaan tidaklah cukup bagi para pendatang baru ini.

Penemuan terbaru mengungkapkan bahwa dalam skenario terburuknya Jerman diperkirakan akan menghabiskan sekitar 50 milyar euro untuk mengatasi masalah pengungsi ini per tahun. Dengan demikian, pengeluaran untuk perawatan kesehatan, akommodasi, kursus bahasa dan biaya lainnya yang berhubungan dengan aliran masuk imigran dapat mencapai tingkat yang belum pernah tercatat sebelumnya pada awal tahun depan.

Menurut Hoffmann, sikap Merkel terhadap para pengungsi secara negatif dapat mempengaruhi prospek partainya untuk memenangkan pemilu berikutnya, karena banyak pemilih suara akan mendukung fraksi lain karena frustasi.

Mengenai tekanan Merkel terhadap negara-negara lain untuk menerima pengungsi, Hoffmann mengatakan bahwa ini bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, prinsip yang menjadi dasar dari Uni Eropa.

“Jika negara lain tidak mau menerima para pengungsi, Anda harus dapat menerimanya,” ahli tersebut menyimpulkan.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar