Santa Klaus di Sini Dilatih untuk Bisa Berkomunikasi dengan Anak Autis
Menjelang Natal, ruang publik seperti mal dan taman kota biasanya menjadi ramai, terutama oleh anak-anak yang menikmati musim libur akhir tahun. Namun bagi anak dengan autisme, rasanya mungkin sedikit berbeda.
Anak dengan autisme dikenal sulit beradaptasi dengan keramaian dan suara bising seperti yang biasa ditemukan di pusat perbelanjaan.
Hal ini kemudian menjadi perhatian utama sebuah yayasan bernama Autism Speaks. Tahun ini adalah untuk kedua kalinya mereka menggelar program bertajuk Caring Santa.
Caring Santa adalah bentuk akomodasi yang diberikan kepada anak autis agar bisa tetap bertemu dengan Santa di tempat keramaian, namun dengan sedikit 'modifikasi'.
Modifikasi apa yang dimaksud? Pertama, Autism Speaks menyediakan Santa Klaus-Santa Klaus yang telah terlatih secara agar dapat mengakomodasi atau berkomunikasi dengan anak-anak autis.
"Sebagai bagian dari latihan, para Santa ini juga tahu mana anak yang butuh perhatian khusus, dan mana yang tidak. Mereka dilatih untuk bisa menggunakan sistem komunikasi khusus dengan anak autis," ungkap Lisa Goring dari Autism Speaks.
Tak hanya itu, Autism Speaks juga berhasil merangkul sejumlah pusat perbelanjaan untuk ambil bagian dalam program ini.
"Banyak anak autis yang tidak bisa berada di tengah mal yang ramai. Beberapa lainnya tidak bisa mengantri untuk bertemu dengan Santa, belum lagi tantangan sensorik lainnya seperti pencahayaan atau bau tertentu," jelas Lisa seperti dikutip dari ABC News, Jumat (11/12/2015).
Dalam hal ini, pihak mal menyediakan jadwal khusus agar anak autis dapat bertemu dengan Santa tanpa perlu mengantri. Bahkan pencahayaan dan musik yang mengiringi mereka akan diatur sedemikian rupa agar membuat anak-anak ini tetap nyaman.
Setiap anak juga diberi kesempatan foto gratis bersama Santa Klaus, berikut tanda pengenal khusus untuk mengidentifikasi bahwa yang bersangkutan merupakan anak dengan autisme.
- Source : health.detik.com