China bersumpah untuk menumpas ISIS ketika sandera dikonfirmasikan tewas
Kementerian Luar Negeri China telah mengkonfirmasikan bahwa ISIS telah mengeksekusi warga negara Cina di Timur Tengah. Kementerian tersebut telah bersumpah untuk “mengadili” para pelakunya.
China telah mengkonfirmasikan identitas korban bernama Fan Jinghui. Sebelumnya ia telah diidentifikasikan oleh para teroris sebagai seorang konsultan freelance berumur 50-an dari Beijing.
Pria tersebut rupanya juga tampil dalam majalah kelompok teroris pada bulan September, di mana ia disiapkan untuk “dijual” bersama dengan sandera lainnya yang berasal dari Norwegia. China dan Norwegia menolak untuk membayar uang tebusan yang dituntut para teroris. Beijing sekarang mengatakan bahwa mereka telah berusaha untuk menyelamatkan sandera China yang “dibunuh secara kejam” ini.
“Pemerintah China mengutuk keras tindakan biadab tanpa kemanusiaan ini dan tentunya akan membawa para penjahat ini dalam keadilan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters.
“Pemerintah China akan menentang segala bentuk terorisme dengan tegas, dan akan menyerang setiap kekerasan yang dilakukan oleh para teroris yang melanggar batas-batas kemanusiaan,” tambahnya.
Menurut Beijing News, Fan adalah mantan eksekutif periklanan yang tinggal di bagian barat kota Beijing. Perusahaannya ditutup pada tahun 2003, dan tidak jelas bagaimana ia dapat berakhir menjadi sandera di suatu tempat di Timur Tengah.
Sebelumnya pada hari Rabu, majalah propaganda ISIS yang berbahasa Inggris, Dabiq, menerbitkan foto dari kedua sandera Fan dan Ole Johan Grimsgaard-Ofstad. Kedua sandera tersebut tampaknya telah dieksekusi dengan luka tembakan di kepala.
Norwegia mengatakan mereka tidak punya alasan untuk meragukan keaslian dari foto tersebut, namun masih memverifikasikan klaim tersebut.
“Kami mengutuk pembunuhan itu,” kata Perdana Menteri Erna Solberg kepada para wartawan di Oslo. Sebelumnya pada bulan September, Solberg menegaskan bahwa Grimsgaard-Ofstad telah ditangkap.
- Source : www.rt.com