Jumlah warga Amerika yang ingin agar ganja disahkan berlipat ganda
Sementara negara AS lebih melonggarkan hukuman bagi para pengguna ganja, hampir satu dari sepuluh orang Amerika merokok ganja – dua kali lebih banyak dari satu dekade lalu. Sepertiganya kecanduan, menurut sebuah penelitian baru, dan jajak pendapat terpisah menunjukkan 58 persen dari penduduk menginginkan agar ganja disahkan secara nasional.
Survei baru tersebut didasari oleh data yang dikumpulkan antara tahun 2012 dan 2013 yang menunjukkan bahwa 9,5 persen orang Amerika menggunakan ganja. Sebagai perbandingan, pada tahun 2001-2002 jumlahnya ada pada angka 4,1 persen, yang berarti bahwa jumlah perokok ganja telah meningkat lebih dari dua kali sejak saat itu.
Bertambahnya penggunaan ganja juga telah meningkatkan penyalahgunaan dan kecanduan dari barang haram ini, yang juga hampir dua kali lipat, dari 1,5 persen menjadi 2,9 persen. Survei tersebut menjelaskan “penyalahgunaan pada ganja” sebagai sesuatu yang membuat orang tidak melakukan kewajiban utama mereka di kantor, rumah atau sekolah, serta sebuah “keinginan gigih untuk mengurangi” penggunaan dan kegagalan untuk melakukannya.
“Berdasarkan hasil survei kami, penggunaan ganja di Amerika Serikat telah meningkat pesat selama dekade terakhir, dengan sekitar 3 dari 10 orang yang menggunakan perkumpulan-perkumpulan ganja sebagai kriteria untuk menjadi kecanduan, “Institut Nasional Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme (NIAAA) mengatakan dalam sebuah siaran pers.
Para ilmuwan mewawancarai 79.000 orang secara total selama survei tahun 2001-2002 dan 2012-2013, yang menanyakan tentang penggunaan alkohol, narkoba dan kondisi kejiwaan mereka.
Orang-orang muda yang berusia antara 18 dan 29 tahun memiliki resiko tertinggi untuk menjadi pengguna dan kecanduan ganja, dengan jumlah pengguna meningkat dari 10,5 persen menjadi 21,2 persen, dan jumlah gangguan yang terkait dari 4,4 persen menjadi 7,5 persen selama satu dekade ini.
Melihat ke dalam aspek rasial, “terutama peningkatan yang dapat terlihat” menunjukkan antara responden kulit hitam dan Hispanik dari survei tersebut.
Para peneliti menghubungkan peningkatan yang signifikan dalam gangguan penggunaan ganja dengan pertumbuhan substansial dalam penggunaan ganja di seluruh negeri pada umumnya, daripada naiknya persentase pecandu. Bahkan, ini menunjukkan bahwa proporsi pengguna dengan gangguan penggunaan ganja mengalami penurunan antara tahun 2001-2001 ketika sejumlah 35,6 persen menderita gangguan tersebut, dan 2012-2013, ketika 30,6 persen yang dilaporkan.
“Temuan-temuan ini menyoroti norma budaya yang berubah terkait dengan penggunaan ganja, yang bisa membawa tantangan kesehatan tambahan bagi masyarakat yang terkait dengan kecanduan, mengemudi di bawah pengaruh ganja dan akses ke pengobatan yang efektif,” kata Nora D. Volkow, direktur dari National Institute on Drug Abuse (NIDA), yang membeerikan kontribusi dana bagi penelitian tersebut.
Meskipun tren tersebut menggelisahkan, 58 persen orang dewasa Amerika berpikir bahwa ganja harus disahkan secara nasional, sebuah jajak pendapat terpisah oleh Gallup yang dirilis pada hari Rabu kemarin menunjukkan. Ini naik dari angka 51% pada tahun lalu.
Angka-angka terbaru ini menandai dukungan yang paling kuat untuk melegalkan ganja dalam 46 tahun survei yang telah dilakukan oleh Gallup. Ketika warga Amerika pertama kali ditanya apakah mereka ingin agar ganja dilegalkan, hanya 12 persen responden yang setuju. Jumlah pendukung ganja telah bertumbuh dengan mantap sejak saat itu.
Saat ini, ada 23 negara bagian yang memiliki undang-undang ganja medis dan empat negara bagian yang memungkinkan penggunaan ganja untuk rekreasi. Tiga negara bagian – Oregon, Colorado dan Washington – juga telah melegalkan jual beli ganja untuk tujuan rekreasi.
- Source : www.rt.com