Bagaimana IDF menyamar di antara warga Palestina
Selama konfrontasi Israel-Palestina di Tepi Barat, media telah memfilmkan apa yang muncul sebagai warga sipil bersenjata yang menangkap dan menyerahkan para demonstran Palestina kepada Angkatan Pertahanan Israel. Orang-orang ini, yang disebut mistaravim, memakai pakaian Arab untuk terlihat seperti orang-orang Palestina saat mereka melaksanakan misi penyamarannya dan terkadang juga membunuh warga-warga Palestina yang sedang dicari oleh IDF.
Mistaravim ini semakin ikut campur di pintu-pintu masuk ke kota-kota Palestina dan dekat permukiman Israel, menunjukkan gesekan antara kedua belah pihak.
Pada tanggal 7 Oktober, mistaravim tersebut dapat terlihat jelas konfrontasi antara IDF dan para mahasiswa Universitas Birzeit, dan sekali lagi pada aksi demonstrasi dekat pemukiman Beit El di bagian utara Ramallah.
Walaupun tidak ada perkiraan yang segera dapat diandalkan, buku Ghassan Da’ar yang berjudul “Mistaravim: Israeli Death Squads” / “Mistaravim: Pasukan Kematian Israel” (2005) memperkirakan bahwa pasukan mistaravim ini telah menewaskan setidaknya 422 warga Palestina dari tahun 1988 dan 2004.
Al Jazeera menayangkan film dokumenter pada tanggal 27 Maret lalu tentang mistaravim, yang membahas misi-misi dan operasi rahasia mereka. Banyak pula video tentang mistaravim dapat ditemukan di YouTube.
Imad Hussein, seorang tokoh terkemuka dalam demonstrasi di Tepi Barat mengatakan kepada Al-Monitor, “Pasukan mistaravim ini berubah dari warga Palestina sipil menjadi tentara Israel yang membawa pistol kecil dalam hitungan detik. Setelah menangkap para demonstran yang mereka inginkan, mereka memakai topi yang bertuliskan “polisi’ dalam bahasa Ibrani. Selama demonstrasi baru-baru ini, disaat para pemuda melemparkan batu kepada tentara, mereka terkejut melihat beberapa pria bertopeng menembaki mereka. Mereka ternyata pasukan mistaravim.”
Orang-orang Palestina mengakumulasikan informasi penting tentang mistaravim selama pemberontakan intifada pertama dan kedua. Para pasukan mistaravim ini berbicara bahasa Arab dengan fasih. Mereka sulit diidentifikasikan di antara massa dalam bentrokan karena orang-orang menutupi wajah mereka dengan syal atau kemeja, karena takut terekam oleh kamera IDF dan kemudian ditangkap.
Wartawan foto Ibrahim Jumaa mengatakan kepada Al-Monitor, “Pasukan mistaravim ini bekerja dengan menyamar di antara orang-orang Palestina. Mereka mendorong mereka untuk melemparkan batu, memajukan dan menyerang para tentara IDF. Mereka juga menyediakan air minum bagi para demonstran, dan sedetik kemudian mereka dapat tiba-tiba menyerang. Saya telah melihat mereka menodongkan pistol pada para demonstran lebih dari sekali di dekat pos pemeriksaan Qalandia di pinggiran Yerusalem, dan di Ofer dekat Ramallah, dan menembak mereka beberapa detik sebelum para tentara datang.”
Baru-baru ini, para mistaravim telah mengambil posisi di barisan depan para demonstran, beberapa meter dari tentara Israel di pintu masuk kota Tepi Barat. Para mistaravim melemparkan batu-batu pada tentara IDF dan berlindung di balik barikade besar untuk menghindari gas air mata dan peluru karet. Tapi kemudian, tiba-tiba mereka menjauh dari para demonstran, mengeluarkan pistol mereka dan mulai menembaki. Pasukan mistaravim tersebut menangkap orang-orang sementara para tentara datang untuk bergabung dan menarik para demonstran yang tertangkap ke kendaraan militer mereka.
Al-Monitor bertemu dengan Abdul Hadi, nama samaran bagi seorang Palestina yang baru-baru ini tertangkap oleh pasukan mistaravim. “Disaat saya berada di antara para demonstran di pinggiran Yerusalem, enam pria bersenjata yang memiliki penampilan seperti orang Arab menyerang kami. Kami lalu menyadari bahwa mereka telah berada di antara kami selama lebih dari satu jam, sampai pada waktunya mereka menangkap tiga orang pemuda. Saya selamat, secara ajaib, bersama dengan dua orang lainnya, setelah para demonstran terus melempari pasukan mistaravim tersebut,” katanya.
Pasukan mistaravim menjalani pelatihan intensif yang berbeda dari tentara Israel biasa. Mereka belajar untuk menguasai dialek dan adat istiadat Palestina. Kadang-kadang mereka menyamarkan diri mereka sebagai orang paruh baya Palestina atau sebagai penjual kelontongan.
Mereka biasanya tiba di wilayah demonstrasi dengan tenang. Para tentara mundur sedikit dan menghentikan tembakan gas air mata dan peluru karet mereka untuk sesaat. Para anggota mistaravim ini kemudian mengelilingi para demonstran dengan cara lihai bekerja sama dengan tentara, dan ketika para tentara maju, pasukan mistaravim ini telah menunggu di bagian belakang untuk menangkap para demonstran yang kabur.
“Cara mereka menangkap warga Palestina sangat kejam dan dianggap sebagai kecurangan, dan yang tertangkap akan menderita pemukulan yang brutal dan tidak adil.”
Pusat Informasi Palestina, sebuah situs resmi Hamas, memposting sebuah artikel pada tanggal 8 Oktober untuk meningkatkan kesadaran di kalangan demonstran atas bagaimana melindungi diri mereka sendiri dari pasukan mistaravim. Artikel ini menyarankan agar para demonstran mengenakan pakaian yang terang, karena pasukan mistaravim ini menggunakan pakaian berwarna gelap dan longgar untuk menyembunyikan senajata mereka. Dan juga mengatakan agar para demonstran memasukan baju mereka karena pasukan mistaravim tidak memasukkan baju mereka untuk menutupi pistol mereka. Situs ini juga merekomendasikan agar para demonstran bergerak dalam kelompok-kelompok kecil sehingga mereka dapat mengenali satu sama lain dan dapat mengidentifikasi orang-orang asing.
Pasukan mistaravim ini memberikan sebuah tantangan nyata bagi kelanjutan demonstrasi Palestina di Tepi Barat. Mereka menangkap para demonstran yang terbaik dan paling aktif, dan menyebarkan kecurigaan di kalangan pemuda Palestina, yang memungkinkan para tentara IDF untuk “membunuh beberapa burung hanya dengan satu batu”.
- Source : www.al-monitor.com