www.zejournal.mobi
Minggu, 22 Desember 2024

IDF menuduh adanya provokator, semena-mena terhadap demonstran sementara kekerasan bergejolak di Tepi Barat (VIDEO)

Penulis : RT | Editor : Admin | Kamis, 08 Oktober 2015 07:42


Ketegangan tetap bergejolak di Tepi Barat, puluhan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan IDF, sementara beberapa warga Israel telah menjadi korban penusukkan dan memaksa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan perjalanan diplomatiknya.

Komunitas Red Crescent Palestina telah melaporkan bahwa 18 pengunjuk rasa terluka oleh peluru-peluru karet, dan empat warga lainnya oleh semprotan merica, setelah sekelompok pemuda menyerang sebuah konvoi kendaraan militer Israel di luar Ramallah, pusat pemerintahan Otoritas Palestina. Times of Israel melaporkan bahwa setidaknya satu pemuda Palestina dalam kondisi kritis dibawa ke sebuah tumah sakit di Yerusalem.

“Hari ini di dekat Beit El, 350 warga Palestina melemparkan batu dan bom-bom molotov, membakar ban-ban dan melempar petasan terhadap tentara IDF. Sebagai tanggapan, IDF menembaki para penghasut tersebut,” kata sebuah pernyataan dari Angkatan Pertahanan Israel yang diberikan kepada kantor berita Times of Israel.

Media Palestina sangat marah dengan rekaman yang diambil oleh beberapa kamera, termasuk kamera-kamera RT, yang menunjukkan tentara Israel terus memukuli dan menendangi beberapa demonstran walaupun mereka telah ditahan.

IDF mengatakan akan menyelidiki rekaman tersebut.

Dalam rekaman lain, beberapa agen-agen Israel berpakaian preman berdiri di samping para demonstran dan menembakkan ketapel-ketapel dan tiba-tiba mengeluarkan senjata api mereka serta mulai menangkap mereka yang berada di sekitar kerumunan para demonstran.

Red Crescent melaporkan bahwa lebih dari 30 orang terluka dalam bentrokan di dekat Yerikho, dan dua pemuda Palestina menderita luka peluru tajam dekat Betlehem, menurut Haaretz, yang mengatakan tidak jelas apakah para pemuda tersebut telah ditargetkan oleh pasukan resmi IDF atau para pemukim Yahudi.

Meskipun pertumpahan darah terus berlanjut, Red Crescent mengatakan korban yang terluka lebih sedikit dari hari Selasa kemarin, yang mana hampir 100 warga Palestina dirawat di rumah sakit.

Setidaknya tiga kasus penusukkan oleh pihak Palestina dicatat pada hari Rabu. Seorang pria Palestina menikam seorang tentara IDF dekat kota Kiryat Gal dan merampas senapannya. Seseorang pria Yahudi menderita luka ringan setelah ditikam oleh seorang wanita Palestina di Kota Tua Yerusalem, kemudian penyerangnya menderita luka-luka serius. Pemuda Paalestina berumur 25 tahun juga menyerang seorang pria Israel segera setelah ia turun dari bus di luar sebuah pusat perbelanjaan di kota Petah Tikva pada Rabu malam, tapi dengan cepat situasi dapat dikuasai.

Di luar Yerusalem, polisi menembaki sebuah mobil milik pihak Palestina ketika sang pengemudi tampak ingin menabraknya secara sengaja, dan seorang wanita Yahudi diserang oleh segerombolan warga Palestina yang marah dekat pemukiman Tekoa, yang menghancurkan kaca mobil dan memukulinya.

“Itu adalah hukuman mati tanpa peradilan. Saya pikir saya akan mati dan memohon agar mereka melepaskan saya,” korban tersebut mengatakan setelah berhasil melarikan diri dan mengatakan kepada LA Times.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah membatalkan perjalanan ke Jerman yang dijadwalkan pada hari Kamis untuk mendapatkan kembali kendali dari krisis tersebut, yang telah secara luas telah dicap sebagai intifada baru atau pemberontakan dengan skala besar.

“Kami masih berada di tengah-tengah gelombang teror. Kami mengambil tindakan tegas terhadap para teroris, perusuh dan para penghasut,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 300 orang telah ditangkap oleh pasukan keamanan Israel pada bulan lalu unutuk perencanaan atau mengambil bagian dalam kegiatan protes, tapi ini belum meningkatkan angka kematian. Setidaknya empat warga Israel dan empat warga Palestina telah tewas dalam insiden kekerasan selama seminggu terakhir.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang muncul untuk membenarkan tindakan-tindakan kekerasan dan dilaporkan telah memerintahkan pasukan keamanan Palestina untuk menghentikan penahanan para demonstran, membuat sebuah pernyataan yang menentramkan pada hari Rabu.

“Saya mendukung sebuah perjuangan popular tanpa kekerasan dan menentang semua kekerasan dan penggunaan senjata. Saya telah membuat jelas beberapa kali bahwa saya tidak ingin kembali masuk ke dalam siklus kekerasan,” Abbas, yang akan segera pensiun dari jabatannya mengatakan kepada Haaretz.

 


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar