www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Mantan pejabat Bush memberikan kursus dalam Perang Irak yang bertajuk 'pengambilan keputusan'

Penulis : Raziel | Editor : Admin | Kamis, 27 Agustus 2015 10:54

Paul Wolfowitz dan Scooter Libby, dua pemain kunci dalam pemerintahan George W. Bush, akan mengajarkan kursus pada musim gugur mendatang mengenai pengambilan keputusan dalam Perang Irak 2003 lalu.

Kursus tersebut yang berjudulkan “Perang di Irak: Sebuah Studi Dalam Pengambilan Keputusan”, akan membahas beberapa “keputusan kunci strategis” selama perang tersebut, menurut keterangan Hertog Foundation di D.C., yang akan menawarkan kursus tersebut selama sepekan penuh.

Wolfowitz, yang menjabat sebagai wakil menteri pertahanan pada 2001 sampai 2005, dan Libby, yang menjabat sebagai penasehat keamanan nasional dibawah wakil presiden Dick Cheney dan Bush selama waktu itu, keduanya menganjurkan untuk berperang.

“Sejarah mengambil aspek yang berbeda bila dilihat tidak dari tahun-tahun yang dihapus dan dengan konsekuensi dari keputusan yang diambil sekarang, tetapi dari sudut pandang para pembuat kebijakan yang sebenarnya disaat keputusan-keputusan menghampiri, peristiwa yang tak terduga dan pemahaman yang tidak sempurna mengintervensi,” sebuah deskripsi dari kursus tersebut terbaca.

Kursus ini hadir disaat Irak kembali menjadi berita utama. Presiden Obama telah memerintahkan sekitar 3.500 tentara AS ke negara tersebut, untuk melatih dan menasihati pasukan Irak untuk memerangi penerus Al-Qaeda di Irak, Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Irak juga telah berada di berita utama sementara para calon presiden 2016 bergumul untuk menjawab apakah mereka mendukung perang 2003 lalu dan apa yang harus dilakukan dalam konflik saat ini.

Pertanyaan tersebut menjadi sangat sensitive bagi kandidat dan mantan gubernur Florida Jeb Bush, diamana kakaknya lah yang telah meluncurkan perang 2003. Wolfowitz juga menjabat sebagai salah satu penasehat kebijakan luar negerinya.

Keputusan untuk meluncurkan perang tersebut telah menjadi salah satu keputusan yang paling kontroversial di masa pemerintahan Bush berdasarkan dugaan kepemilikkan senjata pemusnah masal di Irak.

Pasukan koalisi telah berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein, namun misi tersebut menjadi terpuruk dalam peperangan sekte, dan milisi Syiah dan teroris Sunni yang terinspirasi oleh Al-Qaeda menargetkan diri mereka masing dan tentara AS. Sekitar 3.500 tentara AS tewas dalam pertempuran tersebut.

Bush memerintahkan penambahan pasukan di tahun 2007 yang diberi pujian karena situasi Irak menjadi lebih stabil. Namun, situasi tersebut memburuk setelah penarikkan pasukan AS oleh pemerintahan Obama pada tahun 2011.

Pada bulan Agustus, Wolfowitz mengatakan bahwa AS telah memenangkan perang Irak pada tahun 2009.

Dia juga mengatakan bahwa pemerintahan Obama tidak berusaha cukup keras untuk mengamankan sebuah kesepakatan dengan Irak untuk meninggalkan pasukan AS disana setelah 2011.

Deskripsi dari kursus dalam perang Irak tersebut mengakui konsekuensi dari invasi AS.

“Invasi AS di Irak pada tahun 2003 menghapus rezim yang berulang kali menantang Amerika dengan cepat dan memberikan Irak kesempatan untuk merancang masa depan mereka sendiri. Namun, perang tersebut berubah menjadi kombinasi dari pemberontakkan dan pertempuran sektarian yang menyebabkan ribuan korban AS, melemahkan kehendak dan kredibilitas Amerika, dan memberikan keuntungan bagi musuh regional Amerika lainnya yaitu Iran,” deskripsi tersebut mengatakan.

Namun, deskripsi tersebut menambahkan, “Peristiwa-peristiwa ini terjadi bukan dalam sebuah isolasi, tetapi dengan latar belakang perkembangan internasional yang lebih luas, terutama setelah berakhirnya Perang Dingin, serangan 11 September 2001, dan konfrontasi terus-menerus antara AS dengan Islam radikal.


- Source : thehill.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar