Ganjar-Puan Mungkinkah Bersinar di Tahun 2024?
Kondisi politik tanah air sudah menghangat bahkan panas. Pemilu rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 atau sekitar 2 tahun lagi. Partai politik dan politikus sudah ancang-ancang untuk mengambil langkah politik dengan strategi masing-masing.
Tidak ketinggalan elit partai yang berambisi menjadi Capres berusaha untuk menaikan elektabilitas dan popularitas. Silturahmi politik oleh beberapa partai mulai terlihat. Khusus bagi partai yang tidak mempunyai kandidat Capres mereka berusaha mencari, menggaet tokoh yang dinilai mempunyai elektabilitas cukup.
Tokoh yang langganan jadi kandidat Capres menurut lembaga survey adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies dan Ridwan Kamil belum mempunyai partai. Oleh karena itu beberapa partai politik sudah mulai mendekati mereka, begitu juga sebaliknya.
PDI Perjuangan sebenarnya mendapat hak istimewa. Mereka bisa saja mengusung Capres dan Cawapres sendiri karena perolehan suara Pemilu 2019 mencapai 20%, tidak harus berkoalisi dengan partai lain.
Selain itu PDIP mempunyai kader-kader terbaik yang elektabilitas sangat bagus. Misalnya ada pada diri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sosok Ganjar sangat layak diajukan sebagai Capres.
Pengalaman sangat mumpuni. Dua periode jadi anggota DPR RI, dan 2 periode jadi Gubernur Jawa Tengah. Kedekatannya dengan rakyat membuat popularitas dan elektabilitasnya sangat tinggi.
Sangat disayangkan, sampai saat ini Ganjar Pranowo seolah dicuekan oleh partainya sendiri. Potensi Ganjar yang begitu besar seolah dibiarkan begitu saja. PDIP sekarang ini seolah menginginkan putri mahkotanya yaitu Puan Maharani maju sebagai Capres. Padahal popularitas dan elektabilitas jauh lebih rendah dari Ganjar Pranowo.
Kondisi ini sebenarnya cukup mengherankan. Megawati sebagai pemegang hak veto, dan sangat berpengalaman dalam menentukan Capres seolah sedang mengeluarkan strategi yang sulit ditebak. Apakah sekarang ini Megawati sedang menaikan elektabilitas Ganjar sebagai sosok yang terhina, terpinggirkan? Atau memang Megawati benar-benar mencuekan Ganjar dan memajukan Puan? Waktu yang akan menjawab.
Kabar terbaru cukup mengejutkan adalah bendera berwarna dasar merah yang menampilkan gambar dua elite PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dan Puan Maharani berkibar di Surabaya, Jawa Timur. Mungkinkah PDIP mengusung pasangan Ganjar-Puan untuk Pilpres 2024?
Adanya Gambar Ganjar-Puan di Surabaya adalah jawaban atas kekhawatiran bahwa internal PDIP pecah. Ganjar dan Puan diketahui sama-sama digadang bakal maju di Pilpres 2024.
Bendera Ganjar-Puan ini, menurut saya, adalah jawaban dari kekhawatiran kader PDI Perjuangan akan perpecahan internal, gara-gara promosi yang dilakukan oleh kubu pendukung Puan dan kubu pendukung Ganjar sebagai calon presiden di 2024.
Apakah deklarasi dari relawan ini akan diturui oleh PDIP pusat? Belum tentu juga. Ide penyatuan Ganjar-Puan itu sebagai langkah yang berani. Sebab, pendukung Puan belum tentu mau jagoannya berpasangan dengan Ganjar. Begitu juga sebaliknya.
PDIP memang bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri, tanpa berkoalisi dengan partai lain. Namun, hasilnya kurang baik bagi PDIP. Menurut hasil survei KedaiKOPI jika PDIP mendorong atau mengusung calon sendiri, hasilnya tidak masuk 2 besar, bahkan tidak masuk 3 besar pemilu.
Selain itu, bila pasangan Ganjar-Puan jadi, tidak sesuai dengan prinsip keberagaman PDIP. Partai ini adalah partai yang beragama, dimana kadernya berasal dari berbagai pihak yang berbeda-beda alias beragam.
PDIP juga harus berkaca pada sejarah yang masih hangat. Pilpres 2019, lawan Jokowi adalah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Keduanya berasal dari partai yang sama yaitu Partai Gerindra. Mereka kalah di Pilpres, padahal diusung oleh sejumlah partai agamis dan nasionalis alias beragama.
Kenapa kalah? Karena, bila pasangan ini dipaksakan hanya dengan PDI Perjuangan, tidak akan menjawab keberagaman yang diusung oleh PDI Perjuangan. Gerindra pernah mengusung Prabowo-Sandiaga. Gagal, padahal waktu itu ada beberapa partai politik yang berada di belakangnya, yang cukup mengusung keberagaman juga.
Saya kira usulan pasangan Ganjar-Puan hanya sebatas usaha ide relawan dan meminimalisir benih-benih perpecahan di kalangan internal PDIP. Saya meyakini ide pasangan Ganjar-Puan tak akan terealisasi pada 2024.
Jika PDI Perjuangan dalam hal ini Megawati mau berlapang dada seperti tahun 2019, Ganjar Pranowo diusung jadi Capres. Sedangkan Cawapresnya berasal dari luar partai. Misalnya saja Anies Baswedan atau Ridwan Kamil.
Karena jika Cawapresnya Prabowo, saya kira Partai Gerindra tidak akan mau. Jadi ya milih yang lain saja. Megawati pasti lebih mengetahui.
- Source : seword.com