Partai Politik Tak Malu Berburu Capres
Jika melihat hasil survey, 4 besar kandidat Capres terkuat adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Prabowo sekarang menjadi Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah, Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta dan Ridwan Kamil adalah Gubernur Jawa Barat. Konon katanya Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil menjadi kandidat kuat calon pemimpin di Ibu Kota Negara Nusantara.
Prabowo Subianto sudah mempunyai partai Gerindra. Sampai saat ini Partai Gerindra masih menginginkan jika Ketua Umumnya kembali jadi Capres. Kondisi Ganjar Pranowo masih membingungkan.
Beliau merupakan kader PDI Perjuangan. Tapi elektabilitasnya yang tinggi dan potensinya yang besar jadi Capres seolah dicuekin oleh PDIP. Hal ini membuat Ganjar seolah jadi kebingungan. Dipinang oleh partai lain tidak bisa, alias karagok (sungkan dan membingungkan), oleh PDIP dicuekin.
Kondisi lebih baik dialami oleh Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Keduanya belum mempunyai partai, sehingga bebas dipinang oleh partai politik manapun. Sehingga keduanya bebas menghadiri undangan dari berbagai partai politik.
Khusus Kang Emil, sudah menyatakan bahwa dirinya siap jadi Capres, tapi tidak terlalu berambisi, mengikuti air mengalir saja. Menjadi Gubernur Jabar 2 periode menurutnya lebih realistis.
Makin dekat Pemilu membuat partai politik semakin gencar bermanuver. Geliat sejumlah partai politik (parpol) menyambut Pilpres 2024 mulai terpampang jelas. Tanpa malu-malu, sejumlah parpol terlihat bermanuver dengan mengundang para gubernur langganan survei capres 2024.
PPP, PAN dan NasDem menjadi parpol-parpol yang mulai terlihat bermanuver. Gubernurnya tak lain, ada Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan bahkan Khofifah Indar Parawansa.
Manuver terbaru dilakukan oleh PPP. Manuver PPP cukup tajam terlihat untuk Anies, karena tak hanya mengundang ke sebuah acara.
PAN justru sebaliknya. PAN justru lebih condong ke Ridwan Kamil. Itu terlihat dari intensitas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membagikan momen kebersamaan dengan kandidat calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara yang baru.
Sementara manuver NasDem baru ditunjukkan oleh petinggi partai di tingkat provinsi. Manuver petinggi NasDem di pusat belum terlihat.
PPP mengundang Ridwan Kamil, tapi cuma memberi gelar ke Anies Baswedan. PPP beberapa hari lalu mengundang Anies ke acara partai tingkat provinsi, yakni Muskerwil DPW PPP DI Yogyakarta (DIY) di Bantul. Apakah PPP sedang PDKT ke Anies? Tentu saja. Setiap gerakan partai politik pasti ada maksudnya, tidak hanya begitu saja mengundang tanpa maksud dan tujuan tertentu.
Bila diperhatikan dengan cermat, belakangan ini, Anies Baswedan seolah sedang menjadi 'cover boy' PPP. Pasalnya bukan hanya undangan menghadiri acara partai. PPP juga menobatkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sebagai tokoh persatuan dan pembangunan.
DPW PPP DKI Jakarta yang menobatkan Anies sebagai tokoh persatuan dan pembangunan. Penobatan ini dilakukan pada peringatan hari lahir (harlah) PPP ke-49, yang digelar di kantor DPW PPP DKI Jakarta, Jl I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Minggu (30/1).
PPP juga pernah mengundang Anies, Ganjar, Ridwan Kamil hingga Khofifah ke satu acara yang sama, yakni Munas Alim Ulama PPP pada 17-18 Oktober 2021. Dari empat gubernur, hanya Ganjar yang tidak hadir. Mungkin Ganjar bingung, karena jika hadir bisa dianggap oleh PDIP ingin nyalon Capres tanpa izin dari partai.
Nah, Partai Amanat Nasional saya kira cenderung ke sosok Kang Emil. Manuver PAN juga cukup menukik. Partai yang kini 'dikuasai' besan pendirinya itu belum lama ini juga mengundang Anies dan Ridwan Kamil ke satu acara yang sama.
Partai berlambang matahari putih itu mengundang Anies dan Ridwan Kamil ke acara 'Zulhas Awards', yang digelar di Perpustakaan Nasional, Sabtu (29/1/2022). Dalam acara tersebut Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga menyampaikan pidato tentang 'Islam Tengah'.
Anies dan Ridwan Kamil hadir secara langsung. Keduanya bahkan duduk bersebelahan, sampai-sampai ada yang menjodohkan keduanya menjadi pasangan di 2024.
Berburu calon Capres yang dilakukan oleh parpol adalah suatu yang wajar dalam berpolitik. Khususnya bagi parpol yang tidak mempunyai tokoh yang mempunyai elektabilitas memadai jadi Capres.
Berburu calon Capres, merupakan salah satu cara mereka untuk menyelamatkan diri agar tidak terdegradasi oleh parliamentary threshold 4 persen.
Manuver PAN dan PPP yang paling jadi sorotan, meski ada NasDem yang juga ikut. Manuver mereka juga dianggap sebagai upaya mendapatkan efek ekor jas (coattail effect), yang mana berdampak positif terhadap elektabilitas partai.
Saya tidak sabar menanti, wujud Capres dan Cawapres secara resmi. Karena saya yakin akan terjadi kejutan tokoh yang nantinya berpasangan. Sepertinya halnya Pilpres 2019 lalu.
- Source : seword.com