Pogrom Israel di Yerusalem Dapat Memicu Penghancuran al-Aqsa (Bagian 2)
Silwan
Kota Silwan, juga dikenal sebagai Wadi Hilweh, terletak tepat di luar Kota Tua. Itu telah menjadi korban kampanye kekerasan dan brutal terutama pembersihan etnis, kekerasan, dan perusakan. Selama bertahun-tahun penduduk Silwan menjadi sasaran perusakan rumah dan penggusuran mereka sehingga Pemukim dapat mengambil alih dan penggalian dapat dilakukan. Tak perlu dikatakan, orang-orang yang digusur dan rumahnya dihancurkan atau diambil tidak menerima kompensasi.
Semua ini dilakukan semestinya untuk "alasan ilmiah", sehingga temuan "arkeologis" dapat diungkap. Sejauh ini tidak ada sedikitpun bukti yang ditemukan bahwa Raja Daud pernah ada, namun sebuah taman arkeologi bernama Kota Daud telah dibangun. Ini telah menciptakan banyak ketegangan di Silwan, dengan pemukim pindah ke rumah-rumah Palestina dan pasukan keamanan Israel dan milisi pribadi yang bekerja untuk para pemukim terus-menerus meneror penduduk kota Palestina.
Ramadhan dan perayaan "Hari Yerusalem" yang akan datang selalu berarti kekerasan terhadap penduduk Silwan.
Kota Tua Yerusalem
Zionis tidak menyadari fakta bahwa kota Yerusalem, dan khususnya Kota Tua, selama lebih dari 2.000 tahun telah menjadi mayoritas Muslim dan kota Arab. Budaya, arsitektur, monumen, dan penduduk kota sebagian besar Muslim dan Arab juga dengan beberapa komunitas minoritas, hidup berdampingan bersama mereka, termasuk komunitas Yahudi kecil dan miskin yang tinggal di Kawasan Yahudi.
Pasca penyerangan Israel tahun 1967, Yerusalem Timur bersama dengan Kota Tua jatuh ke tangan Zionis. Sejak itu, Negara Israel telah terlibat dalam kampanye besar-besaran untuk meningkatkan mitologi Zionis, yang mengklaim adanya hubungan antara Zionis dan Raja Daud yang alkitabiah.
Kawasan Yahudi kota telah diperluas dan dibangun ke titik yang merusak pemandangan di kota kuno yang unik dan indah. Seperti yang telah dilakukan Zionis di seluruh Palestina, di Yerusalem juga, mereka telah mengusir orang-orang Palestina dari rumah mereka sehingga pemukim Yahudi dapat menggantikan mereka.
Lebih buruk lagi, ada kehadiran militer dan polisi Israel besar-besaran di kota itu. Peran mereka adalah untuk mengintimidasi warga Palestina dan menguatkan para pemukim, menciptakan lingkungan yang tegang di mana menjadi orang Palestina berbahaya. Selain itu, dalam upaya mengusir pedagang Palestina yang telah memiliki toko di Kota Tua selama beberapa generasi, pemandu wisata internasional dan Israel yang memiliki izin Israel untuk melakukan tur di kota tersebut, menginstruksikan wisatawan untuk tidak berbelanja di toko milik Palestina, hanya di toko milik orang Yahudi.
Lanjut ke bagian 3 ...
- Source : www.mintpressnews.com