Ilmuwan Ingin Mengubah Seluruh Gurun Sahara Menjadi Ladang Energi Raksasa Dengan Panel Surya
Sebuah tim ilmuwan Finlandia memperkirakan bahwa dunia membutuhkan 69% energi primernya dari pembangkit listrik tenaga surya untuk mencapai tujuan bersih-nol (net-zero goal).
Perkiraan ini dibuat 2 tahun lalu yang menyatakan mungkin ada kebutuhan untuk lebih banyak pembangkit listrik tenaga surya.
Sesuai kesepakatan, Sahara dipilih menjadi pilihan yang cocok dan para ilmuwan ingin mengubah gurun Sahara menjadi ladang energi raksasa dengan panel surya.
Namun menurut dua peneliti (Benjamin Smith dari Western Sydney University dan Zhengyao Lu dari Universitas Lund Swedia), konsensus tersebut tampaknya salah.
Kedua peneliti ini memperingatkan bahwa mungkin ada beberapa konsekuensi negatif dari mengubah Sahara menjadi pembangkit tenaga surya raksasa. Ini dapat memengaruhi iklim global.
Energi matahari diserap oleh panel fotovoltaik karena inilah dasar yang diketahui semua orang. Tapi, kita juga harus fokus pada faktor efisiensi panel surya atau kecepatannya mengubah energi yang diserap menjadi listrik.
Antara 15-20% cahaya panel surya yang diserap, diubah menjadi energi listrik. Sisanya tampaknya menjadi masalah menurut Smith dan Lu.
Sisa energi yang tidak diubah menjadi listrik akan dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas. Panel surya menyerap dan melepaskan lebih banyak panas daripada pasir di Sahara menurut para peneliti.
Panas yang tersisa yang dilepaskan kembali ke lingkungan dapat membuat perbedaan antara Sahara dan lautan di sekitarnya. Perbedaan ini akan mengurangi tekanan permukaan udara, membawa lebih banyak hujan dan meningkatkan laju kenaikan dan pengembunan udara lembab. Lebih banyak hujan bisa mengubah Sahara menjadi area hijau lagi.
Namun, kita dapat melihat konsekuensi yang merusak jika kita meredam pola iklim planet kita. Mengubah Sahara menjadi pusat tenaga surya bukanlah ide yang baik menurut para peneliti. Ini mungkin berdampak buruk pada iklim global.
Ekosistem, alam dan pola iklim saling berhubungan. Pasir Sahara membawa nutrisi ke samudra Atlantik dan Amazon. Aliran udara dan sirkulasi laut akan berubah karena panas berlebih yang dihasilkan karena panel surya di Sahara.
Ini pada akhirnya akan berdampak pada iklim dan pola hujan. Mencakup 20% gurun ini dapat menyebabkan suhu global yang lebih tinggi. Wilayah kutub akan lebih terpengaruh dan es akan mencair. Jadi ini bukan ide yang bagus menurut Lu dan Smith.
- Source : greatgameindia.com