www.zejournal.mobi
Selasa, 24 Desember 2024

Lebih Bermartabat Bu Susi Pengganti Edhy Prabowo Ketimbang Fadli Zon

Penulis : Agus Oloan | Editor : Anty | Kamis, 26 November 2020 10:08

Usai Menteri KKP, Edhy Prabowo yang memang sedari awal jadi menteri mengejutkan banyak pihak dan dinilai bakal gagal serta berujung reshuffle oleh berbagai kalangan, termasuk saya sendiri pernah berprediksi bahwa ini menteri tidak cocok mengemban tugas seberat itu, menjaga kelautan dan semua sumber daya alam yang terkandung di dalamnya adalah pekerjaan berat dan hanya Ibu Susi Pudjiastuti yang mengerti, mencintai dan menjaga kelautan kita beserta isinya.

Edhy Prabowo? Ternyata memang benar hanya bisanya pelan-pelan menghancurkan kelautan kita beserta isinya. Kenapa saya katakan demikian? Karena faktanya? Apa yang telah diperjuangkan dan dijaga oleh menteri Susi, dirombak demi memperkaya dia dan kroni-kroninya. Adalah persoalan lobster yang akhirnya menyeret menteri KKP, orang yang paling dekat dengan Prabowo Subianto ini ke hotel prodeo milik KPK usai tangkap tangan dugaan korupsi benih losbter atau benih benur.

Dikabarkan, orang dekat Prabowo Subianto ini diduga menerima suap Rp 3,4 miliar dan US$ 100 ribu terkait izin benih lobster atau benih benur yang sebelumnya sangat dilarang oleh Menteri Susi demi menjaga ketahanan pangan Indonesia dan meningkatkan harga jual lobster tanah air yang menurut pengakuan bu Susi hanya ada di Indonesia.

Lobster seperti kita ketahui bersama adalah barang langka, sumber daya alam Indonesia yang unik dan tidak semua orang bisa makan lobster seenaknya, namun setelah kran ekspor bibit lobster dibuka? Maka harganya bisa murah, dan Vietnam atau Hongkong yang membesarkan bibit-bibit loster tanah air, kembali menjualnya ke Indonesia dengan harga mahal. Kan otak udang namanya itu pemirsah?

Itulah kerjaan menteri KKP sekarang yang telah ditangkap tangan oleh KPK setelah menerima suap dari perusahaan-perusahaan baru yang tentunya berlomba-lomba mendapatkan izin menteri dalam upaya ekspor bibit lobster yang harganya super mahal itu dan bernilai very renewable, artinya tidak akan pernah habis jikalau kita membudidayakan dan menjaganya demi anak cucu kita.

Namun menteri KKP membuka kran ekspor benih lobster yang tentunya oleh perusahaan-perusahaan berlomba mendapatkan tanda tangan dia agar bisa berlomba-lomba mengekspor dengan harga murah dari nelayan, dijual ke Vietnam atau Hongkong dengan harga super mahal. Padahal ketika membuka kran itu, Edhy Prabowo berjanji tidak akan memasukkan keluarga atau kroni-kroninya, perusahaan-perusahaan keluarganya dan akan bersikap adil demi kesejahteraan para nelayan.

Namun seperti itulah politikus, bicara atas nama kesejahteraan bersama – eh maksudnya –kesejahteraan segelintir orang dengan bertamengkan rakyat miskin dan nelayan, Edhy Prabowo berhasil melegalkan ekspor benih benur atau lobster tersebut. Dia berkata selagi demi kesejahteraan bersama, saya tidak perduli akan dihujat atau dikritik. Namun apa terjadi pemirsah?

Dugaan Menteri KKP menerima uang 3,4 miliar Rupiah dari pemegang PT Aero Citra Kargo Amri dan Ahmad Bahtiar melalui Ainul Faqih, staf istri Edhy dan KPK juga mencatat sekitar Mei 2020 Edhy Prabowo diduga menerima US$100.000 (setara Rp1,4 miliar) dari Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito melalui Safri dan Amiril Mukminin menjadi bukti kuat bahwa Edhy tidak benar dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri KKP.

Visi dan misi dia tidak sejalan lagi dengan Visi dan Misi Presiden ketika pertamakali melantik Kabinet Indonesia Maju yang mengatakan jangan korupsi dan tidak ada visi misi menteri, yang ada visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden.

KPK juga menyebut Safri dan Andreau Misanta menerima sebesar Rp436 juta dari Ainul Faqih pada Agustus lalu. PT DPP (PT Dua Putra Perkasa) atas arahan EP (Edhy Prabowo) melalui Tim Uji Tuntas memeroleh penetapan kegiatan ekspor benih lobster dan telah melakukan sebanyak 10 kali pengiriman menggunakan perusahaan PT ACK (PT Aero Citra Kargo).

Selain Edhy, KPK juga menetapkan tersangka Staf Khusus Menteri KKP Safri, staf istri Menteri KKP Ainul Faqih, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, dan Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito. Dua tersangka lainnya yang belum ditahan yakni Staf Khusus Menteri KKP Andreau Pribadi Misanta dan seorang bernama Amiril Mukminin.

Dari hasil tangkap tangan, KPK turut menyita kartu ATM atas nama Ainul Faqih. Rekening staf istri Edhy itu diduga digunakan sebagai penampung dana dari pengusaha terkait perizinan ekspor benur atau lobster. Dan sebahagian uang korupsi tersebut Dipergunakan untuk belanja barang mewah oleh EP (Edhy Prabowo) dan IRW (istri Edhy) di Honolulu pada 21-23 November 2020 sekitar Rp750 juta. Di antaranya berupa jam tangan rolex, tas Tumi, tas Louis Vuitton, dan baju Old Navy. Sungguh tidak asyik pemirsah, sehabis menghambur-hamburkan uang korupsi di Negeri Paman Sam? Tiba di Bandara Soekarno – Hatta langsung terciduk dan dibawa ke KPK.


Berita Lainnya :

Nah, setelah menteri Edhy Prabowo ditangkap KPK dan ditahan, siapakah penggantinya sebagai Menteri KKP yang baru? Jagad media sosial apalagi di twitter terjadi trending polling siapakah menteri selanjutnya di KKP? Ada dua nama, tiba-tiba publik menjagokan Fadli Zon tanpa K menyaingi bu Menteri Susi Pudjiastuti yang kembali dijagokan jagad media sosial pengganti eks Menteri Edhy.

Kenapa pulak si Fadli Zon tanpa K yang taunya hanya mengkritik pemerintah dan jadi jubirnya FPI alias rizieg ini dijagokan jadi menteri? Apa yang bisa dia perbuat? Yang biasanya duduk manis di DPR dan taunya hanya mencla-mencle, ngomong tanpa bibir bergetar tidak pernah kita lihat berkunjung ke pantai, ke laut dan hanya bisa buat puisi ikan buntal, eh ikan tongkol ini jadi menteri?

Akh terlalu berat buat kamu jabatan Menteri KKP Fadli Zon tanpa K, biarlah Bu Susi Pudjiastuti jadi Menteri KKP, karena setelah tidak jadi menteri, beliau tetap menerjang ombak dan selalu berkunjung ke pantai dan laut-laut Indonesia, apalagi beliau adalah orang pertama dan paling depan mengkritisi kebijakan-kebijakan Edhy Prabowo yang mengobok-obok dan mengkotak-katik kebijakan-kebijakan Menteri Susi yang menurut saya sudah cocok dalam upaya menjaga kelautan Indonesia.

Jadi pemirsah, Anda pilih Fadli Zon tanpa K atau Bu Susi Pudjiastuti jadi Menteri KKP yang baru?


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar