Gambar Rizieq Dirobek dan Diinjak, JK Muncul Membela
Aksi pembakaran baliho Rizieq sejatinya sudah muncul sejak beberapa bulan lalu. Dan itu yang kemudian menjadi cikal bakal makin menjamurnya baliho Rizieq di berbagai daerah.
Wajah Rizieq ada di mana-mana. Dengan beragam tulisan provokasi terhadap kerukunan ummat beragama.
Sayangnya, tak ada yang berani menurunkannya. Malah saya curiga ada peran aparat dalam ‘menyukseskan’ pemasangan baliho Rizieq di banyak daerah. Sehingga baliho-baliho itu aman dan terjaga.
Rizieq diagung-agungkan. Bahkan beberapa hari lalu muncul video shalawat terhadap Rizieq. Iya, kalian ga salah baca kok. Para laskar itu bershalawat kepada Rizieq, sambil menghadap baliho.
Dalam ajaran Islam, yang dilakukan laskar FPI ini sudah masuk kategori menyembah berhala. Sementara bershalawat pada Rizieq itu secara otomatis mensejajarkan Rizieq dengan Rasulullah. Sungguh sesat dan naif.
Penyambutan Rizieq di bandara, acara nikahan anaknya sampai maulid Nabi, dengan kerumunan massa yang cukup banyak, kemudian dibangga-banggakan. Katanya, bahkan Presiden pun tak akan disambut dengan sebegitu meriahnya.
Mungkin para laskar itu bodoh, makanya miskin dan puas dengan nasi bungkus. Mereka ga paham bahwa massa sebanyak itu dikerahkan oleh para bohir yang punya kepentingan politik. Mereka hanya dimanfaatkan.
Kalau memang Rizieq itu punya banyak pendukung, kenapa yang maju di Pilkada DKI malah Anies? Bukan Rizieq? Bukankah Rizieq hanya jadi tukang demo yang memobilisasi massa untuk menjatuhkan Ahok? Tapi sekali lagi, mungkin karana laskar itu bodoh, jadi tak bisa menyadari beberapa fakta sederhana.
Sekarang, babak selanjutnya dimulai. Gong ditabuh pertama kalinya oleh seorang artis perempuan, Nikita Mirzani. Dengan begitu percaya diri, seorang Nikita menyerbu laskar-laskar FPI. Sampai membuat ustad Maher Albabi alias Soni Soneta kebakaran jenggot dan mau mengerahkan 800 orang untuk menyerbu rumah Nikita.
Lalu kemarin, secara massif TNI bergerak merobek-robek baliho Rizieq. Tidak hanya diturunkan, tapi dirobek-robek secara dramatis dan menjadi tontonan publik.
Pangdam Jaya mengklaim bahwa penurunan baliho Rizieq adalah perintahnya. Bahkan Mayjen TNI Dudung Abdurrahman secara terbuka menyampaikan, bahwa FPI bisa dibubarkan karena tidak berguna dan hanya jadi perusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Setelah itu aksi penolakan Rizieq bermunculan. Bali, Banten dan Medan kompak mengadakan aksi menolak Rizieq.
Rakyat juga bergerak menurunkan baliho Rizieq. Tidak hanya itu, baliho Rizieq diinjak-injak oleh demonstran. Setelah itu baliho tersebut dibakar.
Sampai di sini, harga diri Rizieq sudah tidak ada lagi. Rizieq yang diagung-agungkan lewat pemasangan baliho, hari ini diinjak injak dan dibakar.
Laskar FPI yang biasanya reaktif dan langsung melakukan sweeping, hari ini tak terlihat batang hidungnya. Tak ada perlawanan. Jangankan mau melawan TNI, melawan aksi rakyat biasa pun FPI tak mampu.
Namun, ketika martabat Rizieq berada di titik nadir, tak ada yang mampu membelanya, tiba-tiba JK muncul membela.
Mantan Wapres itu menyebut Rizieq adalah pemimpin kharismatik. Dan sekarang ini terjadi kekosongan pemimpin, sehingga Rizieq muncul sebagai alternatif yang didukung okeh masyarakat.
JK nampak ingin menyelamatkan Rizieq agar tetap disegani dan dihormati. Tetap dianggap kharismatik dan mulia.
Sampai di sini, dugaan bahwa JK yang membiayai kepulangan Rizieq, karena bersamaan dengan kedatangan JK ke Arab Saidi, semakin kuat dan logis. Jangan sampai boneka yang sudah ‘dibeli’ dengan harga mahal itu malah menjadi sampah yang tak dihormati lagi. Rugi bayar mahal-mahal.
Sebagian kita mungkin geram dengan pernyataan JK. Tapi beginilah realitas politik di Indonesia.
Ini bukan sekedar pertandingan yang langsung selesai. Ini tentang cerita panjang yang akan terus bergulir.
Para laskar pemuja baliho itu setelah ini akan memuja JK. Meyakini pernyataannya. Untuk itu kita juga harus terus menyuarakan betapa hinanya Rizieq di mata masayarakat. Kalau perlu, aksi pencopotan baliho, menginjak gambar Rizieq dan membakarnya, harus terus dilakukan sampai Rizieq ditangkap.
Selanjutnya, jangan hanya Pangdam Jaya yang bergerak. Kalau bisa 14 Kodam lainnya juga melakuan aksi serupa, unjuk kekuatan merobek-robek baliho Rizieq. Agar ulamanya para laskar yang mendapat gelar porn fugitive dari media Australia, semakin hina dan tak punya harga diri lagi.
Karena bagaimanapun JK itu hanya satu. Sudah tua pula. Sementara Nikita Mirzani, TNI dan seluruh masyarakat Indonesia bisa bahu membahu menjaga negeri ini dari provokasi dan ancaman perpecahan.
- Source : seword.com