MAKI Pertanyakan Hilangnya Seluruh Rekaman CCTV Kejagung Pasca Kebakaran
Hasil penyidikan Bareskrim Polri atas kasus kebakaran Gedung Kejagung, menyisakan keraguan, khususnya bagi Masyarakat Anti Korupsi / MAKI. Dalam acara Aiman Kompas TV, Buyamin Saiman mengemukakan hasil uji coba yang dilakukannya terhadap obat pembersih lantai, yang dikatakan penyidik sebagai akseleran bagi penyebaran api ke seluruh kawasan gedung.
Tidak hanya Buyamin, reporter Aiman Wicaksono sendiri melakukan uji coba yang sama, karena dirinya merasa tidak yakin bahwa cairan jenis ini benar sebagai biangkerok menjalarnya api. Dan dari uji coba keduanya, mendapatkan cairan itu terbukti tidak mudah terbakar, berbeda dengan temuan ahli yang dirujuk penyidik.
Jika temuan Buyamin dan Aiman ini mampu membuktikan hal sebaliknya dibanding keyakinan Bareskrim Polri, tentu saja ada potensi para tersangka yang telah dijerat pasal pidana, akan menjadi korban. Dan sebaliknya para pelaku sesungguhnya akan bebas melenggang.
Menurut Buyamin, jika di dunia kriminal ada pelaku pembunuh bayaran, maka boleh jadi dalam kasus kebakaran Gedung Kejagung, ada pelaku pembakar bayaran. Hal ini memperkuat dugaan, bahwa hasil penyidikan yang menunjuk delapan tersangka sebagai yang bertanggung jawab, merupakan keputusan prematur dan bisa saja akan dimentahkan ketika diajukan ke pengadilan.
Majelis hakim dan tim pengacara niscaya akan berusaha meminta bukti yang lebih meyakinkan, bahwa benar cairan yang disebut menjadi akseleran, adalah barang yang mudah mengalirkan api, karena faktanya, sebagaimana uji coba di luar penyidikan, benda itu nyata-nyata tidak mudah terbakar.
Kejanggalan lain yang memperkuat keraguan MAKI, adalah hilangnya semua rekaman CCTV, karena ternyata pihak kejagung tidak menggunakan media claud recording. Jika untuk CCTV selevel rumahan saja biasa memanfaatkan teknik cloud, keraguan kita pun semakin kuat, jika instansi setingkat Kejagung tidak membackup rekaman itu minimal sama dengan level rumahan tadi.
Buyamin mengemukakan “imajinasi liar”, demikian dia menggambarkan kecurigaannya, bahwa dengan hilangnya semua rekaman CCTV, maka jejak hubungan para tersangka yang sedang diusut oleh Kejagung, semisal kasus Jaksa Pinangkih dan Djoko Tjandra, menjadi penyelamat bagi calon tersangka lainnya yang notabene berkaitan dengan para terdakwa, yakni pejabat lebih tinggi.
Lemahnya keyakinan tentang benda yang menyebabkan seluruh gedung terbakar, minimal bagi pihak MAKI dan reporter Aiman Wicaksono, menyiratkan dugaan liar lainnya. Bisa jadi para pekerja yang menjadi tersangka dan penanggung jawab pengadaan obat pembersih, hanya dijadikan kambing hitam. Dan ada dua sasaran yang di satu sisi diuntungkan oleh kasus ini, dan di sisi lainnya menjadi korban.
Faktanya, proyek yang sedang dijalankan oleh para pekerja, bukanlah berasal dari perencanaan institusi Kejagung, melainkan berasal dari perencanaan individu pejabat Kejagung. Jika dirunut ke belakang, adakah kebetulan ini telah direncanakan sedemikian rupa?
Direktur Ditipidum Bareskrim Polri, Brigjen Ferdy Sambo mengaku telah melibatkan ahli dari UI dan IPB untuk membantu para penyidik, guna meyakinkan bahwa benda yang diduga kuat menjadi akseleran menyebarnya api, memiliki kekuatan ilmiah.
Yang menjadi persoalan, hasil uji coba yang dilakukan di luar rangkaian penyidikan, justru menunjukkan hal sebaliknya. Maka publik harus mendapatkan keyakinan, benarkah hasil temuan penyidik bisa dipertanggung jawabkan?
Jika keraguan Buyamin dan Aiman mendapatkan fakta lebih kuat, disamping akan melemahkan temuan penyidik dalam proses peradilan nanti, juga akan menimbulkan pertanyaan lebih jauh, jangan-jangan cairan dan para tersangka itu hanya menjadi pengalihan isu, dari para pelaku sebenarnya.
Karo Penum, Brigjen Awi Setyono yang turut diwawancara, menyebutkan bahwa hasil penyidikan sudah sesuai dengan proses standar penyelidikan dan penyidikan. Namun ketika kita memfokuskan pada isu penyebab menyebarnya api ke seluruh gedung, benar-benar kita ragukan. Bukti visual yang ditunjukkan sang reporter, yang mendemonstrasikan bagaimana cairan pembersih itu memang tidak mudah terbakar, berpotensi akan dipakai oleh para tersangka untuk menyangkal bukti yang disampaikan penyidik.
Jika hasil demo tersebut akan mementahkan temuan para penyidik, kita tentu mengkhawatirkan bahwa para tersangka akan melenggang bebas, karena mereka tidak meyakinkan majelis hakim, sebagai yang bertanggung jawab.
Yang harus diungkap tuntas, tentu saja lebih jauh dari sekedar benda apa dan siapa yang menyebabkan api itu cepat menjalar, tetapi bagaimana bisa semua rekaman CCTV lenyap dan bisa saja keanehan ini didesain sedemikian rupa, agar semua rekaman yang dimiliki Kejagung mudah disembunyikan.
Kita berharap pihak Bareskrim mampu menelusuri semua dugaan yang mungkin berada di balik peristiwa itu, bukan terbatas pada bukti di permukaan, yang ternyata sangat mudah disangkal oleh para tersangka.
- Source : seword.com