Gelar KTT Di Cairo, Liga Arab Tolak ‘Kesepakatan Perdamaian’ Buatan Trump
Liga Arab telah menolak kesepakatan perdamaian buatan Presiden AS Donald Trump dan mengatakan kalau kesepakatan ini tidak akan membawa perdamaian antara Israel dan Palestina. Sebelum ditolak Liga Arab, Palestina lebih dulu menolak kesepakatannya.
Para anggota Liga Arab hari Sabtu lalu menggelar pertemuan di Cairo untuk mendiskusikan kesepakatan yang digadang-gadang Trump sebagai “kesepakatan abad ini” dan pendekatan realistis untuk membawa perdamaian pada Israel dan Palestina.
Berbicara di hadapan para hadirin, Presiden Palestina Mahmood Abbas mengumumkan bahwa pihaknya akan memutus seluruh hubungan dengan AS dan Israel dan tidak akan menjadi orang yang namanya tercatat dalam sejarah sebagai sosok yang “menjual” Yerusalem.
Many feared (or hoped) the Arab states would abandon the Palestinians and embrace the Trump plan. It would appear that did not happen.
— Khaled Elgindy (@elgindy_) February 1, 2020
Arab FMs reject Trump's Israeli-Palestinian plan https://t.co/3gE6ZWJOMC
Usai mempelajari posisi Amerika dengan sangat hati-hati, Liga Arab memilih berada di sisi Abbas dan menolak kesepakatannya pada hari Sabtu.
Seluruh petinggi negara anggota Liga Arab mengatakan kesepakatannya tidak akan membawa perdamaian kepada kedua belah pihak (Israel-Palestina) dan menegaskan bahwa Liga Arab tidak akan bekerja sama dengan AS dalam mengimplementasikan kesepakatannya.
Untuk diketahui, dalam kesepakatan ini pemukiman Israel di Tepi Barat akan disahkan, dan negara Yahudi ini akan mengambil alih sejumlah besar tahan subur milik Palestina.
Meskipun dalam kesepakatan ini Palestina diakui sebagai negara yang berdaulat, ibukota negara ini akan berada di luar Yerusalem Timur, sementara kebijakan perbatasan dan keamanannya akan ditetapkan oleh Israel.
Terlebih lagi, kesepakatan ini mengakui seluruh wilayah Yerusalem, meliputi sejumlah tempat suci di Gunung Bait sebagai properti milik Israel.
Seperti yang kerap diberitakan, Israel maupun Palestina saling mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya. Dengan memilih menyerahkan kota tua ini kepada Israel, Trump nampaknya telah bersiap menghadapi penolakan Presiden Abbas dan negara-negara Arab.
Kepada kantor berita RT Arab, wakil ketua Liga Arab Hossam Zaki mengatakan, pertemuan darurat ini bertujuan untuk menentukan sikap negara Arab terhadap kesepakatan perdamaian buatan Trump.
“Sikap yang diambil berlaku untuk seluruh negara anggota,” Zaki menekankan.
Zaki yakin aturan yang dibuat Amerika tidak adil dan mengabaikan kepentingan rakyat Palestina.
“Sekitar sepertiga wilayah Palestina saat ini akan menjadi milik Israel. Sebaliknya, Israel hanya memberikan Palestina lahan di daerah gurun sebesar 14 persen dari keseluruhan wilayah, sebagai ganti atas tanah yang subur dan sumber air di Tepi Barat. Hal tersebut tentu sangat tidak adil bagi Palestina.”
- Source : www.rt.com