www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Banglades Dirundung Wabah DBD Terparah Sepanjang Sejarah. Kurang Dari Sehari 1.000 Orang Terdiagnosa DBD

Penulis : RT | Editor : Indie | Kamis, 01 Agustus 2019 11:26

Rumah sakit kelimpungan dan media sosial dipenuhi permintaan donor darah lantaran 1,000 orang, yang sebagian besarnya anak-anak, baru saja terdiagnosa menderita demam berdarah dengue dalam 24 jam terakhir.

Menurut data resmi negara, sejak bulan Januari delapan orang dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi DBD. Beda data negara beda lagi data media setempat, sampai saat ini jumlah korban meninggal akibat DBD diketahui mencapai 35 orang, sementara 13.000 orang lainnya positif DBD.

Di bulan Juli saja, tercatat ada 8.343 kasus DBD di penjuru Banglades.

Untuk diketahui, terjadi lonjakan kasus DBD dari bulan Mei ke Juni dari yang tadinya 184 kasus menjadi 1,820 kasus DBD.

Sejauh ini, ibukota Dhaka, masih menjadi wilayah dengan pasien DBD terbanyak.

“Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak kami mulai mencatat jumlah pasien DBD 20 tahun yang lalu,” ujar Ayesha Akter, pejabat senior Kementerian Kesehatan pada AFP.

Gejala DBD sendiri mirip dengan gejala flu, seperti demam tinggi, nyeri otot dan persendian, sakit kepala dan ruam seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, kondisi pasien dapat berkembang menjadi demam berdarah mematikan.

Sayangnya, untuk saat ini belum ada vaksin atau obat-obatan spesifik yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini.

Ikut menanggapi fenomena ini, WHO memperkirakan dari jutaan orang yang terinfeksi DBD setiap tahunnya, sekitar 12.500 diantaranya meninggal, sementara 500.000 lainnya perlu opname di rumah sakit.

Saat ini Divisi Kendali Penyakit Banglades secara resmi telah meminta bantuan WHO untuk mengendalikan populasi nyamuk di negara ini untuk menekan angka kasus DBD.


Berita Lainnya :

Tak hanya Banglades, Filipina juga dilaporkan mengalami wabah DBD besar-besaran setelah menghadapi lonjakan kasus DBD hingga 85% dari tahun ke tahun.

Saat ini, kekhawatiran akan wabah DBD semakin meningkat lantaran perubahan iklim dapat memicu nyamuk aedes aegypti betina bermigrasi dari Asia Tenggara ke negara lainnya seperti AS, Australia, Jepang dan China.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar