Dokter Sebut Pria Berpendidikan Rendah Cenderung Mudah Terkena Kanker Penis
Baru-baru ini presiden Bolsonaro menghimbau seluruh warga tentang pentingnya pola hidup higienis untuk mencegah meluasnya wabah penyakit kanker penis di kalangan masyarakat Brazil.
Nampaknya, Presiden Brazil Jair Bolsonaro terpukul setelah mengetahui ada lebih dari 1.000 pria di Brazil yang harus menjalani amputasi penis setiap tahunnya.
Kemarin, pasca mengunjungi Menteri Pendidikan, sang presiden mengungkapkan kekhawatirannya terhadap “fenomena konyol” seperti ini. Menurut Bolsonaro, tingginya angka amputasi penis di Brazil terjadi akibat minimnya air bersih dan penggunaan sabun mandi oleh masyarakat.
Turut mengomentari fenomena amputasi penis di Brazil, Dr Eduardo de Castro Ferreira, anggota departemen onco-urologi spesialis kanker penis mengatakan bahwa kanker penis biasanya menyerang para pria berpendidikan rendah yang tidak mementingkan kebersihan organ intimnya. Selain itu virus phimosis dan HPV juga menjadi penyebab seseorang terkena kanker penis.
Sang dokter mengatakan dirinya sepemikiran dengan Presiden Jair Bolsonaro yang mengatakan cara terampuh terhindar dari penyakit ini dengan rajin menggunakan air bersih dan sabun.
“Penyakit ini (kanker penis) biasanya menimbulkan bisul yang disertai rasa sakit pada alat kelamin pria. Sayangnya, kebanyakan pria menunggu sampai setengah tahun sebelum akhirnya meminta pertolongan medis untuk mendiagnosa penyakitnya dan mencari cara penyembuhannya,” ujar dokter Castro Ferreira.
“Kalau Anda rutin mandi tiga kali sehari dan memakai sabun setidaknya sekali dalam sehari, Anda akan terhindar dari penyakit kanker penis.”
Kendati demikian, sang dokter mengingatkan agar penyakit ini tidak disamaratakan dengan penyakit kanker lainnya seperti kanker prostat, payudara dan serviks karena ketiga kanker ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Sementara kanker penis, penyebabnya sudah pasti berkaitan dengan gaya hidup orangnya sendiri.
“Penyakit ini (kanker penis) bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, sangat penting mensosialisasikan penyebab penyakit ini, sebelum seseorang benar-benar terjangkit.”
- Source : sputniknews.com