www.zejournal.mobi
Minggu, 29 Desember 2024

Ulama terkemuka Saudi: Wanita di kalangan Kerajaan seharusnya tidak dipaksa memakai Abaya

Penulis : Sputnik | Editor : Indie | Selasa, 13 Februari 2018 10:30

Seorang ulama terkemuka di Arab Saudi baru-baru ini menyarankan kalau para wanita yang berada di dalam kerajaan agama fundamentalis tidak harus dipaksa untuk memakai abaya, sebuah pakaian menyerupai gaun yang dipaksa pakai oleh beberapa wanita di negara Muslim untuk menutupi tubuh mereka di muka umum.

Menurut Sheikh Abdullah al-Mutlaq, seorang anggota Dewan Terpelajar Senior Arab Saudi, wanita harus berpakaian sopan namun tak harus memakai baju seperti abaya. Di dalam hukum Riyadh saat ini, seluruh wanita harus menggunakan abaya di lingkup ruang publik.

“lebih dari 90 persen wanita Muslim yang taat di negara-negara Muslim tidak memakai abaya. Jadi, seharusnya kita tidak memaksa mereka untuk memakai abaya,” ujar Sheikh Mutlaq pada hari Jumat lalu.

Ucapan sang ulama muncul bertepatan dengan Sang Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman yang saat ini sedang berupaya untuk mereformasi aturan kerajaan yang konservatif melalui visi program tahun 2030 yang dimilikinya.

Awal tahun ini, usai puluhan tahun disebarkannya ideologi ketaksetaraan gender, wanita Saudi saat ini diizinkan untuk mengendarai mobil. Bulan lalu, para wanita di kerajaan akhirnya diizinkan memasuki berbagai stadion olahraga di beberapa kota untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung.

Sebagai tambahan, sebuah larangan bagi wanita untuk memasuki bioskop baru-baru ini telah diangkat di negara Muslim Sunni tersebut untuk pertama kalinya dalam tiga dekade. Bioskop pertama dijadwalkan akan beroperasi pada bulan Maret tahun ini.

Namun, wanita di Arab Saudi masih memerlukan izin dari sanak keluarga laki-lakinya jika ingin membuat paspor, berpergian ke luar negeri, menikah, membukan akun bank, memulai sejumlah bisnis tertentu, melakukan operasi atau meninggalkan tahanan.

Pernyataan dari Sheikh Mutlaq tersebut mendapat berbagai reaksi di media sosial,


Berita Lainnya :

Seorang pengguna Twitter asal Saudi mengatakan, “Kesucian dan morak tak harus dihubungkan dengan selembar pakaian.”

“Abaya merupakan masalah tradisi di salah satu wilayah kami dan kemudian menjadi diterapkan di seluruh wilayah. Hal ini taka da hubungannya dengan agama,” tulis seorang pengguna Twitter Mashari Ghamdi.

“Bahkan jika seratus fatwa telah dikeluarkan, saya bersumpah atas nama Tuhan saya akan selalu memakai abaya. Bahkan ketika saya mati. Girls, jangan dengarkan semua fatwa itu.” Tulis pengguna Twitter @Kooshe90, mengacu pada interpretasi hukum Islam yang diajukan oleh seorang ahli agama.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar